Charlotte

84.7K 3.9K 105
                                    

Abby's POV

"Kecuali kau yang memintanya"

***

rahangku jatuh menghantam tanah saat kalimat dengan empat kata itu keluar begitu saja dari mulut seksinya. Mataku juga terbuka lebar menatap Bray dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana dia dengan mudahnya mengatakan itu? No way in hell! Aku tidak akan memintanya untuk .. Memperkosaku. Tapi bayangan aku terbaring dikasur dan Bray diatas ku mendesah terbayang diotakku. Pipiku terasa panas. Aku tidak percaya aku memikirkan hal nakal itu. Baru pertama kali di hidupku selama enam belas tahun ini aku memikirkan hal nakal kepada seorang pria. Apakah ini yang dipikirkan seorang anak yang sudah berumur enam belas?

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan melangkah mundur dari Bray, aku tidak bisa berada didekatnya. Aku harus menjauh darinya sebelum dia benar-benar memperkosaku. Aku masih perawan, dan aku akan memberikan keperawananku kepada belahan jiwaku yang sesungguhnya.

Bray tertawa lagi, namun tidak sehisteris tadi,

"Bahkan kau percaya..!" Bray menggelengkan kepalanya padaku, seolah tidak percaya dengan apa yang kukatakan tadi, lalu menatapku dengan serius,

"Kemarilah, Kitten. Aku tidak akan menyentuhmu sebelum waktunya." Bray menekan kata 'sebelum waktunya", aku tidak bisa mencerna apa yang dikatakan Bray, tapi entah kenapa kali ini otak dan hatiku bekerja sama, aku menurutinya. Kakiku bagai mengikuti otak dan hatiku untuk mempercayainya.

aku melangkah maju hingga jarak kami hanya tertinggal dua langkah. Dia menggeram, meraih pinggangku dan mendorongku kedepan hingga wajahku menghantam dadanya. aku meringis, dadanya sangat keras hingga kepalaku yang terantuk cukup sakit.

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya dengan ekspresi khawatir. Aku heran, dia sangat khawatir padaku, padahal aku kepalaku hanya terantuk dadanya, bukan batu bata.

"Yeah, dadamu sangat keras, kau perlu melembutkannya sedikit.." Aku meraba salah satu kotak eight-pack nya, dan menekannya pelan. Dadanya sangat padat dan keras!

"Abby.."

Bray mendesah saat aku meraba dadanya, matanya terpejam, dan nafasnya tertahan, kepalanya menengadah keatas. Seperti menahan sesuatu dalam tubuhnya. aku segera menarik tanganku kembali ke sisi tubuhku, tidak mau membuatnya marah lebih jauh lagi.

"Oh Kitten.. Kau menggodaku.." Ucap Bray dengan gigi terkatup. Matanya terbuka, berubah menjadi warna hitam.

"A-aku..aku.. Tidak.." Sebelum aku menyelesaikan kalimatku, tubuhku sudah diangkat dan di letakkan ke bahu seseorang! Apakah dia akan benar-benar memperkosaku?

"Ap-apa yang kau lakukan?!! Turunkan aku! Aku bisa berjalan sendiri!" Aku memukul punggungnya namun pukulanku tampaknya tidak mempengaruhinya sama sekali.

Aku menjerit saat dia memukul pantatku, dan kudengar tawanya menggema dihutan ini, tawa yang membuat tubuhku menggigil.

Dia berjalan menuju arah sekolah, sepanjang perjalanan aku tidak berhenti memukul punggungnya, yang ternyata tidak membuatnya menyerah dan menurunkanku. Akhirnya aku berhenti memukulnya karena tahu bahwa itu sama sekali tidak berefek baginya.

Bray berjalan melewati gerbang sekolah hingga kami berada ditengah-tengah lapangan, ditatap oleh murid-murid yang sedang bermain baseball dengan pandangan penasaran. Bray pun kembali melangkah hingga kami memasuki area lorong kelas dan Aku berani bertaruh bahwa aku sudah melewati satu kelas sejarahku. Tiba-tiba aku mendengar sebuah suara manja seorang wanita terdengar dibalik punggungnya, yang sebenarnya didepan Bray.

"Bray?!!"

Bray mengerang dan menurunkanku dari bahunya, membuatku bernafas lega karena terbebas dari tatapan murid-murid yang melewati kami, tapi kelegaanku berakhir ketika salah satu tangan kekarnya melingkari pinggangku dengan possessif, membawa tubuhku menempel sempurna pada tubuhnya.

My Possessive Werewolf MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang