Part 11

20.1K 698 34
                                    

" Kka " Cakka tersentak dari lamunan nya ketika Rio menepuk pundak nya, lalu duduk disofa sampingnya.

" Shilla mana? " tanya Rio memperhatikan sekeliling

" Lagi istirahat " Cakka menjawab singkat

" Oh "

" Oh iya Kka, tadi gue ketemu sama Zahra didepan " ucap Rio

" Terus sekarang dia nya mana? Kok gak masuk bareng lo? " Cakka mengedarkan pandangannya kearah pintu, mencari sosok Zahra

" Tadi udah gue ajak masuk, tapi katanya lain kali aja. Mungkin dia buru-buru, jadi dia kirim salam aja buat lo dan Shilla "

" Oh gitu " Rio mengernyit menyadari suara Cakka yang sedikit melemah, terkesan kecewa.

" Lo kecewa karena dia gak nemui lo dulu? "  tanya Rio penuh selidik

" Kka? " panggil Rio karena Cakka hanya diam saja, tidak menolak ataupun mengiyakan.

" Ok. Gue anggap diam lo sebagai jawaban ya " Rio menarik kesimpulan akan keterdiaman Cakka.

" Apa lo masih mencintai dia? "

" Lo tahu jawabannya, jadi buat apa bertanya lagi "

" Terus Shilla? Apa lo akan tetap mencintai Zahra disaat lo udah terikat dengan gadis lain? " tanya Rio serius

" Gue tahu ini bukan waktu yang tepat, tapi lo harus memikirkannya mulai sekarang. Lo harus serius. Hapus cinta lo dan belajar mencintai Shilla atau akhiri hubungan lo dengan Shilla "

" Lo nggak akan bisa mencintai Shilla kalau Zahra masih ada diposisi tertinggi di hati lo, hapus dia dan belajar mencintai Shilla sebagaimana seharusnya. Lo harus ngehapus dan ngebuang semua tentang Zahra, semuanya Kka. Ingat ucapan lo ke almarhum ayah nya Shilla "

" Tapi saran gue, lepas Shilla kalau lo nggak bisa ngehapus Zahra dari hidup lo. Jangan tahan Shilla dengan hubungan yang lo sendiri nggak yakin akhirnya gimana, gue akan dukung apapun keputusan lo karena gue yakin lo tahu mana yang terbaik diantara lo, Shilla, juga Zahra " Rio menepuk bahu Cakka pelan, sebagai sahabat dan sepupu Cakka, Rio akan memberikan dukungan penuh ke Cakka. Apapun pilihan Cakka, Rio akan tetap mendukung sepenuh hatinya.

" Iya, gue ngerti. Thank's Yo " Rio mengangguk dan tersenyum diwaktu bersamaan.

***

Shilla meluruh dilantai, tergugu dengan tangis yang kian melirih. Berulang kali memanggil kedua orangtuanya, berharap mereka ada disini, memeluknya, dan mengatakan jika semua ini adalah mimpi.

" Ayah.. Bunda.. Kenapa takdir Shilla seperti ini? Kenapa takdir begitu kejam kepada Shilla? Shilla baru saja kehilangan kalian, apa Shilla juga harus kehilangan cinta? Kak Cakka, pria yang Shilla cintai, satu-satunya cinta yang tersisa dihidup Shilla, dia.. Dia mencintai perempuan lain. Dia.. Dia.. " Shilla semakin terisak lirih, airmata yang semakin deras, dan sesak yang semakin memeluk ketika mengingat percakapan Cakka dan Rio. Percakapan tentang.. Siapa pemilik cinta dari seorang Cakka Anugrah sesungguhnya.

Apa dia sudah kalah? Benarkah? Bahkan dia belum memulainya dan dia harus menyerah? Sungguh, Shilla tidak siap dan tidak akan pernah siap kehilangan Cakka, kehilangan cinta pertamanya, jika itu terjadi lebih baik ia mati. Menyusul kedua orangtuanya, untuk apa ia hidup jika tidak memiliki cinta. Shilla berharap jika Cakka dapat melupakan dan menghapus cinta nya kepada wanita itu dan bisa mencintainya.

" Tuhan.. Kenapa kau uji aku seberat ini? Apa yang harus ku lakukan? "

Shilla meringis memegang perutnya yang terasa perih, sepertinya maghnya kambuh. Seingatnya, dia memang belum menyentuh makanan sejak kemarin, terakhir makan saat sarapan bersama kedua orangtuanya. Sebelum mereka berangkat ke bandara.

" Sakit " Shilla membaringkan tubuhnya dilantai dengan tubuh yang meringkuk disamping tempat tidur.

Jika orangtuanya masih ada, Shilla pasti akan merengek kesakitan yang berujung omelan bundanya karena tidak menjaga kesehatannya. Sungguh, dia merindukan kedua orangtuanya.

" Shilla "

" Shill, mbak masuk ya? "

Itu suara Agni

" Shill, kamu dimana? "

" Disini mbak " Shilla menjawab dengan pelan yang beruntung dapat didengar Agni.

" Astaga.. Shilla "

Agni berlari menghampiri Shilla yang meringkuk dilantai, membantunya berdiri agar dapat berbaring ditempat tidurnya.

" Kamu kenapa dek? " tanya Agni panik

" Perut aku sakit mbak " lirih Shilla

" Kamu udah makan? " tanya Agni yang dijawab gelengan Shilla

" Ya ampun.. Kamu belum makan dari kemarin, pantas perut kamu sakit. Tunggu sebentar, mbak ambil makanan dulu " Agni bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar dengan cepat.

***

" Ag, kenapa? " tanya Rio yang melihat Agni menuruni tangga dengan panik

" Shilla sakit kak, aku mau ambil makanan buat dia "

"

Marry Me, Kak! ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang