" Kamu baik-baik ya disini, jangan nyusahi Cakka dan tante Cindy ya sayang " Cantika mengelus rambut Shilla penuh sayang.
" Iya bun, tenang aja. Bunda sama ayah juga baik-baik disana ya, jaga kesehatan. Cepat pulang ya kalau udah beres masalahnya " Shilla memeluk Cantika erat, pelukan perpisahan.
" Bapak sama ibu jaga kesehatan ya disana, salam untuk Alvin juga. Maaf, mama nggak bisa ikut karena ada urusan sedikit "
Cantika mengangguk lalu menanggapi ucapan Cakka yang ada dibelakang mereka " Iya, nggak apa-apa. Salam juga untuk mama kamu, oh iya panggil bunda aja ya. Kan kamu calon menantu bunda "
Cakka mengangguk menanggapi ucapan Cantika
" Cakka, saya titip Shilla ya. Saya percaya kalau kamu bisa jaga Shilla dengan baik " Reynal menatap Cakka serius
" Saya nggak akan janji apa-apa pak, karena saya hanya manusia bukan Tuhan " Reynal tersenyum dan menepuk pundak Cakka pelan
" Kalau begitu, jadilah malaikat buat Shilla, gantikan tugas saya untuk menjaganya sampai saya kembali nanti "
" Saya akan melakukan apa yang seharusnya seorang pria lakukan kepada calon wanitanya " Cakka berucap dengan penuh kesungguhan.
" Ayah sama bunda pergi dulu ya sayang, jaga diri baik-baik. Kamu harus bersikap sebagaimana gadis baik seharusnya, maaf ayah sama bunda harus pergi sekarang " Reynal memeluk Shilla penuh kasih dan mencium keningnya.
" Duh.. Ayah lebay deh, Shilla kan jadi sedih. Kayak gak akan ketemu lagi deh " protes Shilla dipelukan Reynal
Cantika menyentil dahi Shilla kesal " Kamu ini merusak suasana aja deh " dengus Cantika
" Ah.. Udah-udah, ntar Shilla mewek lagi. Mending sekarang ayah sama bunda masuk, udah ada pengumuman boarding tuh " Shilla mengusap sudut matanya yang berair karena airmata.
Reynal mengangguk pelan, kemudian berjalan masuk ke ruang tunggu bersama Cantika. Shilla terus memandang kedua orangtuanya sampai tak terlihat lagi, entah kenapa rasanya berat untuk berpisah dengan keduanya.
" Ayo kita pulang " ajak Cakka
Shilla berbalik menatap Cakka penuh harap " Boleh nggak kalau kita tunggu sampai pesawatnya terbang? " tanya Shilla
" Ya " jawab Cakka pelan
***
Cakka melirik kesampingnya, tempat Shilla duduk. Gadis itu sedari tadi hanya diam membisu, tepatnya setelah pesawat yang membawa Reynal dan Cantika terbang.
" Kenapa? " tanya Cakka
Shilla menghela nafas pelan " Kok aku kepikiran ayah sama bunda ya kak? Padahal kan baru aja pisah " lirih Shilla
" Apa aku susul aja kali ya kesana? " tanya Shilla
Cakka menepikan mobilnya dipinggir jalan, lalu menatap Shilla lekat " Terus sekolah kamu gimana? Ayah sama bunda nggak bawa kamu karena kamu masih sekolah, perasaan itu mungkin cuma karena kamu nggak pernah jauh dari orangtua. Makanya sekarang kamu kepikiran terus " ucap Cakka
" Iya kali ya kak, tapi- "
Cakka memotong ucapan Shilla cepat " Udah kamu gak usah mikir yang nggak-nggak deh, lebih baik kamu berdoa buat mereka "
" Iya kakak benar " Shilla tersenyum tipis menanggapi ucapan Cakka
" Berhubung hari ini saya nggak sibuk, saya mau ajak kamu jalan-jalan. Tempatnya kamu yang pilih "
" Benar nih? Emm.. Aku mau ke dufan kak " Shilla berucap dengan antusias
Cakka mengangguk menyetujui usulan Shilla " Ok, kita ke dufan " ucapnya kemudian menghidupkan kembali mesin mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me, Kak! ( Selesai )
Teen Fiction" Aku cinta sama kakak, dan.. Ayo kita nikah kak " " Kau sudah gila! Kau masih Sma dan aku tak mungkin menikahi mu " " Aku gak perduli! Pokoknya kakak harus menikah dengan ku! " Nikah muda?? Siapa takut.. Setidaknya seperti itu lah semboyan atau mot...