18+ WARNING ! MPREG STORY!
[Bagian 18++, diprivate. Follow dulu kalo mau baca.]
◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼
MY BEAUTIFUL EX-FIANCE
(On going)
"Nath, kumohon. Aku juga butuh jawaban. Aku punya hak untuk tau siapa dirimu dikehidupanku. Aku harus tau...
"Hei! Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Ah, aku tau. Kau pelayan baru kan? Kau benar-benar tak becus!" ujarnya.
"Hei! Aku bukan pelayan, aku--"
"MOM! TOLONG PECAT PELAYAN BARU INI!! DIA BENAR-BENAR TAK BECUS" teriaknya memotong ucapanku.
Wanita paruh baya itupun dan datang menghampiriku dan menarik kuping pria ini.
"Axel, jaga sikapmu" ucap wanita itu setengah berbisik. _____
Aku marah. Aku kacau. Aku ingin sekali membunuh seseorang. Maksudku, aku ingin membunuh pria yang duduk tepat di depan ku ini. Pria yang akan menjadi calon tunanganku. Bisa kuulangi lagi?
TUNANGAN
T.U.N.A.N.G.A.N
Sialan, lengkap sudah penderitaanku. Harusnya aku ingat wajahnya saat terakhir kali aku melihat fotonya, maksudku dia tak sama dengan apa yang kulihat diponselku saat itu. Dia begitu tampan-- maksudku jelek, sampai-sampai aku tak mengenalinya.
"Sudahlah, terima saja. Lagian kau takkan bisa menolak pria setampan diriku ini" ujarnya dengan tangan yang ia lipat di dadanya sembari mengangkat bahunya. Cih, sombong sekali dia.
Aku memicingkan mataku "Hei, kau pikir aku mau menikah dengan pria sepertimu? Kau itu terlalu arogan. Dan apa? Kau bilang kau tampan? Wajahmu tak menarik sama sekali jika kau mau tau." Balasku enteng. Kulihat rahangnya mengeras, ha! Pasti ia jengkel denganku. Bagus!
"Jika kau tak mau menikah denganku, lalu mengapa kau menerima perjodohan ini?" ucapnya sembari memberikan seringaian iblisnya.
Skakmat! Aku memicingkan mataku dan menatapnya tajam, sialan aku benar-benar malu sekarang.
"Hei.. hei.. sudah sudah. Kenapa bertengkar sih, ayo dong dimakan makanannya. Dan Axel, jaga sikapmu" ujar ibunya Axel.
"But, Mom.. Dia yang mulai diluan.." jawabnya.
"Ya kamu mengalah dong, masa sama calon tunangan begitu." Balas tante itu. Axelpun diam dan menutup mulutnya rapat-rapat. "Ayo Nath, dimakan makanannya." Ujarnya sembari memberikan senyuman keibuannya.
Aku hanya membalas dengan anggukan saja. Hah, andai saja Axel seperti ibunya. Pasti aku akan jatuh cinta dengannya-- eh-mak-maksudku, ah sudahlah lupakan.
Dan makan malam ini kami lewatkan dengan pertengkaran.
◆◆◆
New York City, United Stated 11:30 pm
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. Sinar matahari yang menyeruak masuk dari celah jendelaku itu membuatku terbagun dari tidur nyamanku.
Sudah 5 hari berlalu saat kejadian makan malam itu. Dan kalian tau? Axel benar-benar berubah. Seperti, dia menjadi lebih sering mengirim pesan singkat padaku. Mengajakku jalan-jalan, dan masih banyak lagi.
Seperti sekarang, dia mengirim line padaku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.