Epilogue

1.5K 175 19
                                    

[Be active guys~]

"Bunda~ Esa mau optimus plime~ beliin ya~" lelaki berumur 5 tahun itu merajuk sambil menarik baju Ibunya.

"Esa, robotnya kan udah banyak, sayang. Nanti optimus prime-nya mau ditaruh dimana?" kata wanita yang sebentar lagi berumur kepala tiga, namun masih seperti gadis berumur 20 tahun.

Lelaki yang sedari tadi merengek itu memasang wajah cemberut. "Nanti Optimus bareng sama Buzz, kok Bun. Ya ya ya~ Buzz pengen ketemu temen balu. Kalo Bunda nggak mau beliin lobot, kasi aku dedek! Aku pengen.punya dedek!" rengek lelaki itu lagi.

Mata indah Windy membulat mendengar permintaan anaknya.

"S-Sayangㅡ"

"Assalamu'alaikum, Esa? Ayah pulang!"

Ibu dan anak tadi menoleh ke arah sumber suara, "Wa'alaikumsalam, Ayah~" kata Mahesa lalu memeluk kaki Ayahnya.

"Wah, ada apa ini? Jagoan Ayah udah makan malem?" lelaki itu menggendong Mahesa lalu mencium kening isterinya.

"Mahesa mau robot baru, mas. Padahal robotnya udah satu lemari. Oh iya, tumben Mas Bagus pulang telat." adu wanita itu.

"Ih bunda! Kan Esa bilang kalau nggak mau beliin lobot, Bunda harus mau kasih aku dedek!" kata Mahesa, wajah Windy memerah mendengarnya.

Bagus tersenyum misterius menatap isterinya. Kepala rumah tangga itu berbisik pada anaknya. Keduanya lalu tersenyum menatap Windy.

"Kalian kenapa senyum gitu? Esa dibisikin apa sama Ayah? Bilang ke Bunda sini." kata Windy sambil mencoba mengambil Mahesa dari gendongan Bagus.

"Bunda kepo!" kata Bagus dan Mahesa.

Like father, like son.

Windy menatap jengah dua lelaki yang berada di depannya. Dia benar-benar melihat sosok Bagus di dalam Mahesa.

"Mulai ya kalian, Bunda ngambek nih sama Esa. Nanti Esa tidur sama Ayah pokoknya. Bunda mau tidur sendiri!" kata Windy lalu berjalan menuju kamar Mahesa, yang sebenarnya sangat besar bagi ukuran anak berumur 5 tahun.

Tanpa Windy sadari, Anak dan suaminya sedang terkikik geli di belkangnya.

♣♣♣♣♣

Jam weker berbentuk karakter Spongebob berbunyi nyaring.

Windy bangung lalu mematikan jam weker berisik itu. "Astaga ini siapa yang nyetel alarm jam 4 pagi sih, Subuh aja belum." gerutu Windy sambil menguncir rambutnya.

Wanita itu menatap pintu kamar Mahesa yang tertutup, kemudian keningnya mengerut.

"Ini Mas Bagus lupa matiin lampu ? Apa mungkin dia udah bangun? Ah gak mungkin." Windy berjalan menuju pintu kamar, dengan perlahan wanita itu membuka pintu kamar.

"SELAMAT ULANG TAHUN BUNDA!"

Windy kaget, hampir saja dia terjatuh ke belakang.

"Emangnya hari ini tanggal berapa?" tanya Windy dengan wajah yang masih kaget. "Ih, Bunda sama ulang tahunnya aja lupa," kata Mahesa. "Bunda ini lilinnya ditiup dulu~ Esa pegel~" rengek lelaki kecil itu.

Windy tersadar lalu meniup lilin yang tertancap di kue Red Velvet kesukaannya.

"Selamat ulang tahun sayang! And Happy Anniversarry!" kini Bagus yang berujar lalu mengecup kening Windy.

Mantan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang