Part 13

253 19 21
                                    


"Hari ini aku harus tampil sedikit berbeda. Tetapi, apakah aku tidak keterlaluan membuat Nayeon malu seperti itu. Tapi jika tidak begitu kan, ia tidak mungkin mengerti bagaimana caranya bersikap dewasa" ucap Bomi memandang dirinya tanpa berrkaca mata dan mengeraikan rambut panjangnya. Ia terlihat berbeda.

Kemudian ia berpikir lagi, jika ia seperti ini ia akan membuat Nayeon terluka dan marah padanya. Segera saja Bomi mengikat rambutnya balik dan memakai kacamatanya itu lagi.


"Nayeon adalah temanku. Aku tidak mungkin akan membiarkannya malu sendiri. Apa salahnya jika seseorang itu terlihat lugu seperti ini. Huh" Bomi menghela napasnya berat.


Seteleh selesai dengan argumen tentang dirinya, Bomi pun bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Seperti biasa, ia berjalan menuju halte. Ia duduk di salah satu bangku itu dan memainkan permainan yang ada di ponselnya. Tanpa ia sadari sebuah bis berhenti tepat di depannya, di sebabkan Bomi tidak bergeming sedikitpun. Bis itu pun pergi meninggalkannya yang asyik pada dunianya itu.



"Apa kau tidak akan pergi ke sekolah ?" tanyanya singkat, Bomi menoleh ketika merasa ada seseorang yang sedang berbicara. Bomi pun menatapnya datar. "Itu, lihatlah. Sebuah bis yang biasa kau tumpangan telah pergi" unjuknya pada bis yang sudah jauh itu, Bomi pun melihat arah bis itu dan segera berdiri kaget.

"Astaga. Kenapa itu bisa. Kau, kenapa tidak memberitahu padaku jika bis berhenti tadi. Aduh, aku akan terlambat nantinya. Bagaimana ini" marah Bomi padanya dan berjalan pergi dengan cepat.

"Kau ini bagaimana hah. Aku saja baru ingin melewati jalan ini dan melihatmu yang sedang asyik memainkan ponselmu itu tanpa sadar datangnya bis. Bodoh. Malah menyalahkan ku" geramnya. Mark adalah orang yang berbicara dengan Bomi.

"Hei.. Idiot, jangan memanggilku bodoh. Aku tidak bodoh, mengerti" unjuk Bomi kesal padanya.

"Berhentilah untuk mengatakan jika kau itu tidak bodoh. Bahkan bis telah datang dan pergi saja kau tidak tau. Apakah itu bukan bodoh namanya" sindirnya tegas.

"Jangan mengejekku"

"Aku tidak mengejek jika itu fakta"

"Kau.."

"Berhentilah untuk berdebat denganku. Jika kau tidak ingin terlambat, naiklah ke motorku. Kita pergi bersama" ajak Mark yang tidak mau panjang lebar bertengkar dengan orang yang menurutnya bodoh itu. Bomi menendang motornya kesal.

"Tidak. Aku tidak mau menaiki motor idiot itu" ketus Bomi.

"Terserah padamu, jika kau tidak mau. Itu bukan masalahku, tapi itu masalahmu sendiri. Masih beruntung aku ingin menumpangi secara gratis seperti ini. Ya sudahlah, kau terlambat juga itu maumu sen..." ucap Mark terhenti, ketika Bomi naik ke atas motornya. Mark tersenyum sinis. "Apa kau tidak salah naik hah" tanyanya mengejek.

"Berhentilah berbicara, kau ingin aku ikut bersamamu kan. Jadi ayo jalan, waktu kita sisa 15 menit lagi" ucap Bomi kesal.


"Baik-baik, seorang tuan Putri bodoh telah marah. Bersiaplah untuk melintasi setiap jalan dengan keberanianmu. Mengerti" tegas Mark, Bomi mengernyit heran mendengarnya. Mark pun menancap gas dan membawa motornya laju ke arah jalan. Bomi terkejut dan segera saja ia berpegangan pada badan Mark. Mark pun tersenyum tipis melihat pegangan Bomi yang erat itu.

.....



Nayeon melangkahkan kakinya menuju ke kelas. Semua temannya yang ada di lorong kelas menatapnya aneh dan beberapa orang mengejek tentangnya. Nayeon mendengus kesal.

On The Wings Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang