Chamomile

1.4K 205 127
                                    

"Kau gila."

"Chanyeol hyung juga bilang begitu."

"Tapi ini benar-benar gila, Sehun. Kenapa kau bisa-bisanya berpikir untuk berbagi suami dengan Bae Joohyun?"

"Jaga bicaramu. Dia senior kita. Setidaknya panggil dia 'sunbae' atau 'noona'."

"Persetan dengan senior."

"Ya! Jangan mengumpat di depanku!"

Johnny membenturkan dahinya ke dinding. Saat ini mereka sedang berada di flat sederhana Sehun, dan namja yang dikatai gila oleh Johnny tadi baru saja menceritakan perihal perjodohan paksa yang menimpanya.

"Kenapa tidak kau tolak saja perjodohan itu? Bilang saja kau tidak mau. Selesai."

Sehun tersenyum seraya menata rangkaian bunga chamomile di dalam vas. "Nyonya Park bilang dia tidak akan mengizinkan Chanyeol hyung menikah dengan siapapun selain aku. Jadi kalau aku tidak menerimanya, Chanyeol hyung terancam jadi bujangan seumur hidup. Kau pikir aku tega?"

"Dia tidak mengizinkan anaknya menikah dengan orang lain selain kau, tapi dia mengizinkannya menduakanmu? Egois. Ini keterlaluan."

"Jadi aku harus bagaimana? Tidak ada jalan lain."

Johnny mengacak rambutnya frustasi.

"Ya! Ketombemu terbang ke mana-mana."

"Ini bukan waktunya bercanda, Oh Sehun."

Mereka terdiam cukup lama sebelum Sehun berkata, "Terima kasih."

"Untuk?"

"Mau ikut stress memikirkan ini bersamaku."

Johnny menghela nafas. Sepertinya tekad Sehun sudah bulat. Itu artinya tidak ada yang dapat menghalanginya.

"Kapan?"

"Apanya?"

"Pernikahanmu."

"Minggu depan."

"Secepat itu?"

"Mau bagaimana lagi?"

"Bagaimanapun juga aku bisa mengerti kenapa Bibi Park begitu terobsesi denganmu." Johnny tidak melepas pandangannya pada Sehun yang masih sibuk dengan bunga-bunganya.

"Eh?"

"Ibuku juga pasti berbuat yang sama jika sudah mengenalmu."

"Apa ini pujian?" tanya Sehun curiga.

"Menurutmu?"

"Hmmm menurutku ini gombalan," ujar Sehun diselingi tawa ringan. Matanya yang indah melengkung bak bulan sabit dan demi Tuhan, tawa Sehun menular. Johnny ikut terkekeh bersamanya sebelum mereka mendengar bel berbunyi.

Sehun membukakan pintu dan melihat sosok tinggi yang amat dikenalnya.

"Chanyeol hyung."

Sementara yang disapa hanya menunjukkan ekspresi lelah dan datar. Jangankan balik menyapa, tersenyum pun tidak.

"Siapa yang datang?" Johnny melangkah dan mendapati Sehun sedang beradu tatap dengan Chanyeol. Seketika pandangan tajam Chanyeol beralih pada Johnny.

"Kenapa dia ada di sini?" tanya Chanyeol.

"Wow wow wow," Johnny mengangkat kedua tangannya ke atas seolah-olah dirinya seorang pengutil yang tertangkap basah, namun dengan ekspresi mengejek yang membuat Chanyeol jengah. "Memangnya kenapa, bung? Apa aku tidak boleh mengunjungi Sehun?" sahut Johnny.

"Sudah kubilang aku tidak suka padanya," ucap Chanyeol dingin.

"Sejak kapan Sehun minta pendapatmu?" sergah Johnny sengit.

Love in ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang