Chapter 1 - Pertemuan Kedua

7 1 2
                                    

8 tahun kemudian

Pagi ini, matahari masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Panas teriknya matahari hari ini masih terasa begitu menyengat, menembus permukaan kulitku yang tertutupi beberapa lapisan pakaian dan jas putih yang kukenakan. Saat ini adalah musim panas di Korea, dan aku sudah sejak lahir hidup di Negara ini, tetapi kenapa kulitku masih belum terbiasa dengan cuaca musim panasnya? Inilah yang membuatku tidak menyukai musim panas, teriknya matahari membuat kulit putihku mengeluarkan bercak kemerahan seperti kepiting yang telah direbus, bahkan ia membuat kulitku merasa seperti sedang tertusuk jarum-jarum kecil, sakit tapi tidak mematikan.

"Ahh, ini adalah hari liburku, kenapa harus ada pertemuan di hari liburku." Aku mengeluh dalam hati seraya berjalan memasuki sebuah gedung berwarna putih yang cukup besar dan luas dengan papan nama "Rumah Sakit Hanshin". Ya, disinilah aku bekerja. Sudah 2 tahun ini aku bekerja sebagai seorang residen bedah umum di rumah sakit ini. Dan di tahun keduaku ini, tentu saja aku sedikit bangga karena aku telah naik tingkat dari junior menjadi senior, walaupun diatasku masih ada senior tingkat 3, tapi bolehkan aku berbangga hati karena sebentar lagi aku akan memiliki junior tingkat 1?

"Soo Ra~yaa!"

"Sunbae!" aku melambai girang, melihat Yoongi Sunbae berdiri di depan lift. Dengan wajah penuh senyum aku berjalan mendekati Yoongi sunbae, ikut mengantri lift bersamanya.

"Kau tidak apa-apa? Matamu terlihat lelah sekali." Yoongi Sunbae menatapku dengan senyum jahilnya.

"Yaa.. kau kan tahu sunbae, aku mendapatkan shift malam dan belum ada tidur sama sekali." Yoongi hanya tersenyum tipis mendengar keluhanku. Yoongi sunbae adalah salah satu seniorku di rumah sakit ini, dan saat ini adalah tahun terakhirnya menjadi seorang residen. Sejak pertama kali aku menjadi residen di rumah sakit ini, Yoongi sunbae berlagak seperti sosok senior yang dingin dan cuek, tetapi sebenarnya ia adalah sosok yang lembut dan baik hati. Diam-diam ia selalu memperhatikan junior-juniornya, dan tidak jarang dia menyemangati kami yang terkadang mulai putus asa menjalani masa-masa residen ini. Karena itulah, saat ini aku bias berbicara dengan sangat nyaman dengannya, yang sudah kuanggap sebagai kakak laki-lakiku sendiri.

"Setelah ini pulanglah dan istirahat." Yoongi sunbae berkata pelan bersamaan dengan pintu lift yang terbuka dan kemudian orang-orang mulai berebut untuk masuk ke dalam lift. Ia kemudian berjalan memasuki lift hingga tiba-tiba ia menarik lenganku kearahnya, memastikan bahwa aku tetap didekatnya dan tidak tertinggal.

"Sebenarnya ada apa tiba-tiba Direktur Kim mengadakan pertemuan, sunbae? Apa kau tahu sesuatu?" tanyaku penasaran, sambil terus menatap lampu lift yang mulai perlahan berpindah dari lantai 1, 2, 3, dst. Hening. Tidak ada jawaban. Aku menoleh bingung, dan mendapati Yoongi sunbae hanya menghela nafas panjang dengan tatapan matanya yang kosong.

"Entahlah,"

Tidak lama kemudian pintu lift terbuka tepat pada saat lampu lift berada pada angka 8. "Ah iya, pertemuannya di lantai 8." pikirku. Dan tiba-tiba Yoongi sunbae keluar dari lift tanpa kata, meninggalkan aku dalam kebingungan. Dengan cepat aku mengikuti sunbae sebelum pintu lift kembali tertutup.

Terdengar suara gemuruh dari balik pintu besar berwarna coklat yang saat ini berada didepanku. Entah kenapa, perasaan tidak enak itu tiba-tiba muncul. Tubuhku merinding tanpa sebab, menyebabkan bulu kudukku berdiri dan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Aku tetap berjalan dibelakang sunbae, mengikutinya kemanapun ia pergi hingga akhirnya sunbae berhenti tepat didepan seseorang. Direktur Kim? Aku menatap Yoongi sunbae dan Direktur Kim bergantian dengan penuh kebingungan. Jujur, wajah sunbae sangat sangat sangat mengeluarkan aura dinginnya. Ia seperti akan membunuh seseorang dengan tatapannya itu.

"Pergilah ketempat dudukmu, Soo Ra," Yoongi sunbae tiba-tiba mengeluarkan suara bass nya.

"Ah, ne, sunbae," entah aku harus duduk dimana, aku hanya mengikuti kata-kata sunbae untuk duduk. Masa bodo, lah toh tidak terdapat nama-nama tertentu diatas mejanya berarti bisa aku tempati bukan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang