Melly dan Shasa sampai di lantai dasar , dari lift mereka melihat Rila yang meninggalkan Arza yang nampak heran.Mereka menghampirinya.
"Za lo ngapain , kejar Rila sana cepet sebelum dia naik taksi." Ucap Mely mendesak.
"Gue bingung sebenernya ada apaan sih?." Arza menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ihh panjang dah ceritanya udah lo kejar dia dulu , lo tahan dia biar gak naik taksi, kasian dia baru sembuh." Shasa panik.
Kemudian Arza segera lari mengejar Rila.
"Duhh Shaa gimana dong , ini salah kita."Melly meremas keningnya hampir menjambak rambutnya sendiri.
"Yaa gue ga tau Mel kalo jadi kaya gini , gue ga tau Rila keras kepala banget kalo berhubungan sama cowok." Shasa menyesal.
"Yaudah kita berdoa aja supaya Rila mau pulang sama Arza dan besok pagi kita langsung ke rumah nya untuk minta maaf." Ucap Melly menenangkan suasana.
"Yaudah kalo gitu rencananya, tapi kita harus pastiin Rila pulang sama Arza dulu , baru kita pulang." Tegas Shasa yang tak ingin Rila kenapa-kenapa.
🔹🔹🔹
"Rilaa Tunggu woy! gue gak akan biarin lo naik taksi. Lo harus balik sama gue." Sedikit memaksa.Arza menarik pergelangan tangan Rila. Berusaha menahannya.
"Ih apaan sih Lo , cowok lenjeh! Scrulled You , Damn. Let me go!" Balas Rila terdengar lirih.
"Lo ngapa sih!" Arza menjawab dengan nada yang sedikit tinggi.
"Diem Lo! Gausah ganggu gue lagi ! muak gue sama lo Anjj." Ucapannya terputus
Rila memanggil taksi dan masuk ke dalam taksi itu lalu pergi begitu saja.
"What the hell ! Why you gotta be so rude? Huh! Sebegitu bencinya dia sama gua , emang dia fikir gue apah? SAMPAH? ." Celoteh Arza di pinggir jalan dengan emosi yang sedang membara.
Arza memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan segenap rasa kesal di dadanya.
Mungkin pada malam ini juga ia akan berhenti mengganggu kehidupan cewek jutek itu.
¤¤¤
Memasuki pagar rumahnya.
Arza memarkirkan mobilnya di bagasi rumah.
Masih dengan perasaan kesal ia masuk ke rumah tanpa permisi dan langsung naik menuju kamarnya.
Tidak satupun kata keluar dari bibirnya saat melewati Hana ibunya.
Hana yang melihat tingkah anaknya yang tidak seperti biasa pun sontak khawatir karna ia tahu pasti arza ada masalah.
"Arza bisa buka pintunya , mamah mau ngomong sebentar." Dengan lemah lembut ia mengetuk pintu kamar anaknya.
Arza tak bisa menolak karna ia selalu menuruti perintah ibunya.
"Ada apa mah, Arza cape mau istirahat." Ucap Arza menyembunyikan kesal di wajahnya.
"Boleh mamah masuk?." Pinta Hana
Arza langsung mempersilahkan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rilarza
Roman pour AdolescentsBaby Breath. Rila tersenyum miring. " Tau dari mana lo gue suka ini?" Tanya Rila terdengar lirih namun masih tetap terdengar seperti biasanya. " Jangankan itu gue juga tau tanggal lahir lo dan siapa tuhan lo." "Hah,dasar korban Dilan! Acting lo je...