[Vomentnya ditunggu hehehe]
Jika ditanya apa yang paling ingin Windy lakukan sekarang, gadis itu pasti menjawab 'menghilang'. Apalagi setelah melihat sepasang lelaki dan perempuan yang baru saja memasuki ruanya VIP restoran luxurious itu.
"Um... Gue ganggu ya?" Rose tersenyum canggung pada semua orang yang ada disana, "Gue awalnya cuma mau kasi bunga aja ke Bagus, tapi diajak kesini soalnya yang nganter gue tadi langsung balik. K-kalo gue ganggu gue bisa pulangㅡ"
"Eh makan dulu Rose! Kasian kamu baru dateng masa langsung pulang," Semua kaget mendengar ajakan Windy, Rose menatap Windy sejenak lalu tersenyum ramah membalas senyum Windy.
"Yuk sini duduk Rose, nggak usah sungkan sama kita." lanjut Windy lalu mengambil tempat duduk diantara Renita dan Yeriska. Bagus dan Rose juga mengambil tempat duduk yang kosong.
"Kak, kenapa duduk disini? Kan kita udah bilang kakak duduk disamping kak Bagus." bisik Yeriska pada Windy. "Kan ada Rose, Yer. Kakak nggak enak sama dia. Kalo nggak sama Bagus dia canggung nanti." bisik Windy pada Yersika sambil tersenyum manis.
Yeriska menatap sendu kakak sepupunya itu, gadis berumur 19 tahun itu menoleh untuk menatap kekasihnya, Teguh. Teguh hanya tersenyum sambil berkata 'nggak apa-apa.' tanpa suara.
Yeriska menghela nafas, "Terserah kak Windy, deh." lirihnya.
Setelah semua duduk di tempat masing-masing, suasana berubah canggung. "Ehm..." Semua perhatian teralihkan menuju sumber suara, Fajri.
"Gue sebagai yang paling tua disini mewakili yang lain, ya. Untuk Muhammad Bagus Fahreza selamat atas kelulusannya. Semoga yang lo harapkan untik kedepannya terkabul. Aamiin." kata Fajri sambil menepuk pundak Bagas di sampingnya.
Semua yang ada tempat itu meng-aminkan do'a Fajri.
"Vin, panggil waiter-nya, gih!" kata Rio, "Kenapa gue sih, bang. Teguh aja tuh!" keluh Alvin. Rio mendengus, "Lo dari tadi gak kerja, kampret! Sana cepet, mau makan gak lo?" kata Rio.
Alvin mendengus, "Iya, bang. Bawel banget sih yang lagi pms." kata Alvin lalu pergi dengan cepat dari hadapan Rio.
"Ciri-ciri orang kelaperan gini, nih. Mas Rio udah berapa hari gak makan?" goda Daffa. Semua terbahak, Rio mengambil ancang-ancang melemparkan garpu ke arah Daffa yang langsung berlindung ke belakang Fajri.
"Eh yang cewek maafin anak-anak ini ya, maklum kurang kasih sayang semua." kata Fajri. Rio dan Daffa mendengus mendengar kalimat Fajri.
Teguh yang sedari tadi hanya diam melihat tingkah sahabat-sahabatnya itu kini terbahak. Tak lama kakinya serasa ditendang, Teguh menoleh ke arah orang yang duduk di sebrangnya, Yeriska. Lelaki itu menganggak kedua alisnya.
((btw mejanya itu meja panjang gitu, ngerti lah y wkwk aing gabisa jelasin))
Yeriska mendelik ke arah Bagus yang duduk tak jauh dari Teguh, lelaki itu kini melirik Bagus yang terlihat tidak nyaman dengan situasi ini. Diluar ekspektasi mereka memang.
"Eh, Rose, lo tadi sama siapa ke tempat wisudanya bang Bagus? Kenapa gak bilang sama kita biar barengan gitu. Kan lo jadi nggak sendiri gitu, kita bisa buat kejutan bareng tadi buat bang Bagus." kata Teguh, semua menoleh ke arah Teguh yang tiba-tiba bicara itu.
"Oh, tadi gue sama June. Lo kenal kan, Guh?" kata Rose mencoba untuk tidak canggung. "Loh, Rose kenal kak June? Dia sepupu aku!" kini Windy yang berbicara.
"Seriusan? Dia gak pernah cerita loh, Win." kata Rose. Semua bernapas lega setelah melihat interaksi Rose dan Windy.
"Dia emang gitu, inget aku pas ada maunya. Kamu kenal June dimana Rose?" tanya Windy, Rose tampak mengingat, "Udah lama banget, Win. Dulu satu bimbel. Teguh juga kenal kok. Terus kebetulan sering kontakan sampe sekarang." kata Rose.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan✔
Short StoryYakinkan aku tuhan, jika memang dia bukan milikku. ▶started; 14/01/17 ▶Ended; 10/09/17 >Highest rank : #79 in short story ((041017))