Karna aku sayang kalian, aku update lagi sekarang hehe😘😘
Happy reading x-------
Setelah mendengar itu, awalnya aku tidak percaya jika Budiman benar-benar akan dimutasi. Aku mengabaikan itu dan langsung mendatangi Budiman diruangannya.
Namun, ruangannya kosong. Aku tidak menemukan dia dimana-mana. Mungkin sekarang dia berada diruangan Pak Robi.
Akhirnya aku memutuskan mengirimkan pesan singkat di WA.
Me: Bang dimana? aku mau ngomong.
Tidak ada balasan dari dia, sampai jam kantor berakhir. Sebelum aku meletakkan jariku untuk mengabsen, ponselku bergetar. Aku melihat Budiman membalas pesanku.
Budbud: Tunggu aku dimobil. Kita pulang bareng. Aku juga ada yang mau dibicarain.
Setelah membaca pesan itu, aku segera menuju basemen untuk menunggunya didekat mobilnya. Tidak lama kemudian dia sudah muncul sambil membawa kotak besar.
"Itu kotak apaan?" tanyaku saat dia memasukkan kotak itu kedalam jok belakang. Aku yakin itu adalah barang-barangnya.
"Yuk, masuk!" perintahnya mengabaikan pertanyaanku. Dia segera masuk ke kursi pengemudi dan aku segera menyusul duduk disebelahnya.
"Bang itu kotak apaan?" tanyaku lagi saat dia hanya diam menatap jalanan didepan.
"Kita makan dulu yuk? aku laper," jawabnya mengalihkan pertanyaanku.
"Bang!" teriakku kesal. Dari tadi pertanyaanku tidak dijawab olehnya.
Dia melirikku, kemudian menyunggingkan senyumannya. "Sabar dong. Nanti aku cerita, tapi kita makan dulu," katanya sambil mengelus kepalaku.
Aku mendengus kesal, kemudian menatap ke jendela.
----
Kami sampai di restoran Bebek Tepi Sawah di Hermes Polonia. Kata Budiman dia ingin makan bebek disini. Sedangkan aku tidak begitu suka dengan bebek. Restoran ini sudah banyak bercabang di seluruh kota besar Indonesia bahkan sampai ke Singapura.
Setelah memesan makanan, aku mencoba kembali bertanya tentang kotak itu, tapi tidak dijawab lagi oleh Budiman. Dia sungguh berniat tidak ingin membahas itu sekarang.
"Habis solat, kita nonton yuk? Udah lama kita enggak nonton," ajaknya ketika kami sudah siap menyantap makanan.
Dia menghindar. Dia berusaha menghindar dari topik permasalahan.
"Yaudah. Tapi nonton apa?" kataku akhirnya mengikuti kemauannya.
"Kamu mau nonton apa?" tanyanya balik.
Aku berdecih kemudian mengeluarkan ponselku. Membuka aplikasi 21 Cineplex. Karena posisi kami sedang berada di Hermes aku memilih film The Boss Baby yang langsung disetujui Budiman.
----
Kami keluar bioskop jam sembilan malam. Sejenak aku lupa inti permasalahan yang akan dibicarakan. Dan membuat rencana Budiman mengulur waktu berhasil.
Sampai dirumah, tepatnya di-car port rumah Budiman. Salah satu dari kami tidak juga turun. Kami duduk diam dengan pemikiran masing-masing.
"Aku akan pindah ke Jakarta," kata Budiman tiba-tiba yang membuatku segera menatapnya.
"Tapi abang bilang, abang–"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia adalah Budimanku (Complete)
ChickLitNamaku Dea, anak bungsu dari lima bersaudara. Anak dari Pak Tommy dan Ibu Sundari. Aku satu-satunya anak perempuan dirumah selain ibuku. Ayah begitu juga abang-abangku sangat protektif terhadapku. Diusiaku yang akan menginjak umur dua puluh dua tah...