Laxus berdiri di atas dahan pohon. “Aku akan mengalahkan mu...” Katanya penuh keyakinan. Dia melepas jubah yang dikenakannya saat itu.
Merpati itu melihat ke badan Laxus. “Badan yang bagus. Aku akan jadikan badanmu sebagi santap malam yang lezat.” Katanya.
“Tutup mulutmu.” Laxus melompat ke tempat Merpati itu berdiri.
Merpati itu mengepakkan sayapnya. Menjauhi Laxus. “Kamu begitu ambisius.”
“Aku harus cepat menyelesaikan semua ini. Aku harus bertemu Master dan mengatakan apa yang aku mau.” Pikir Laxus. Dia melompat lagi ke dahan yang lain sambil melancarkan sambaran petir dari mulutnya. “LIGHTING DRAGON ROAR.”
Sambaran petir itu mengenai tubuh Merpati hingga terjatuh ke tanah.
“Berhasil.” Gumam Laxus.
Namun Merpati itu kembali berdiri. Dengan sayapnya dia membersihkan. Bekas sambaran yang mengenai dadanya. “Tidak sakit sama sekali.” Teriaknya.
Laxus terkejut melihat Merpati kembali berdiri. “Tidak mungkin.”
Merpati melesat melewati tubuh Laxus. Laxus tak mempunya kesempatan untuk menghindar.
“Syattt....”
Laxus melihat tubuhnya penuh sayatan. “Aaaaarrrghhh.” Teriak kesakitan itu terdengar hingga telinga Mirajane.
“Laxus.” Mirajane melakukan take over kembali sebagai Satan Soul. Lalu dia menyerang burung merpati yang ada di hadapannya dengan membabi buta. “Laxuuuuussss...”
Sementara itu di rumah Lucy. Cana Alberona sedang menginap di rumah Lucy.
“Cana, kamu kenapa? Tiba-tiba saja datang menginap.” Tanya Lucy.
“Aku hanya ingin tidur di sini.” Jawab Cana.
“Dia tidak seperti biasa. Bahkan botol birnya tidak di sentuh sama sekali.” Pikir Lucy. “Jika ada yang mau kamu katakan aku siap mendengarkan ceritamu.”
“Huft...” Cana menjghela nafasnya. “Gildart sedang mengawasiku.” Kata Cana.
“Mengawasi?.”
“Aku tidak di setujui 'jalan' dengan pria yang ku suka.” Katanya lagi.
Lucy berpikir. “Apa mungkin ini tentang dirinya dan Laxus?.”
“Padahal dia saja meninggalkan aku dan Ibu. Tapi saat aku mau melakukan hal yang serius dia malah menentang ku habis-habisan.” Cana menyandarkan dirinya ke bahu Lucy.
Lucy mengelus kepala Cana dengan lembut.
“Pria itu yang terbaik.” Kata Cana.
“Aku ingin bertanya apa ini tentang Laxus. Hanya saja aku tidak mau membuatnya menjauh dari ku karena aku terlalu ingin tahu.” Pikir Lucy. “Cana...”
Cana tidak menjawab.
“Hem...” Lucy mengambil selimut lalu menutupi tubuh Cana dengan itu. “Selamat malam Cana.” Lucy duduk di kursinya lalu dia menulis di buku hariannya.
“Natsu... Jika kamu ada di sini. Pasti kamu akan membuat suasana makin kacau. Hahaha... Cana sedang ada masalah. Aku tidak yakin siapa pria yang di ceritakan itu. Aku hanya mendengar dia sedang dekat dengan Laxus,tapi aku takut menanyakan langsung kepada Cana. Aku hanya bisa menunggu hingga dia membuka dirinya dan mengatakan semuanya kepadaku Natsu dimana pun kamu berada sekarang aku harap kamu dalam keadaan baik. Aku merindukanmu. Lucy Heartfilia.”
Kembali ke arena pertempuran antara Laxus dan Merpati.
“Laxus...” Mirajane mendekati Laxus. Melihat tubuhnya penuh darah membuat Mirajane marah. “Aku akan...”
Laxus memegang tangan Mirajane. “Aku yang akan melawan dia.”
“Tapi lukamu?.”
“Aku akan mengalahkannya demi orang yang ku sayang.” Kata Laxus.
Mirajane terkejut mendengar pernyataan itu. “Apa yang di maksud Makarov atau Cana?.”
“Mira. Tetaplah hidup. Aku akan menyelesaikan ini dengan cepat.” Kata Laxus.
Mira mengangguk. Laxus kembali berdiri lalu melompat ke dahan pohon. “Aku akan membunuhmu.” Teriak Laxus.
Merpati itu tersenyum sinis. “Tekadmu cukup kuat rupanya.”
“Apa yang aku pikirkan sekarang.” Mirajane menggelengkan kepalanya. “Ini di tengah pertempuran. Bagaimana aku bisa melamun seperti ini.”
“Aaaaaakkkkk.” Beberapa ekor burung merpati mendekati Mirajane.
Mirajane dengan cepat menghindari serangan burung merpati itu. “Padahal induknya sedang bertarung melawan Laxus. Siapa yang mengontrol mereka?.” Pikir Mirajane karena merpati yang sudah terkapar kembali bangkit lalu menyerang lagi. “Seperti zombie.”
Laxus vs Merpati berkepala manusia. Mereka bertempur di atas pohon.
“Sulit untuk menjaga keseimbangan di atas sini. Merpati sialan itu tidak mudah terpancing keluar hutan. Apa itu kelemahannya? Sulit bagiku untuk mencobanya.” Pikir Laxus.
“Apakah kekuatan cucu Makarov hanya segitu saja?.” Ledek Merpati.
“LIGHTING DRAGON HEAVENWARD HELBERD.” Dari tangan Laxus muncul tombak yang sangat berat, dia menembakkan tombak itu kearah Merpati.
Merpati itu tercengang melihat tombak berkilat itu. “Aaaaaaaaaa...” cahaya dari kilat itu melingkupi Merpati.
“Apa ini sudah berakhir?.” Tanya Laxus.
Mirajane melihat burung-burung merpati itu lenyap seketika. “Apa Laxus berhasil?.” Mirajane terbang ke arah Laxus. “Laxus?.”
Laxus menatap Mirajane. “Apa ini sudah selesai?.”
Mirajane mengangguk. “Kamu berhasil...”
Laxus menggelengkan kepalanya. “Kita yang berhasil.”
Mirajane dan Laxus masuk ke markas Merpati itu. Tidak ada siapapun, hanya ada Kalajengking yang sudah menjadi bangkai.
“Apa mereka hanya berdua saja?.” Tanya Mirajane.
Laxus melihat sekitar gua itu. “Tidak ada siapapun lagi.” Katanya.
“Apa mereka membuat semua ini berdua saja?.” Tanya Mirajane.
Laxus memenggal kepala Kalajengking itu. “Apapun itu ayo kita bawa kepala mereka kepada kepala desa di bawah bukit.”
Laxus dan Mirajane memang di minta Makarov untuk menjadi satu team dan menyerang Merpati dan Kalajengking yang menghuni bukit sihir itu. Namun semua permintaan itu datang dari kepala desa di bawah bukit. Karena Merpati dan Kalajengking itu memangsa warga desa dan itu menjadi keresahan penduduk sana. Kepala desa meminta kepala mereka sebagai bukti bahwa musuh mereka sudah musnah.
“Ini...” Laxus menyerahkan kepala-kepala itu pada kepala desa.
Kepala desa itu tersenyum puas. Dia memberikan bahan makanan dan berpuluh-puluh batang emas sebagai hadiah untuk mereka.
Laxus dan Mirajane langsung pulang dengan kereta yang di sediakan kepala desa. Waktu tempuh beberapa hari terasa cepat karena kebahagiaan Laxus yang mengalahkan musuhnya. Namun tak bisa di hindarkan bahwa Laxus pun tidak kuat berada dalam kendaraan. Dia menahan rasa mualnya.
“Laxus... Kamu harus menahan diri.” Kata Mirajane sambil mengusap punggung Laxus.
Fiore. Markas Fairy Tail.
Laxus dan Mirajane di sambut hangat oleh para anggota Fairy Tail. Kemenangan mereka menjadi hadiah yang indah bagi Makarov setelah kekalahan yang membuat Mirajane terluka parah.
Di ruangan Makarov. Laxus dan Mirajane masuk ke ruangan itu lalu mereka melihat Gildart duduk di hadapan Makarov. Apa yang akan mereka bicarakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
FairyTail : Mirajane & Laxus (TAMAT)
FanfictionCerita ini di persembahkan kepada para pecinta Fairy Tail. Dan ini adalah bagian pertama, bercerita tentang kisah cinta di dalam serikat Fairy Tail. Guild terkuat di Fiore. cerita pertama mengenai Laxus dan Mirajane... silahkan baca. # ingat ini han...