back home

63K 2.8K 91
                                    

Hey guys!

Aku mau minta maaf karna aku udah lama banget gak update i feel so bad!

Jadi aku harap chpt ini gak mengecewakan ya ^^

Ohiya aku baca loh semua pesan yang kalian semua kirim ke author, dari kotak masuk yang berjejeran minta update, wall, sampai pemberitahuan xD

Bahkan ada yang ngintain cerita ini 5x sehari. Makasih ya yang udah setia ngintain. Coment kalian membuat author terbang(?) heehehe yaudah jgn byk basa basik lagi langsung aja cusss

HAPPY READINGGGGGGGGG *Capslock jebol

***

Perjalanan menuju rumah terasa canggung.

Abby beberapa kali menangkap basah Bray mencuri-curi pandang kepadanya.

Namun lelaki itu langsung mengalihkan perhatiannya ke jalan saat Abby menatapnya. Abby mendesah.

Merapatkan jaket yang dipinjamkan Bray kepadanya, memilih menatap keluar jendela. Secara diam-diam Abby merasa bersalah telah memarahi lelaki itu. Ia tahu maksud baik lelaki itu. Bray hanya bermaksud menolongnya. Namun apakah salah jika ia ingin pulang? Mengapa Bray terlihat sangat marah ketika ia ingin pulang? Apa masalah lelaki itu? Bray terlihat posesif kepadanya. Atau itu hanya perasaannya saja? Berbagai pertanyaan mengapa dan kenapa bersarang dikepalanya. Ia tidak ingin memikirkan semua ini. Bray hanya teman barunya yang menolongnya. . . tidak lebih! Mereka juga baru saja kenal. Setelah malam ini mungkinkah Bray akan bersikap biasa? Atau apakah Bray akan berpura-pura tidak mengenalnya dan menganggapnya angin lalu saja?

Abby menggelengkan kepalanya. Ia tidak perduli... Yang ia tahu sekarang adalah ia akan kembali kerumahnya...dan bertemu ayah, ibu, dan jeremy.

Tapi apa yang akan dikatakan pada keluarganya nanti?

tidak mungkin jika ia berkata, 'hai ayah, ibu, dan jeje, tiga hari yang lalu aku didorong oleh Charlotte dari tangga dan teman baruku yang bernama Bray menyelamatkanku dan melarangku pulang' itu sungguh tidak lucu.

namun jika ia benar-benar menjawab seperti itu ia berani bertaruh ayah dan Jeje akan memburu lelaki itu dan melempar Bray ,ke planet Mars yang kabarnyq bisa dihidupi makhluk hidup itu.

sekarang pikiran Abby semakin kacau.

sementara Bray. lelaki itu amat tidak rela memulangkan Abby. bagaimanapun Abby adalah Belahan jiwanya. Dan mereka seharusnya hidup bersama. Bray tahu ikatan ia dan Abby semakin menguat tiga hari ini.

Abby juga susah pasti bisa merasakannya walaupun Abby manusia. pikir Bray.

Ia juga tidak bisa menahan Dom selamanya juga. Bray bisa saja kehilangan kendali atas dirinya.

tapi suatu hari nanti. Saat Abby sudah siap, Bray tidak akan menunda lagi.

***

Abby melihat jalanan familiar yang akan menghantarnya pulang.

Akhirnya..

Ia akan melihat wajah keluarganya kembali. tapi mengapa ada sebagian dari sirinya yang tidak mau berpisah dari Bray? seperti ada sebuah tali tambang yang kuat menarik mereka berdua mendekat. Sejak tiga hari yang lalu ia bertanya-tanya mengapa ia bisa merasakan hal semacam ini. Namun Abby tidak terlalu menghiraukannya.

Abby melepas seat-belt nya dan membuka pintu mobil Bray.

namun saat Abby sudah hampir keluar Bray menarik siku Abby sehingga gadis itu kembali dudk ditempat duduknya.

"Tunggu, kitten.." suara Bray yang rendah membuat tubuh Abby menggigil.

Bray mendudukkan Abby dipangkuannya. face to face.

My Possessive Werewolf MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang