Hei Readers, Maaf jika tulisanku masih amateur dan gaje.
Aku masih belajar nulis. Jadi kalau terdapat kata-kata yang tidak pas atau tidak enak dibaca, dimaklumi saja.
Ada yang mau bantuin aku edit cerita? Permak cerita? Dsb? Inbox! Hehehe thanks!
****
Brayden
Aku melihatnya berjalan pergi dengan Sophie dan aku harus melawan
dorongan untuk membawanya ke
kamar dan menyentuh tubuh mungil menggoda miliknya.
Jika kalian adalah werewolf, aku yakin kalian bisa mendengar suara pecahan hatiku yang kini menjadi berkeping-keping. Dadaku terasa sakit. Aku telah menakuti Abby. Belahan jiwaku sendiri. Melihat mata besar polosnya yang menatapku penuh dengan ketakutan, penghianatan. Aku tidak suka cara Abby menatapku tadi. Dalam sekejab bisa meremukkan hatiku.
Dom meringis, memilih diam dan tidak berbicara. Bersembunyi di bagian terdalam pikiranku. Menyadari bahwa ini kesalahan kami. Demi dewi bulan aku hanya ingin melindunginya dari pandangan nakal lelaki-lelaki itu. Memastikan dia aman berada didekatku. Namun malah aku yang menyakitinya. Aku tidak bisa menghilangkan rasa protektif dan possesifku disekitar Abby. Dan kupikir tidak akan bisa. Aku menghela nafas, meremas rambut hitam pekatku yang tertata rapi menjadi berantakan. Aku frustasi dengan semua ini. Abby.. Hanya kau yang bisa membuatku begini.
"Alpha Bray.."
Aku membalikkan tubuhku. Mencari asal suara yang memanggilku. Ternyata itu adalah Mike. Betaku sekaligus teman baikku.
Aku memukul kepalanya pelan,
"jangan sok formal Beta Mike!" kami berdua berjalan kearah kantin. Abby pasti ada disana.
"Ada apa dengan wajahmu? Tadi pagi kulihat wajahmu masih segar. Kenapa sekarang berubah seperti bunga bangkai yang telah layu?"
Aku mendesah pelan, "Aku telah menemukan Soulmateku"
Mata Mike membesar, aku rasa sebentar lagi matanya akan meloncat keluar dari kelopaknya.
"Benarkah??! Dia pasti sangat cantik,"
Aku mengangguk lesu.
"Bukankah seharusnya kau senang telah menemukan belahan jiwamu, mengapa wajahmu sangat kusut begitu?" Tanya Mike dengan wajah penasaran.
"Aku menyakitinya.."
"Kau menyakitinya??!"
Aku mengangguk.
"How come?!!"
aku mendesah saat kami sudah tiba dikantin,
"Aku tidak ingin membicarakannya sekarang Mike,"
Mike mengangguk mengerti, "Baiklah,"
kami pun mengambil tempat pojok, tepat disamping kami adalah meja Abby.
Aku menatap kearah kananku, menemukan Abby sedang menyembunyikan wajahnya dengan kertas menu. Aku tersenyum simpul. Kulihat Sophie berjalan dari arah counter dengan nampan ditangannya dan meletakkannya diatas meja Abby.
"Abby??" Sophie merebut menu itu dari tangan Abby.
Abby dengan cepat menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Kau kenapa?!!"
"Tidak..aku baik-baik saja... Ahh ayo makan!"
Aku tahu Abby sedang berusaha menghindariku. apakah sebegitu marahnya dia padaku? Aku mengernyitkan dahiku, sifat Abby yang terlihat seperti anak berumur 12 tahun membuatku frustasi. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Bagaimanapun dia adalah wanitaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Werewolf Mate
WerewolfSaat aku hendak membuka pintu lokerku, tiba-tiba sebuah lengan besar dan kokoh membalikkan pinggangku dengan paksa dan membantingnya ke pintu loker. Tidak sakit, namun dapat menarik perhatian murid-murid disini. "Ap-apa yang kau inginkan??" Tanyaku...