Ku buka mataku perlahan. Ku tahan rasa sakit yang menghinggap di kepalaku. Ku angkat tanganku untuk menyentuh kepalaku yang begitu luar biasa sakitnya. Kupijat dengan lembut kepalaku yang terbalut oleh perban itu.
Ku angkat tubuhku untuk membenarkan posisi ku yang terbaring ke posisi duduk menyender. Ku lihat sekeliling ruangan ini, benar-benar mewah. Kulirik balutan perban di lengan kiriku. Mataku beralih ke lengan kananku yang begitu sulit untuk digerakkan, kulihat ada seorang pria yang menggenggam lenganku yang terhubung ke selang infus itu.
"Rumah sakit?" ucapku berbisik.
'Kenapa aku bisa disini?' pikirku.
Aku memijit pelipisku dan memejamkan mataku. Aku mencoba untuk mengingat apa yang terjadi padaku.
"Sshss" desisku menahan sakit di kepalaku.
"Nath, k-kau sudah sadar?! A-ada apa! Apa ada yang sakit?" teriak pria itu. Pria yang sudah menghancurkan hidupku.
Dia memelukku erat, tapi dengan sigap ku dorong tubuhnya dengan kuat. Dapat kulihat raut wajahnya yang sedikit kaget. Tapi aku tak peduli.
"Sedang apa kau disini?" tanyaku mengintimidasi.
"T-tentu saja untuk menemanimu." jawabnya.
"Keluarlah, aku tak membutuhkan kehadiranmu disini. Jadi sebelum aku melakukan hal buruk padamu, lebih baik kau keluar." jelasku padanya. Aku benar-benar ingin membunuhnya, karna dia sudah merenggut keperawanan ku. Sial!
"T-tapi--"
"KELUAR!" potongku.
Belum sempat Axel melangkah keluar, tiba-tiba muncul Angel yang menarik lengan Axel dan menuntun tubuhnya untuk duduk di kursi yang tersedia di kamar ini. Setelah menuntunnya, Angel memutarkan tubuhnya lalu melangkah untuk duduk di kursi dekat kasurku. Angel mengambil pisau dan apel yang dibawanya.
"Makanlah" ujarnya sembari memberikan sepotong apel yang sudah dipotong ya.
Aku membuka mulutku, ku kunyah apel itu. Ahh, aku benar-benar lapar. Serasa seperti aku belum makan selama setahun. Kulirik Axel yang sedang memandangku dari duduknya. Kupicingkan mataku dan berkata.
"Hei! Kenapa kau masih disini. Pergilah. Wajahmu mengganggu pemandanganku." usirku sembari memberi tanda untuk keluar.
"Na-nath, aku bisa jelaskan. Saat itu kau--"
"Kau tak perlu jelaskan apapun. Karna aku mengingat semuanya dengan benar. Jadi kumohon keluarlah, karna aku benar-benar tak ingin melihat wajahmu itu" ucapku sinis.
"Tt-tapi--"
"Hei.. sudah sudah. Jika kalian bertengkar terus, maka aku akan menyebar video sex kalian." ucapnya sembari menyeringai layaknya iblis.
"APA?!" pekikku dan Axel bersamaan. Axel yang mendengar hal itu langsung bangkit dari tempat duduknya.
"Bagaimana mungkin kau bisa memilikinya?!" tanya Axel.
"Wah.. sepertinya kau terlalu meremehkan ku. Tanpa kalian sadari aku ada disana saat kalian melakukan itu. Walau secara teknis aku tak sengaja berada disana tapi setidaknya aku tak menyesal karna aku bisa melihat kalian berdua melakukan itu. Hihihi." ucapnya panjang lebar.
"Dan untung saja, aku tak lupa untuk merekam semua itu." sambungnya sembari memutar video sex diriku dan Axel malam itu.
"Ahh.. yeah.. eat that" desah Axel yang keluar dari ponsel Angel.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Fiance
Romance18+ WARNING ! MPREG STORY! [Bagian 18++, diprivate. Follow dulu kalo mau baca.] ◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼◼ MY BEAUTIFUL EX-FIANCE (On going) "Nath, kumohon. Aku juga butuh jawaban. Aku punya hak untuk tau siapa dirimu dikehidupanku. Aku harus tau...