Like a transparent color
Seeps in moistly
Times that were tinged for each other
Filled with the light of love
Clear love in my heart, ohThe color is fading
I walk this darkness alone
Our memories
Which were vivid are now
Like a faded black and white
Now we're faded
Now we're fadedSehun memejamkan mata dan menghirup udara sekelilingnya lekat-lekat. Dia begitu merindukan kampung halamannya. Rasanya sudah berabad-abad, padahal baru tiga tahun lebih ia tidak kembali.
Chanyeol menepati janjinya untuk tidak menemui Sehun lagi, dan setelah bertahun-tahun yang terasa sungguh lama, Sehun memberanikan diri kembali ke Korea seusai menyelesaikan pendidikannya.
"Aku mau makan kimchi soup!" Sehun berseru girang, menyeret koper besarnya keluar dari bandara.
***
Your appearance becomes dim
Like a dream I haven't woken up from
It remains faint in my heart
I miss you again
A love that was like a picture of a landscape, ohThe color is fading
I walk this darkness alone
Our memories
Which were vivid are now
Like a faded black and white"Appa!" Seorang bocah laki-laki berumur tiga tahun berlari dan langung memeluk kaki Chanyeol yang baru saja menjemputnya dari play group.
"Halo jagoan," sapa Chanyeol sambil menggendong putra satu-satunya itu.
"Appa, Hunnie lapal," seru sang anak dengan logat yang masih cadel sambil menggembungkan pipinya lucu. Jangan lupakan bibir pout-nya yang membuat sang appa gemas.
"Baiklah. Hari ini Hunnie mau makan apa?" tanya Chanyeol sambil mencubit gemas pipi tembam Park Sehun, anaknya.
"Kimchi cup!"
Chanyeol tertegun. Kimchi soup?
"Appa! Jangan melamun! Hunnie mau mamam kimchi cupppppp..." rengekan Sehun kecil membuat Chanyeol tersadar.
"Iya sayang. Ayo kita makan kimchi soup."
"Yeaaaaayyyy..." teriak Sehun senang.
Chanyeol lalu membawa Sehun kecil ke sebuah kedai sederhana yang terkenal menjual kimchi soup paling enak di Seoul. Sebenarnya Chanyeol ingin membuatkan sendiri kimchi soupnya, namun anaknya sudah sangat kelaparan dan tidak mau menunggu lama. Akhirnya Chanyeol memesan dua porsi kimchi soup di kedai.
"Oh! Chanyeol-sshi!" sapa Choi ahjumma, sang pemilik kedai. "Dan hai, Sehun kecil. Kau semakin tampan saja."
"Hai, ahjumma! Hunnie mau mamam kimchi cup!" pesan Sehun kecil.
"Siap, sayang. Akan ahjumma siapkan untukmu. Tunggu, ne."
Choi ahjumma segera menuju dapur dan tak lama kemudian membawa dua mangkuk kimchi soup panas ke hadapan ayah dan anak itu.
"Hari ini banyak tamu tampan yang datang kemari. Kurasa kedai ini bisa jadi semakin terkenal. Hahahaha," kata Choi ahjumma. "Kenapa kalian tidak datang bersama saja sih? Aku kan sudah lama tidak melihat kalian makan bersama di sini."
Chanyeol mengernyit. "Maksud bibi?"
"Hunnie, adikmu itu, tadi dia datang kemari. Ouh, dia sangat tampan sama sepertimu. Aku kira dia seorang model. Ah, bukan, mungkin juga CEO sepertimu. Tapi melihat dari pakaiannya yang santai dan koper besarnya, sepertinya dia model yang baru pulang dari fashion show di luar negeri," cerocos Choi ahjumma.
Chanyeol tersedak.
"Sehun kemari?"
***
Shining in my heart
Colored, me and youColor smudged with tears
Spreads as if wet in sadness"Bagaimana menurutmu, Sehun?"
"Hmmm bagus."
"Ya! Jangan hanya bilang bagus saja. Apa ada yang ingin kau tambahkan? Bagaimana dengan warnanya? Atau desainnya? Katakan apa maumu, aku tidak keberatan. Aku ingin semua sesuai dengan keinginanmu."
"Aku rasa ini cukup," cengir Sehun. Dia tidak mau terlalu pilih-pilih dan cerewet, apalagi perihal dekorasi seperti ini.
"Oh iya, bolehkah aku mengubah sedikit saja?" lanjut Sehun.
Johnny tersenyum.
"Tentu saja. Mengubah apa?"
"Aku lebih suka chamomile dibanding mawar..."
***
Chanyeol menatap satu per satu puluhan bingkai foto di kamarnya. Berbagai macam fotonya bersama seseorang memenuhi dinding dan meja. Mulai dari foto-foto masa kecil mereka hingga foto pernikahan.
Di tangannya, Chanyeol memegang sebuah kotak kecil dan membukanya. Cincin berlian mahal menyambut indera penglihatan Chanyeol, dan air matanya mulai tak terbendung. Selama lebih dari tiga tahun, hampir setiap hari ia menangisi cincin itu. Cincin yang dulu ditinggalkan pemiliknya di atas meja nakas bersama dengan surat cerai mereka...
Dan hari ini tangisan itu lebih pilu dari hari-hari sebelumnya, ketika Chanyeol menemukan sebuah undangan pernikahan di kotak surat mansion megahnya.
Johnny Seo & Sehun Oh
***
The color is fading
I walk this darkness alone
Our memories
Which were vivid are now
Like a faded black and whiteNow we're faded
Now we're faded
Now we're fadedThe color is fading...
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Color
Fiksi Penggemar"Saya bersedia menerima perjodohan ini, tapi bolehkah saya dengan lancang mengajukan satu persyaratan?" "Saya mohon agar Chanyeol hyung juga menikahi Joohyun noona." "Poligami?"