[Comment pls biar aing semangat nulisnya :(]
Ponsel pintar buatan Apple itu terlempar ke bawah bantal yang terlapis oleh seprei putih bersih. Bimbang. Gadis yang menutup separuh wajahnya dengan lengannya itu berulang kali menghela nafas, perlahan gadis itu bangun dari posisi rebahannya.
"Sebenarnya gue kenapa sih? Gue yang minta putus tapi kok malah begini jadinya?" Windy bergumam sembari menunduk.
"Kak Bagus kenapa juga kayak gitu siih! Ih kesel! Gimana bisa move on?!" kesal Windy, gadis itu menggigiti bibirnya lalu mengambil ponselnya. "Dateng gak ya?" gumam Windy sambil menatap pesan dari Bagus.
----
"Bang Gus, udah sana masuk. Lima menit lagi udah mulai acaranya." kata Teguh sambil mendorong Bagus kearah pintu masuk Ballroom hotel.
"Gue nunggu Windy, nyet. Lagian IPK gue nggak diraguin." kata Bagus sombong, kepalanya masih celingak-celinguk mencari keberadaan pujaan hatinya.
"Yakinin gue Ya Allah, kalo emang dia bukan jodoh gue dia nggak dateng. Kalo emang dia jodih gue dia pasti dateng. Aamiin." kata Bagus berdoa. Teguh, Daffa, Alvin, Fajri, Rio, dan Jefri hanya berdecak melihat sahabatnya itu. Sejak kapan Muhammad Bagus Fahreza menjadi alay begini?!
"Daripada lo ngarep, mending lo masuk gih, Gus. Ntar nama lo dipanggil." kata Fajri, Bagus menghela nafas berat. "Iyaㅡ"
"Jefriiiii!!!!!"
Pekikan seorang gadis membuat tujuh orang cowok ganteng yang sedang berdiri di depan pintu itu menoleh. Jefri langsung tersenyum lebar, "Ayaaaangg!!!" pekik Jefri sambil berlari menghampiri kekasihnya, Egi.
"Kamu sendiri kesini? Mau ngapain?" tanya Jefri, Egi hanya tersenyum lebar. Gadis itu menatap enam lelaki di belakang Jefri.
"Kak Bagus kenapa nggak masuk? Acaranya mau mulai loh kak," kata Egi, Bagus yang moodnya sedang jelek itu pun hanya mengendikkan bahunya lalu berbalik. Lelaki itu bersiap masuk ke dalam ballroom.
"Atau mungkin kakak nunggu orang itu?" lanjut Egi, Bagus kembali berbalik lalu menaikkan sebelah alisnya.
Setelahnya pandangan Bagus tertuju pada beberapa gadis yang datang di belakang kekasih Jefri itu. Dari empat gadis itu, hanya pada seorang gadis pandangan Bagus tertuju, Windy.
Gadis yang memakai dress putih ditambah dengan wajahnya yang merah. Perpaduan antara cantik dan imut, menurut Bagus.
Bagus tak dapat menahan senyumannya. "Windy? K-kamu dateng beneran? Ya aAllah doa gue dijabah, bro!" pekik Bagus alay pada keenam sahabatnya.
Bagus menghampiri Windy, "Aku masuk dulu ya? Kamu tunggu disini," kata Bagus tanpa mengalihkan pandangannya pada Windy. Windy menunduk malu sambil mengangguk pelan.
"Good luck, bang! Jangan gugup lo pas pidato!" kata Teguh saat Bagus memasuki pintu ballroom. Bagus mengacungkan jempolnya sebelum tubuhnya benar-benar masuk ke dalam ruangan besar itu.
♣♣♣
Kini teman-teman Bagus dan tentunya Windy sedang berada disebuah restoran dekat hotel tempat wisuda Bagus. Mereka memilih menunggu Bagus disana dan mempersiapkan kejutan kecil untuk lelaki berkulit pucat itu.
Ice cream cake, makanan, dan minuman tersaji ditengah meja panjang di ruangan VIP restoran tersebut, dan tentunya beberapa bucket bunga untuk Bagus.
"Eh, Bagus mau nyampe katanya. Stand by di posisi masing-masing!" kata Fajri. 6 laki-laki dan 5 perempuan langsung besiap-siap di posisinya. Windy yang awalnya berada di pojik meja langsung didorong oleh Alvin agar gadis itu berpindah ke tengah ruangan, "Harusnya lo disini, Win. Nah lo pegang ini bunga. Pas bang Bagus masuk, give it to him." kata Alvin lalu kembali ke tempatnya semula.
Windy menelan ludahnya, kakinya melemas. Pikirannya melayang kemana-mana.
'Kalo muka gue jelek gimana? Ntar Kak Bagus ilfeel sama gue! Aduh kalo gue malu-maluin gimana? Gimana kalo-' Windy tersadar dari pemikiran anehnya saat pintu ruangan VIP itu terbuka.
"CONGRATULATIㅡROSE?!"
Tbc
LONG TIME NO SEE SEMUWAAAAAAA
MAAF LAMA BANGET APDETNYA INI STORY T.T
Etapi gaada yang nunggu juga wqwqwq
Makin aneh y? :(
Padahal mau diselesein di part ini tp malah buat konflik baru wkwkwk :v
MAKASI YANG UDAH NUNGGU :))) I LOVE YOUUU
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan✔
Short StoryYakinkan aku tuhan, jika memang dia bukan milikku. ▶started; 14/01/17 ▶Ended; 10/09/17 >Highest rank : #79 in short story ((041017))