part 21

2.4K 74 0
                                    

"Hmmm" jawab Ara malas menanggapi.

"Serah kamu deh mau denger apa gak. Mau percaya apa gak" ucap ken menarik tangan Ara. Dan menyuruhnya duduk di ranjang.

Karna ranjang mereka gak jauh jauhan. Ken duduk di ranjangnya sendiri dengan menyilangkan kedu kakinya. Rambutnya yang brantakan dn kondisi fisiknya yang kian lemah namun tak memudarkan ketampann dari wajah ken dan semakin menambah cool dengan rambut yang terlihat teramat frustasi itu.

Dia mendesah nafas secara kasar berulang ulang berusaha menenangkan diri dan mengatur emosibya. Sedangkan gadia yang didepannya kini memainkan iphonenya tanpa melirik pemuda tampan didepannya yang terlihat kacau balau.

"Ekhem" deheman ken membuat Ara melirik kearahnya. Namun fokusnya kembali kearah iphonenya itu.

"Ekhem" deheman kedua. Membuat Ara melirik lagi lumayan lama. Dan kini kedua manik itu kembali bertatapan setelah sekian lama tatapan hangat itu hilang dari keduanya.

Ara kembali terfokuskan ke layar hp nya kembali. Dan berusaha tak memperdulikan ken yang semenjak tadi memperhatikannya dan terlihat menhan amarahnya.

"Keeen!" Teriaknya sambil memanyunkan bibirnya.

"Kamu gak nganggep aku ada? Kmu pikir aku ini setan apa?" Tanyanya mengintimidasi sambil menaruh hp Ara ke nakas sebelah kasurnya. Agar tak dapat diambil Ara kembali.

"Kan tadi kam-"

"Ralat, kan tadi lo sendiri yang minta mau nganggep ada atau enggak itu terserah. Kenapa lo yang sewot" ucap ara sambil memalingkan wajahnya.

"Kan aku cuma bercanda Ara sayaaaang" goda Ken yang masih tersedia kesabarannya.

"Najiz"pekik Ara.

"Serah"

"Setan lo"

"Serah"

"Brengsek lo ken"

"Serah"

"Aaarrrgghh!!" Ucap ara frustasi sambil menjambak jambak rambutnya sendiri.

"Gue mau jelasin yang sebenernya, jadi gini.
Cewe yang tadi sama gue itu Aureen..."

"Gak nanya! Mau pamer lo" sela Ara sewot.

"Makanya dengerin aku dulu, bego!" Ucap ken yang mulai hilang kesabarannya.

"Oke oke selow bozz" goda Ara sambil menyilangkan ledua tangan putihnya ke dalam dekapannya sendiri.

"Jadi Aureen itu sepupu aku. Dia kuliah juga disana dan sebenernya aku mau ngenalin dia ke kamu, eh malah kejadiannya kaya gini" Ara hanya manggut manggut saja tanda mengerti tanpa protes sedikitpun.

"Nah itu semua gara gara Aji" ucapnya terlihat pasrah dan menundukan kepalanya.

"Loh kok lo malah nyalahin dia sih!" Sahut Ara kini tak tinggal diam.

"Bentar dulu sayang. Aku belum selesai. Kamu nyela mulu sih"

"Jadi Aji itu gak suka sama hubungan kita dari awal. Dia itu suka sama kamu. Dan bakal ngehancurin hubungan kita. Terserah kamu percaya apa gak" ucapnya namun Ara tak kaget mendengar penuturan Ken kalau Aji menyukainya. Karna Aji memang pernah menyatakan cintanya beberapa kali. Meski akhirnya di tolak dengan alasan yang selalu sama. Karna Ara menyanyangi, ralat maksudnya mencintai sangat mencintai Ken.

"Nah ternyata dia juga sekolah di aussi. Dan satu kampus sama Aureen. Dia deket sama Aureen, dia juga pernah nembak Aureen tapi di tolak soalnya Aureen cuma nganggep Aji sahabatnya doang gak lebih. Dan pas dia tau Aureen itu sepupu aku. Dia nyebarin berita berita gak jelas ke kamu. Kamu nya malah percaya aja sama berita hoax gitu" jelasnya panjang lebar.

"Lagian kamunya juga lost contact selama satu bulan. Kamu pikir enak apa hah?!" Protes Ara.

"Cie udah pake aku kamu. Berarti udah gak ngambek niiih" godanya sambil memdekatkan wajahnya ke Ara.

"Paan sih" ujar Ara sambil mendorong pundak Ken agar menjauh.

Tapi usahanya sia sia. Ken malah memeluknya erat dan mendekatkan lagi wajahnya ke Ara, nafasnya yang teratur dan deguban jantung dengan ritme yang cepat dapat tersengar diantara keduanya. Hidung mereka bertempelan.

"I love you sayang" bisiknya lembut di telinga Ara dan membuatnya geli.

"Iih sanah apaan sih" ucapnya sambil mendorong ken yang tenaganya lebih besar darinya.

"Gak mau. Sebelum kamu jawab" pekiknya lalu menelusupkan kepalanya di leher jenjang Ara dan menghirup aroma mawar yang mewah serta mempererat pelukannya di perut kecil Ara.

"Ken gue gak bisa nafas"protes Ara mulai mengatur nafasnya.

"Biarin. Sebelum kamu jawab aku gak bakal ngelepasin pelukan hangat ini" ken terkekeh dan menelusupkan kembali kepalanya ke leher Ara.

"Huuft. Oke oke, i-love-you-too. Udah kan? Sekarang lepasin" ujarnya jelas.

"Kenapa?" Tanya Ara sambil menaikkan alisnya. Melihat reaksi ken yang melepaskan pelukannya dan membuatnya terlepas dari dada bidangnya yang wangi trus mesem mesem gak jelas bikin tambah asem.

"Gak papa"ucapnya masih dalam keadaan mesem mesem. Lama lama mirip orang gila tapi ganteng hehe.

♡♡♡♡♡♡♡

06.40.

Mentari pagi sudah terbit, mengintip dibalik celah gorden kamar dan mengusik tidur gue yang kaya putri. Wkwks.
Tiba tiba ada yang guncang guncangin tubuh gue. Apa ini gempa? What gempa?.

Aku membuka mata takut kalo ini beneran gempa. Aduh gue gak mau mati. Gue masih pengen nikah sama keeeen.
Seorang princes senyum sama gue. Duh meleleh gue. Kayanya gue kenal nih. Gue mengerinyitkan dahi gue tanda berpikir tiba tiba...

Plak....

Ada yang nampar pipi gue tapi gak keras amat. Saat itulah kesadaran gue kembali. Nyawa gue udah kekumpul semua. Itu kak Sasa aduuuh kangen banget gue sama dia. Tambah cantik aja nih dia.

"Ra bangun. Tuh dahi kenapa kaya gak pernah liat orang cantik aja?" Tanyanya pd tanpa merasa berdosa habis nampar nih pipi mulus putri kecil yang unyu unyu dan iler yang garing di pinggir bibirnya.
Udah lah jangan dibayangin pengin muntah loh ntar #plak...

"Eh ka Sasa. Aduh gue kangen banget hehe" timbal gue yang megang pipi sama langsung meluk ka Sasa spontan dan dia kaget.

"Ih jorok lo. Sana mandi gak inget ini hari apa, tuh mama udah nunggu di depan" ucapnya kesel sambil pergi dari pandangan mata.

Yap bener banget. Ini hari persiapan pernikahan gue sama Ken. Terkesan mendadak emang, tapi kalo udah fix kenapa gak? Hehe.
Sebenernya gue juga kaget pas mama sama papa pernikahan kita seminggu. Dan besok lusa adalah hari H nya.
Gue sama ken sempet nolak. Namun apa daya tangan tak sampai.

Gue buru buru meluncur ke kamar mandi. Dan selesai pakai baju adidas panjang, celana jeans putih, sama sepatu. Rambut? Gue kuncir kuda dan biar tambah komplit gue pakein topi.

Btw topi gue couple an sama ken loh. Sombong dikit gak papa lah yaw.

Dan caaaw.

"Loh kamu disini?" Tanya gue bingung, sambil menaikkan satu alis gue.
Perasaan tadi ka Sasa bilang udah di tunggu mama. Kenapa malah dia. Ah bodo ah yang penting dia tamvan hehe.-batin gue terkekeh geli sendiri.

"Kenapa? Kan kita mau nyoba gaun pengantin. Gak boleh jemput calon istri?" Tanyanya menggoda.

"Hmm"Ucap gue. Dan dia menarik eh salah di ralat. Menggandeng tangan gue nyaman.

Eh si mama udah stan by aja di jok mobil. Nyebelin...

my bad boyfriend [COMPELETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang