Rila segera meraih ponsel dari tasnya dan mengetikan sebuah pesan untuk supirnya.Rila : pak , bisa jemput aku sekarang?. Aku udah pulang.
Drrtt ! Drttt!
Setelah menunggu lima menit akhirnya ponselnya bergetar.
Pesan masuk dari ponselnya.
Pak Supir : Mohon maaf non saya gak bisa jemput non, soalnya ban mobilnya bocor dan sekarang lagi saya bawa ke bengkel.
Rila : yah 😯 yaudah deh pak gapapa ,aku bisa pulang naik taksi atau ojek online.
Pak Supir : Sekali lagi saya mohon maaf non, gara-gara saya non jadi repot untuk pulang.
*read*"Duarrrr" petir tiba-tiba mengagetkan Rila dan setelahnya muncul rintik-rintik hujan yang deras.
Rila sontak lari masuk ke dalam sekolah itu.
"Yah, ujan."
Kini ia sedang duduk terbelenggu sendirian di depan meja piket.
Ia sedang memikirkan bagaimana caranya ia bisa pulang ke rumah. 'Apakah ia harus menunggu hingga hujannya reda?' hal yang benar-benar paling menyebalkan bagi Rila
'Menunggu tanpa kepastian'
Beberapa menit menunggu tiba-tiba seorang cowok dengan postur badan yang tegap dan wajah yang lumayan tampan datang menghampiri Rila dan langsung duduk di bangku kosong yang terletak disamping Rila.
Namanya Arza Francisco.
Mantan bad boy yang gagal insaf.
Ia pernah berusaha menjadi baik sesekali.Namun gagal. Karena memang sifat usilnya itu susah untuk dihilangkan. Belum lagi gaya sombongnya.
Tanpa adanya ketidakraguan , Arza langsung menegur cewek cantik berkulit putih di hadapannya sekarang--Rila.
"Hey, Lo yang tadi di ruang Avi kan?" tanya cowok itu.
"Hm, iya." jawab Rila sontak kaget melihat keberadaan Arza di sampingnya.
"Oiya tadi kita belom sempet kenalan kan , ok nama gue Arza. Nama lo siapa?" Ucap Arza memperkenalkan diri lalu bertanya balik.
"Rila." Jawab gadis itu malas.
Rila memang tidak suka jika ada laki-laki yang mencoba mendekatinya. Mungkin karena sifat tomboynya.
" ooh , Btw lo kelas berapa?" Tanya sekali lagi.
" Ngga kepo bisa ga sih." Jawab Rila judes.
"Yaelah nanya doang. Galak amat mbanya. Jangan galak-galak mbanya ntar cepet -mati- tua." Dengus Arza.
"Bodo Amat!" Sahut Rila kemudian pergi meninggalkan cowok itu.
"Yee marah." Ucap Arza mengikuti cewe itu. 'Marah aja cantik' batinnya
"Eh tunggulah lo mau kemana , masih ujan juga." Teriak Arza mengejarnya.
Rila nekat menerobos hujan.
Melihat Rila yang sedang berjalan di bawah hujan deras Arza sontak mempercepat langkahnya.
" Ril tunggu , et nekat banget ya lo." Ucap Arza yang sekarang mereka berdua sudah basah terguyur hujan deras.
"Lo ngapain sih ngikutin gue." Dengus Rila kesal.
" Ya abis lo lari,ya gue ikutin." Ucap Arza sok polos.
Rila menghentikan langkahnya.
Sekarang mereka berada di tengah dua block jalanan.
"Arghhh ngeselin lo ya, udah sana pergi." teriak Rila sambil memukuli cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rilarza
Fiksi RemajaBaby Breath. Rila tersenyum miring. " Tau dari mana lo gue suka ini?" Tanya Rila terdengar lirih namun masih tetap terdengar seperti biasanya. " Jangankan itu gue juga tau tanggal lahir lo dan siapa tuhan lo." "Hah,dasar korban Dilan! Acting lo je...