"Baby Ar... jangan lari2 nak!" Prilly mengejar baby Ar yang berlarian kesana kemari di taman.
Usianya yang baru 2 tahun, baby Ar sedang lincah-lincahnya. Lari kesana, lari kesini, kalo nggak di awasin bahaya. Badannya yang gempal membuat larinya tak seberapa kencang, kadang suka jatuh karena badannya yang tidak seimbang. Baby Ar tumbuh menjadi anak yang pandai diusianya yang baru 2 tahun ini, bahkan dia sudah masuk sekolah. Sekolah bermain sh tepatnya, anak seusia baby Ar ini lagi senang-senangnya bermain. Makanya Prilly memasukannya ke sekolah bermain, sekalian untuk belajar berinteraksi juga dengan teman2 seusianya.
Biasanya kalau pagi Ali sama Prilly yang mengantar baby Ar sekalian berangkat kerja dan siangnya baru Prilly yang jemput, karena Ali nggak mungkin kn. Dia harus praktek dirumah sakit, paling pulangnya sore dan langsung menyusul istri dan jagoan kebanggaannya ditaman bermain. Iya, baby Ar setiap sore rutin ke taman. Entah kenapa kalau tidak ke taman sehari saja langsung ngambek.
Dug
Huwaaaaaaa
Suara tangisan baby Ar mengagetkan Prilly yang sedang mengatur nafasnya yang masih tersenggal karena mengejar baby Ar.
"Ya Allah nak... sakit yah? Kan mommy udah bilang jangan lari2, jatuh kn" kata Prilly memperingati. membantu baby Ar bangun.
"Baby Ar kenapa mom?" Ali yang baru dateng langsung mengahampiri mereka.
"Astaghfirullah... ini kenapa bisa luka gini mom?" Tanya Ali khawatir
"Mommy kemana aja sh baby Ar sampe luka gini? Jagain anak satu aja nggak bisa!" tanpa sengaja Ali membentak Prilly saking khawatirnya dengan baby Ar. Mungkin karena lagi capek juga, pas pulang malah liat anaknya luka, yaudah deh emosi menguasai.
Tanpa babibu lagi Prilly pergi meninggalkan mereka dengan air mata menggenang di pelupuk matanya.
Sakit rasanya dibilang nggak bisa jaga anak, padahal selama ini Prilly selalu berusaha meluangkan waktu untuk baby Ar dan juga Ali. Walaupun dia capek karena aktivitas mengajarnya tapi Prilly tidak pernah mengeluh. Malah Ali sendiri yang akhir2 ini kurang perhatian sama Prilly, katanya pasien dirumah sakit lagi banyak terus dan kebetulan dokter umum patner dia lagi cuti hamil.
Akhir2 ini Ali kurang perhatian sama Prilly. Apa2 baby Ar, pulang kerja baby Ar, berangkat kerja baby Ar, tidurpun kadang sama baby Ar. Prilly diabaikan, mungkin saking menikmatinya jadi seorang daddy. Iya sh bagus perhatian sama anak, tapi jangan juga mengabaikan mommy nya dong. Pikirnya anaknya saja yang butuh perhatian? Mommy nya juga butuh!
Prilly menghempaskan badannya yang terasa remuk karena aktivitasnya hari ini yang lumayan menguras tenaga dikasur empuk miliknya. Isakan tangis yang sadari tadi dia tahan akhirnya meledak juga, air matanya mengalir membasahi pipi mulusnya
Sesak...
Di taman, Ali menggendong baby Ar untuk pulang setelah mengobatinya tadi. Lukanya tidak parah cuma lecet doang, tapi tanpa sadar Ali sendiri telah membuat luka di hati Prilly yang tidak akan mudah sembuh seperti lukanya baby Ar.
Sadar Ali telah salah tadi membentak Prilly, di depan baby Ar lagi. Harusnya kalau mau menegur istri jangan di depan anak, nggak baik. Nanti anak merasa dibelain, dan akan jadi kebiasaan saat dimarahi minta pembelaan dari daddy nya.
"Dad...?" Panggil baby Ar mengagetkan Ali yang sedang memikirkan Prilly atas ucapannya.
"Iya sayang, kenapa?"
"Al mau jujul sama daddy... tadi, yang salah bukan mommy dad... tapi al" Ar berkata dengan logat cadelnya sambil menundukkan kepalanya. Takut daddy nya akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cinta
FanfictionKatanya sahabat tapi posesif, katanya sahabat tapi saling cemburuan... Ini adalah tentang cinta Ali dan Prilly. Tentang cinta sepasang sahabat yang terjebak dalam zona nyaman bernama persahabatan. Tentang cinta yang butuh status untuk pembuktian. T...