Dom mencium bau darah Abby saat dia sudah sampai disekolahnya. Pandangannya sepenuhnya merah. Lebih tajam dari pandangan manusia. Dom berlari masuk kesekolah dengan kecepatan penuh. Bau darah Abby semakin jelas ketika Dom mendekati tangga. Dan disana, tergeletak seorang wanita yang sangat familiar baginya. Abby, terbaring tidak berdaya dibawah tangga. Dom melolong sedih dan berlari menuju Abby. Dom menjilati darah dikening Abby dan meringis. Siapa yang melakukan ini pada soulmatenya? Dia tidak pernah semarah ini sepanjang hidupnya. Dom dan Bray tidak akan memberi ampun kepada orang yang telah mencelakai Abby. Sebagai Alpha, Bray mempunyai banyak musuh dimana-mana. Jika musuhnya tahu dia telah menemukan Soulmatenya maka Abby dalam bahaya. Dan dia harus melindungi Abby mulai dari sekarang. Dia tidak akan membiarkan Abby lepas dari pandangannya. Dia akan membawa Abby ke kediamannya. Abby adalah miliknya!
Bray bertransformasi ke wujud manusianya, bertelanjang dada. Matanya sepenuhnya hitam menatap Abby.
Siapakah yang berani-beraninya melukai Abby-Nya?
Dia akan memburu orang itu hingga ke ujung dunia.
Dengan perlahan dia menggendong Abby kedalam pelukannya, dengan kecepatan serigalanya dia berlari menuju apartmentnya sambil menghubungi Mike melalui pikirannya.
"Abby terluka!! Gantikan aku untuk memimpin Pack!!"
"Baik Alpha!"
***
Abbys Pov
Aku merasakan sakit diseluruh tubuhku. Bahkan aku tidak tahu cara menggerakan anggota tubuhku. Lengan kananku, itu adalah bagian yang paling sakit. Aku hampir menangis. Dimana aku? Mengapa seluruh tubuhku sangat sakit? Tulang-tulangku seperti remuk didalamnya. Apa yang terjadi? Tiba-tiba ingatan-ingatan mengerikan itu menghantamku. Aku ingat saat charlotte menarik rambutku, saat dia mendorongku jatuh, saat dia tertawa aku adalah 'daddy girl' aku juga merasakan sebuah lidah kasar, panjang dan basah menjilati keningku, mengurangi sedikit rasa sakit ku, setelah itu semuanya benar-benar gelap. Aku benar-benar takut sekarang? Apakah aku sekarang berada dirumah Charlotte? Apakah aku diculik olehnya? Apakah ini kamarnya? Jika begitu maka ini adalah mimpi buruk. Aku tidak bisa tinggal diam disini!
"Abby..." Seseorang memanggil namaku dengan lembut. Suara itu terdengar familiar.
Siapa itu?
"Abby... Buka matamu untukku.. Aku tahu kau sudah sadar,"
Dan kemudian aku menyadari, suara familiar itu adalah suara bariton milik Bray, yang selalu membuatku menggigil dan basah.
Aku bersyukur aku tidak diculik oleh Charlotte si pedophile itu.
Dengan pelan aku membuka mataku. Merasakan betapa beratnya mataku. Aku memaksa mataku terbuka.
Sinar matahari menyinari langsung ke mataku, dengan segera aku menutupnya dengan tanganku sambil mendesah.
Aku mencoba duduk, namun ada dua tangan kekar yang menahanku bahuku. Sentuhannya seperti sengatan listrik yang nikmat bagi tubuhku.
"Kau harus beristirahat, Abby. Luka mu belum pulih," suaranya terdengar khawatir. Tapi entah mengapa aku senang dia terlihat khawatir padaku. Bray sangat manis.
Aku mendesah pelan dan melihat pakaianku. aku memakai piyama kebesaran yang kutebak milik bray, lebih parahnya aku tidak mengenakan pakaian dalam, aku tidak tahu siapa yang menggantikan bajuku, namun aku tidak terlalu memikirkannya. tangan kananku yang kemungkinan patah diperban dan diberi kayu, daerah lain seperti kaki, pinggul, tangan kiri yang tergores diberi handsaplas.
"Aku ada dimana?" Tanyaku sambil melihat sekeliling. Kemudian aku menyadari, aku berada disebuah kamar yang super besar, dengan tempat tidur yang besar dan luas. Tempat tidurnya sangat lembut dan nyaman, membuatku rela tidur disini sepanjang hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Werewolf Mate
WerewolfSaat aku hendak membuka pintu lokerku, tiba-tiba sebuah lengan besar dan kokoh membalikkan pinggangku dengan paksa dan membantingnya ke pintu loker. Tidak sakit, namun dapat menarik perhatian murid-murid disini. "Ap-apa yang kau inginkan??" Tanyaku...