Chapter 3

187 42 14
                                    

"Berdiri sekarang juga kamu di lapangan"

Aku mendengar suara Pak Agus teriak-teriak sedang memarahi murid yang datang terlambat.

Lah bukannya itu si Arkaan ya, ampun deh itu anak kenapa nyari masalah mulu, heran. Tanpa aku sadari dia membalas menatap aku dengan tatapan yang tajam. 'sial' batinku, ngapain sih itu anak lihatin aku. Aku pun lari menuju kelas.

Ketika tengah jalan aku mendengar ada orang yang memanggil namaku, dan...

"Aysya ya?"

"Eh iyah, siapa ya?"

"Aku temen satu eskul kamu, oh iya aku mau kasih surat ini"

"Apaan?"

"Itu surat informasi buat lomba menulis cerpen, kamu kan termasuk anak eskul jurnal, jadi aku kasih surat ini ke seluruh anak jurnal termasuk kamu"

"Oh gitu ya, tapi kek nya aku nggak tertarik deh"

"Ya udah gapapa, kali aja nanti kamu berubah pikiran buat ikut, yaudah aku ke kelas dulu ya"

"Oh iya iya, makasih info nya"

"Sama-sama, bye"

'Cowok yang tadi temen eskul aku' batinku, ko kayanya aku nggak pernah lihat ya. Ah iya btw aku juga nggak tahu namanya siapa. Ya udahlah ntar juga kenal.

'Bel bunyi'

Hari ini aku kena sial karena ada ulangan Kimia mendadak. Ulangan tanpa ngasih informasi itu kaya tiba-tiba naik tornado. Aku tuh bukannya nggak bisa ngerjain, cuma ya gitu aku suka lupa rumus. Jadi, entahlah nasib nilaiku seperti apa. Kadang aku juga suka sedih kalau lihat nilai aku yang standar banget gitu. Nggak ada gitu nilai di atas standar, ya kecuali Sejarah sama PAI. Tapi ya sudahlah mungkin aku emang tidak punya bakat di bidang eksak.

**

Seperti biasa di waktu istirahat, aku selalu meluangkan waktu ke perpustakaan buat baca buku.

Dan....

"Ekhemm"

Aku mendengar suara bariton, yang sepertinya pemilik suara ini adalah seorang cowok. Dan aku kaget sekali setelah melihat orang yang ada di depan aku. Arkaan. Ngapain makhluk itu ada disini?

"Sering banget ya ke perpustakaan?" Tanya dia

"Kepo banget sih"

"Kenapa jadi pindah tempat?"

"Suka-suka aku dong"

"Baca buku?"

Apaan sih ini orang kepo banget.

"Kelihatannya?"

"Lagi nyanyi"

"Terserah"

"Iya tahu lagi baca buku"

"Nah itu kamu tahu, ngapain nanya"

"Pengen aja"

Aku pun melanjutkan baca buku. Tapiii sumpah aku risih banget, dia kenapa masih disini sih.

"Kamu ngapain sih masih disini? baca buku juga nggak, mending sana godain cewek-cewek bareng temen kamu"

"Eh kenapa? Aku ganggu kamu emang?"

"Ganggu"

"Tapi perasaan dari tadi aku diem aja deh, nggak ada tuh acara ganggu kamu"

"Mendingan pergi deh"

Intuisi AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang