Satu : Nathael

36.3K 1.3K 83
                                    

Susan benar-benar akan membunuhku karna aku terlambat lagi hari ini. Hal yang membuatku terlambat hari ini adalah kunci mobil sialanku yang ntah berantah keberadaannya. Aku yakin, kalau aku meletakkannya di meja kerja sebelah tempat tidurku. Aku mulai mengacak-acak isi kamarku, aku mengutuk diriku sendiri mengapa aku bisa sebodoh ini.

Aku membuang napas gusar. Aku menyerah, aku mulai mengangkat pergelangan tanganku untuk melihat arlojiku. Mataku melebar, aku sudah terlambat 10 menit 43 det- tidak 44 detik. Sial. Aku kembali menulusuri kamarku yang bak tempat sampah ini untuk mencari kunci mobil sialan itu.

"Mari kutebak, pasti kau tak menemukan kuncimu lagi" suara Angel. Dia adalah kakakku yang senang melihatku sengsara, kini dia bersandar diambang pintu dengan secangkir kopi ditangannya. Aku melotot kearahnya dan dia hanya tertawa melihat reaksiku.

"Alih-alih berdiam diri disana, bisakah kau membantuku mencari kunci sialan itu" kataku tanpa melihat dirinya. Aku sudah mulai lelah, aku duduk ditepi kasurku dan memijat kedua pelipisku. Hingga tiba-tiba Brandon datang memberikan kunci mobilku.

"Ini.." katanya menjulurkan tangannya. Aku mendongakkan wajahku, mataku melebar melihat Brandon memberikan kunci mobil yang sedari tadi ku cari-cari.

Aku mengambil kunci itu dari tangan Brandon dan berdiri untuk memeluknya.

"Ah, terimakasih. Kau penyalamat hidupku Brandon" ujarku sembari memeluknya dengan erat. "Dimana kau menemukannya?" sambungku.

"Hmph,.. pertama-tama bisakah kau melepas pelukanmu? Aku mulai kehabisan napas" ujarnya. Seakan sadar, aku langsung melepaskan pelukanku.

"Ma-maaf" balasku sembari menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Kulihat Brandon mengambil napas dalam-dalam.

"Aku menemukannya di didapur" balasnya menjawab pertanyaanku tadi. Aku mengangguk paham. Tersadar betapa terlambatnya aku, aku mulai menarik tasku dan bergegas pergi menuju garasi untuk mengambil mobilku.

"Terimakasih Brandon. Aku berhutang banyak padamu" ucapku sembari pergi. Aku langsung menaiki mobilku, dan menga-treknya kebelakang. Untung saja garasi rumahku akan terbuka secara otomatis jadi aku takperlu bersusah payah mendorongnya keatas terlebih dahulu.

Aku mulai melaju di atas batas kecepatan. Aku bersyukur karna tak ada polisi yang sedang patroli di kawasan tempatku tinggal.

____

Setelah sampai di pusat tempatku bekerja, aku langsung menuju parkiran dan berlari menuju pintu masuk. Jika kalian bertanya apakah aku tidak memarkirkan mobilku secara benar,maka jawabannya adalah Ya, yaah karna aku terburu-buru jadi aku meminta bantuan tukang parkir disana.

Aku bergegas masuk dan berlari ke ruangan dua. Setelah sampai diruangan dua, aku mengetikkan kodenya dan masuk kedalam. Kalau kalian bertanya aku bekerja dimana, jawabannya adalah penitipan anak. Ya, aku bekerja disalah satu tempat penitipan anak di kota Seatle. Aku mulai bekerja disini sekitar 3 bulan yang lalu, aku sangat suka bekerja disini karna aku menyayangi anak-anak. Kalian tau anak-anak begitu menggemaskan makannya aku lebih suka bekerja disini dibanding menjadi CEO dikantor ayahku.

Apa aku sudah bilang kalau Ayahku seorang pembisnis? Kurasa belum. Saat itu ayah memaksaku untuk menjadi CEO di perusahaannya, tapi aku menolak karna yah kau tau, duduk selama berjam-jam dengan tumpukkan kertas di meja bukanlah tipeku. Jadi aku lebih memilih bekerja di tempat ini dibanding bekerja dengan ayah.

Dan disinilah aku, memandangi anak-anak yang sedang asyik bermain dengan mainan mereka. Sebenarnya aku sudah berjanji, saat mereka tiba disini aku akan membacakan buku cerita yang ku beli kemarin. Tapi, karna aku terlambat maka aku tak bisa membacakannya, hah aku jadi merasa bersalah. Kalian tau? Mereka sangat suka dengan cerita Pepa Pig.

My Beautiful FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang