Memories

1.6K 216 101
                                    

"Hyung, ini apa?"

"Ini namanya kimchi soup, makanan paling enak sedunia!"

"Jinjjayo? Paling enak sedunia?"

"Jinjja! Hunnie mau mencobanya?"

"Mau!"

Chanyeol menyuapi Sehun dengan satu sendok penuh kimchi soup buatan Nyona Park.

"Enak!"

"Benar kan? Ini memang makanan paling enak sedunia!"

Sehun mengangguk setuju.

"Nanti kalo Sehun sudah besar, Sehun akan membuatkan Chanyeol hyung kimchi soup yang banyaaaaaakkk... Satu bak mandi!"

"Yeaaaaaayyy satu bak mandi penuh kimchi soup buatan Hunnie!"

Lalu kedua bocah itu berjingkat kegirangan.

***

Chanyeol duduk di ranjangnya. Pukul tiga pagi.

Lagi. Untuk kesekian kalinya, ia bermimpi tentang masa kecilnya dengan Sehun. Ini terjadi setiap malam, semenjak Sehun pergi.

***

Sehari setelah Sehun menandatangani surat keramat itu, Chanyeol tidak menemukan Sehun di rumah. Saat ia kembali ke apartemennya, semua barang-barang Sehun telah lenyap. Chanyeol berpikir pasti Sehun kembali ke flat lamanya. Bukankah tidak ada tempat tinggal lain bagi Sehun?

Dugaan Chanyeol meleset. Sehun tidak kembali ke flatnya.

Awalnya Chanyeol tidak peduli dan tidak berusahan mencari Sehun. Untuk apa? Kepergian Sehun justru harusnya menjadi kabar baik untuk keluarga kecilnya. Ia bisa fokus mencurahkan seluruh perhatiannya pada Joohyun dan calon buah hati mereka. Joohyun juga bisa menjalani kehidupan rumah tangga dengan tenang dan tidak merasa dinomorduakan. Bukankah itu bagus?

Harusnya.

Namun kenyataan berkata lain. Sehun datang dalam mimpinya. Lagi. Lagi. Kemudian lagi. Dan selalu. Chanyeol sendiri tidak menyangka bahwa memori tentang Sehun begitu melekat di ingatannya. Ia tidak menyangka bahwa ia masih mengingat segala tentang Sehun sejak kecil; senyumnya, tawanya, gaya rambutnya, kartun favoritnya, warna tas sekolahnya, gestur tubuhnya ketika merasa takut pada kecoa, semuanya. Semuanya, bahkan hal terkecil sekalipun.

Chanyeol masih terus saja mengamati gerakan jarum jam di kamarnya. Detik demi detik. Joohyun terlelap di sampingnya. Chanyeol takut memejamkan mata, takut akan mimpi-mimpi lain yang mungkin datang menghantuinya. Takut akan realita bahwa dia merindukan Sehunnya.

***

"Hyung, aku lelah."

"Tahan sebentar ya, Hunnie. Sebentar lagi kita sampai."

Sehun hanya mengikuti langkah kaki-kaki kecil Chanyeol di depannya. Mereka sedang berlibur ke villa milik orang tua Chanyeol di Amsterdam, dan ini pertama kalinya bagi Sehun ikut kemari. Setelah makan siang, Chanyeol mengajaknya keluar untuk bermain di sekitar villa. Sudah cukup jauh mereka berjalan, namun belum juga tiba di tempat bermain yang dimaksud Chanyeol.

"Hyung, apa masih jauh?" tanya Sehun yang mulai lelah karena jalan perbukitan yang mengharuskannya untuk mendaki.

"Sedikit lagi."

Sehun manyun. Dia sudah sangat capek sehingga cukup jauh tertinggal di belakang Chanyeol, tapi Chanyeol masih bersemangat dan sedikit-sedikit berhenti untuk menunggu Sehun menyamainya sebelum mulai berjalan lagi.

Love in ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang