#05 : Emotions

7.4K 538 102
                                    

surprise :'
aku dtg di waktu yang gak tepat yak :'

maafkeun typo yak

           Aku pikir, dengan memejamkan mata dan menghirup udara dalam-dalam akan menenangkan pikiranku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           Aku pikir, dengan memejamkan mata dan menghirup udara dalam-dalam akan menenangkan pikiranku. Tapi, nyatanya tidak. Kejadian semalam masih saja terngiang di benakku. Keinginan Axel untuk memilikiku kembali benar-benar membuat kepalaku sakit. Aku tau, bahwa anak-anakku membutuhkan sosok ayah untuk mendukung pertumbuhan mereka. Tapi kurasa aku sudah lebih cukup menjadi sosok Ayah sekaligus Ibu untuk mereka.

Pikiranku benar-benar kacau. Kubuang nafasku gusar. Kutolehkan kepalaku kearah atas, kutatapi langit-langit dinding yang kosong itu. Aku masih bertanya-tanya apa jadinya kalau Al dan El tau bahwa Axel adalah ayah mereka. Ah, pertanyaan ini benar-benar membuat otakku makin sakit. Harusnya aku tak perlu memikirkan hal yang tak berguna ini.

Akupun beranjak bangkit dari tempat tidur, kulirik jam yang tergantung di dinding. Jam sudah menunjukan pukul enam pagi, dan anak-anakku harus berangkat ke sekolah pagi ini. Akupun berjalan menuju kearah dapur. Kuambil beberapa telur dan sedikit sayuran. Pagi ini, aku akan memasakkan mereka omelette kesukaan mereka-- maksudku kesukaan Al dan El. Saat hendak menutup pintu kulkas, dan beranjak untuk memanaskan minyak. Aku sedikit tersentak saat Axel tiba-tiba ada dihadapanku. Ku tahan nafasku sejenak, jantungku tiba-tiba saja berdebar. Apa-apaan ini? Aku pikir Axel akan bersuara, namun tidak sama sekali. Kami sama-sama diam hingga beberapa menit, sampai akhirnya dia berlalu pergi melewatiku.

Apa-apaan dia? Sialan. Aku hampir saja mati kehabisan oksigen dibuatnya. Maksudku-- karna aku terkejut melihat dia yang tiba-tiba ada dihadapanku-- maksudku-- sialan. Sudah lupakan lah.

Lantas, akupun pergi lalu kupotong seledri dan sayuran yang sudah kuambil tadi. Lalu kumasukkan kedalam telur yang sudah kupecahkan. Kutuang sedikit penyedap rasa kedalam mangkuk yang berisi telur dan sayuran tadi, lalu ku aduk telur tersebut sembari menunggu minyak yang aku panaskan memanas.

Saat hendak memasukan telur ini kedalam kuali, kudapati El yang sedang menarik ujung bajuku yang membuatku menoleh kearahnya.

Aku tersenyum lalu berjongkok, "Ada apa, hm?" tanyaku padanya.

Tangan El terangkat ke arah ruangan tv yang membuatku mengikuti arah yang ia tunjuk, "Ada Tante cantik." ujarnya dengan wajah polosnya itu.

Aku menautkan alisku bingung. Tante? Apa Axel mengundang seorang temannya atau semacamnya? Lantas, kumatikan kompor yamg sudah memanas itu dan beranjak pergi ke ruang tamu untuk memastikan siapa orang yang disebut oleh El.

Setelah berada disana, betapa terkejutnya aku melihat sesosok wanita anggun nan licik yang sudah aku sumpahi akan ku benci seumur hidupku. Anggun? Bahkan kata-kata itu tidak pantas disandang oleh ular
seperti dirinya, maaf ku ralat kata-kata ku kembali, bukan anggun, tapi iblis. Dan disanalah dia, berdiri sembari menggendong Althan di tubuhnya. Tersenyum lepas seolah dia sudah begitu mengenal Al dengan lama.

My Beautiful FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang