Prologue

1K 25 0
                                    

Apa salahnya mencintai seseorang?

Di satu waktu aku menemukan jawabannya : Tidak, tidak ada yang salah. Bagaimana mungkin afeksi disalahkan? Rasa itu datang tiba-tiba tanpa permisi dan perizinan yang jelas. Mau seperti apapun bentuk dan tingkah orang yang telah merebut perhatianmu, jika kau suka, ya suka. Tidak ada yang salah dari hal itu. Aku pun menemukan jawaban dari pertanyaanku sendiri : Aku tidak salah mencintai Bintang. Memimpikan hidup bersamanya, tidur di pelukannya, mendengarkan kisahnya-kisahnya, berdua kita menanti senja setiap hari. Dan...disini aku duduk sendiri menatap langit diatas atap sebuah ruko, menunggu Bintang kembali.

Kata-kataku hanya sekedar kiasan saja. Tentu dia tidak akan pernah kembali.

Oh, bukan.

Wujudnya tidak hilang, dia masih ada. Bahkan lebih sehat dari sebelumnya. Hanya saja, Bintang sekarang tak lagi memanggil namaku. Dia tak akan pernah kembali untuk menemuiku.

Bagian dari diriku sakit ketika terfikir bahwa Bintang begitu dekat namun terasa sangat jauh, jauh sekali hingga tidak bisa kusentuh.

Bukan hal yang mudah untuk menerima kenyataan, karena kami pernah punya cerita yang sangat indah, dan itu berlangsung cukup lama hingga aku yang mengakhirinya. Iya, aku yang memutuskan untuk meninggalkannya. Terdengar aneh, bukan? Aku yang meninggalkannya dan aku juga yang dibalut sedih. Seperti pembunuh yang menyesal telah membunuh korbannya.

Pepohonan disampingku, daunnya telah berganti warna. Panjang batangnya bertambah semenjak terakhir kali aku kesini. Banyak burung berkicau, entah apa yang mereka celotehkan. Semua tampak berubah, tempat ini berubah, aku berubah, Bintang berubah, "kami" berubah. Aku melihatnya menunggangi kuda coklat, menerjang garis horizon. Dia memang pencinta kuda, dan kuda juga sangat suka padanya. Aku tidak pernah suka kuda. Kuda tidak pernah nyaman berada didekatku. Mungkin jika aku ingin pergi bersamanya menunggangi satu kuda yang sama, kuda itu akan melemparku jauh dan dia akan berlari bersama Bintang. Mungkin, itu tandanya bahwa aku tidak akan pernah bisa bersama Bintang.

Aku telah menjawab pertanyaanku sendiri; Tidak ada salahnya mencintai seseorang. Lalu, kenapa aku dan Bintang tidak bisa bersama? Kenapa cerita kami berhenti bahkan sebelum mencapai klimaks? Aku jatuh cinta pada Bintang Khaidir dihari aku meninggalkannya. Aku bahkan belum sempat mengatakan kata yang seharusnya ia dengar berulang-ulang kali; "Love you." Tidak adil bukan? Bukankah seharusnya, jika cinta tidak pernah salah, ia akan menyatukan kami sampai waktu berhenti? Apakah ini artinya bahwa cinta bisa salah?

Dadaku terasa sesak.

Senja di Mata BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang