Shilla memangku album foto yang berisi foto-foto keluarga kecilnya, mengusap satu persatu lembar foto itu dengan senyum yang tak pernah pudar diwajah dewasanya. 15 tahun sudah usia pernikahan mereka, pernikahan yang menghasilkan satu orang putri bernama Caca Ashifa Anugerah. Ia tidak menyangka akan bisa sampai diusia pernikahan ini bersama Cakka, usia yang tidak sebentar.
15 tahun yang lalu menjadi tahun yang tidak akan pernah terlupakan olehnya, dimana terjadi 2 kejadian besar yang telah merubah hampir seluruh hidupnya. Kematian orang tuanya dan pernikahannya dengan Cakka dan seketika ingatannya kembali ke 15 tahun yang lalu.
***
" Saya terima nikah dan kawinnya Ashilla Reina Cantika binti Reynal dengan mas kawin tersebut dibayar tunai "
" Sah? "
" Sah "
Ingin rasanya Shilla menjerit kencang saat ini juga ketika kata sah terucap, itu artinya sekarang ia sudah menjadi istri dari seorang Cakka Anugerah. Mimpinya untuk menikah diusia muda sudah terwujud, ia merasa bahagia. Namun, tak bisa dipungkiri rasa sedih itu menghampiri karena orangtua nya yang sudah tiada. Setiap anak pasti menginginkan kehadiran kedua orangtuanya disaat hari bahagianya ini, tak terkecuali Shilla. Tapi ia harus ikhlas agar kedua orangtuanya bisa tenang disana.
" Hai brides "
Shilla tersenyum membalas sapaan Alvin, laki-laki terbaik yang ia punya saat ini selain Cakka.
" Ayo ketemu suami lo "
" Kenapa? " Alvin mengernyit heran melihat Shilla menggeleng
" Gue.. Gue "
Alvin duduk disamping Shilla " Lo kenapa sih? Gak mau ketemu Cakka? Nyesal udah nikah sama dia? " tanya Alvin bingung
" Gak!! Bukan itu Alvin " Shilla menggeleng tegas, menyangkal ucapan Alvin, ia nyesal menikah dengan Cakka? Yang benar saja, menikah dengan Cakka itu mimpinya jadi mana mungkin dia menyesal.
" Ya terus kenapa? "
" Gue cuma mau bilang makasih.. Makasih karena lo udah jadi abang terbaik buat gue, slalu ada buat gue apalagi waktu ayah dan bunda meninggal, lo juga udah jadi saksi buat pernikan gue. Dari kecil lo slalu jadi yang terbaik, gue gak tahu lagi gimana kalau gak ada lo dihidup gue. Lo abang terbaik gue, makasih Vin. Makasih banget buat semuanya " Shilla menghambur memeluk Alvin erat, sungguh ia sangat menyanyangi Alvin.
Alvin membalas pelukan Shilla, mengusap punggungnya yang sedikit bergetar " Lo gak perlu bilang makasih, itu udah tugas dan kewajiban gue buat jaga juga lindungi lo selamanya. Walau lo bukan adik kandung gue, tapi gue sayang sama lo. Kalau gue abang tersayang lo, maka lo juga adik tersayang gue. Walaupun lo udah nikah dan jadi tanggung jawab Cakka, gue gak akan berhenti buat jaga dan lindungi lo. Lo, ayah, bunda itu adalah malaikat penolong buat gue. Gue gak ada hubungan darah atau apapun sama kalian, tapi kalian slalu nganggap gue keluarga. Mereka menyanyangi gue seperti lo, tanpa melihat gue anak kandung atau bukan. Gue memang hutang budi sama kalian, tapi apa yang gue lakukan selama ini bukan untuk membalas budi. Gue sayang sama keluarga ini dengan hati gue, jadi uda seharusnya kan seorang abang menjaga dan melindungi adiknya " Shilla mengangguk dipelukan Alvin, dipelukan kakaknya.
Alvin melepaskan pelukan Shilla, menghapus airmata yang menetes dipipinya " Lo harus turun temui Cakka sekarang, ok " ucap Alvin dengan senyum manisnya.
***
" Senyum bisa kali kak " Shilla mendesis sebal melihat sikap Cakka, tak ada senyum lebar seperti Shilla diwajahnya. Ia hanya tersenyum ketika tamu menyapa nya dan mengucapkan selamat dan hanya senyum tipis, hal yang membuat Shilla kesal setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me, Kak! ( Selesai )
Teen Fiction" Aku cinta sama kakak, dan.. Ayo kita nikah kak " " Kau sudah gila! Kau masih Sma dan aku tak mungkin menikahi mu " " Aku gak perduli! Pokoknya kakak harus menikah dengan ku! " Nikah muda?? Siapa takut.. Setidaknya seperti itu lah semboyan atau mot...