Aku lagi mandangin pulpen sambil bertanya-tanya kenapa ini namanya pulpen.
Padahal pensil aja namanya pensil, kenapa pulpen jadi pulpen, bukan pensil?
Aneh tapi nyata, di sampingku tiba-tiba ada nenek-nenek lagi ngemutin pulpen.
"Nek, itu kan pulpen," kataku.
"Oh gitu," tanggap si nenek.
Akhirnya kami pun berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absurdia [TAMAT]
HumorPeringatan Keras: Konten Tua Khusus usia 100++ Membaca ini dapat menyebabkan Anda mual, muntah, stres, bahkan gila. [versi re-publish dari Efarkey si tukang cendol]