09 Kemarahan Arza

36 9 0
                                        

Pagi yang sangat cerah dan sinar matahari yang cukup terang untuk membangunkan Arza dari tidur lelapnya.

Dering jam alarm di atas nakas ,juga tidak mau kalah untuk membuat jiwa Arza tertarik untuk terbangun.

Mata Arza menyipit karena sinar matahari yang menyapu wajahnya melalui jendela kamar. Ia pun terbangun dan bergegas menuju kamar mandi , mungkin air hangat dapat mengembalikan semangatnya pagi ini.

30 menit berlalu , Arza turun menuju ruang makan menyantap sarapannya lalu bergegas pergi menuju sekolahnya.

Tapi seperti biasa, Ia tidak langsung pergi menuju ke sekolahnya melainkan berkeliling ria terlebih dulu dengan teman-teman tongkrongannya.

"Mah , Arza berangkat ya." Ucap Arza seraya mengambil kunci motor dan melenggang pergi.

"Iyaa Arza hati-hati yaaa , have fun di sekolah, semangat belajarnya yaa." Sahut Hana dari arah dapur.

Tidak ada balasan , hanya suara motor besar putih Arza yang terdengar menjauh dari rumah bernuansa alam itu.

Tidak jauh dari rumah nya terdapat pertigaan jalan. Arza melewati pertigaan itu. Namun, secara tiba-tiba ketika hendak berbelok, mini cooper berwarna pink melintas dengan cepat dan sontak membuat kedua nya ngerem mendadak.

Emosi Arza sontak meluap , ia langsung membuka helm nya dan menghampiri mobil itu.

"Keluar loo!" Ucap Arza dengan nada tinggi.

Orang di dalam mini copper pink itu belum mau keluar , mungkin ia masih shock karena kejadian yang baru saja terjadi.

Arza tetap memaksa pemilik mobil itu untuk keluar.
Kemudian pintu kaca mobil itu terbuka perlahan, hingga kedua bola mata yang sedang terendam api amarah itu bertemu.

"Rila." Batin Arza.

"Arza, loh kok. Mati gue." Batin Rila seraya memasang wajah panik bercampur emosi.

Rila sontak keluar dari mobilnya.
Kedua nya seolah speechless , saling melirik dan tidak mampu memulai percakapan.

"Sorry." Ucap keduanya bersamaan.

"Ngga Ril ,lo ga perlu minta maaf gua yang salah , sorry ya." Ucap Arza lalu pergi melenggang begitu saja.

Rila tidak tau harus berbuat apa , masih teringat atas sikap nya kepada Arza kemarin malam.
"Eh Za tunggu ..." ucap Rila namun terlambat Arza sudah pergi menjauh bersama motor besarnya.

Rila merasa dalam situasi yang sangat rumit sekarang , ia menyadari bahwa semua ini murni kesalahannya.

"Duh gimana nih , gue harus apa ? Arza ? Pasti dia marah banget sama gue, sampe sikapnya sedingin itu, ya tuhan.. masa gue harus minta maaf sih , ih ngga banget, nanti dia gr lagii" Rila bergumam sendiri dalam mobil menuju ke sekolahnya.

Sampai di sekolahnya Archipelago school yang bernuansa putih, ia memarkirkan mobilnya di basement.

Ketika ia berjalan menuju kelas nya menaiki tangga sambil memerhatikan lantai yang ia tapaki satu persatu.

Tiba-tiba tubuhnya bertabrakan dengan seseorang , Rila hampir terjatuh. Namun, dengan gerakan secepat kilat orang itu menangkapnya. *ini kek adegan di ftv critanya wkwk*

Ia adalah Arza , kedua mata mereka saling menatap satu sama lain. Namun hanya berlangsung beberapa detik saja karena banyak orang yang melintas memerhatikan mereka.

"Oh my god , kenapa dia lagi , sempit banget sih dunia , baru mau nyelesain masalah yang tadi sekarang malah kayak gini." Batin Rila dalam hati.

Aliran darah Arza seolah mendesir dengan cepat saat tangannya menangkap tubuh mungil Rila. Semakin Ia berdekatan dengan Rila jantung nya semakin berdebar dengan cepat.

RilarzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang