6. Kebaikan Adrian

668 50 4
                                    

Viko hanya bisa melongo mendengar cerita romeo. Pantesan adrian pinter banget, masih kelas 5 SD tapi buku yang dibaca kelas 1 SMP.

"Semenjak itu gue sering kerumah adrian bang. Karna kita deket mau gak mau gue juga deket sama adam. Ya walaupun enggan juga sih. Mana mau adam temenan sama anak miskin kaya gue kalo gak karna adrian. Berkat adrian juga gue bisa masuk kelas aksel dan bisa sejajar 15 besar sesekolah" ucapnya bangga

"Gue inget kata-kata ian, 'lo belajar bukan karna besok ujian, pengen dipuji atau karna ada PR. Lo belajar karna lo pengen pintar, lo pengen nambah ilmu lo'. Jujur ya bang, gue pikir ian bakalan sekolah disini makanya gue masuk sini eh gak taunya dia pindah ke bekasi. Sedih gue."

"Terus kalo adam?"

"Jujur gue gak deket-deket banget sih sama dia. Well dia orangnya...aduh gimana ya... Gue gak mau jelekin tapi dia tuh manipulatif banget"

"Manipulatif? Maksud lo?"

"Jadi apa yang abang liat. Itu gak seperti yang abang liat. Dia emang kelihatan ramah, baik, pokoknya sempurna... Tapi.. itu semua topeng, dia gak sebaik yang semua orang pikir"

"Terserah bang viko percaya atau enggak. Cuma dia pernah bikin adrian hampir gak lulus ujian UAN"ucap romeo kesal.

"Maksudnya? Dia jebak adrian?" Romeo mengangguk.

"Tapi gak secara langsung. Hmm..mana mau dia ngotorin tangannya sendiri. Emang gue rasa, dia deketin ian, cuma kedok doang. Apalagi semenjak ada caca. Dia selalu aja mau bikin ian celaka. Gue udah sering bilang ian, tapi dia gak percaya dia selalu bilang itu cuma asumsi gue aja. Tapi gue yakin adam emang sengaja. Dia fitnah ian sampe ian dikeluarin dari tim basket"ucap romeo marah.

"Maka dari itu ian ngotot ambil aksel lagi biar cepet balik ke bandung. Ian gak mau caca deket sama adam. Adam itu obsesi banget ke caca sampe takut gue bang. Tapi... Gue kan gak deket sama caca atau vira. Jadi gue gak bisa bilang apapun"tutupnya.

***
Semenjak itu, gue akuin gue sedikit ragu dengan keterangan romeo. Gue jadi sering perhatiin adam. Sampe suatu ketika romeo didaulat jadi ketua OSIS sementara adam kalah dan menjadi wakil OSIS. Memang argumen romeo lebih bagus bila dibandingkan dengan adam. Gue sangka adam bakalan menang secara adam lebih populer tapi gue bersyukur para pemilih bisa fair dalam memilih bukan karna ganteng atau populer tapi karna misi dan visi ketua OSIS yang dipaparkan kedua calon.

Gue hampir lupa sama kejadian itu karna gue sekarang mau fokus ke ujian yang tinggal 4  bulan lagi.
"Gue gak sangka romeo ngelakuin itu" ucap salah satu adik OSIS gue dulu.

"Ada apa sel?" Tanyaku pada sheila. Sheila mengangguk hormat saat gue negur dia.

"Ah... Ini bang, romeo"

"Romeo kenapa?"

"Hmm ada yang bilang, romeo ambil uang kas OSIS buat kepentingan pribadi" ucap Sheila

"Serius ?" Sheila mengangguk

"Makanya pak helmi lagi audit bang. Banyak loh bang, masa uangnya ilang 10 juta"

10 juta untuk anak SMA bro, apalagi anak sekelas Romeo yang notabene gak mampu.

"Hah...banyak banget sel, trus romeo mana?"

"Lagi disidang sama pembina OSIS dan BK bang" gue bergegas ke ruang BK. Benar aja romeo tampak menunduk dan diam sementara para guru menghakiminya. Ya Tuhan, bahkan Naura yang bendahara OSIS hanya diam dan sedikit mengejeknya.

Hampir satu jam Romeo berada disana. Wajah pucat pasi memancar diwajahnya yang belum genap setengah tahun menjabat jadi ketua OSIS. Baik murid dan guru mencibirnya. Romeo diskorsing sampai dia mampu mengembalikan uang itu.

The Destiny Of Love (END)Where stories live. Discover now