Part 8

147 13 6
                                    


"Apa" teriaknya kencang sebangun ia dari tidurnya. Bomi, dengan raut wajah kaget sekaligus heran terbangun dari tidurnya, lebih tepatnya terbangun dari pingsannya. Ia meringis, merasakan pusing menghampiri secara tiba-tiba. Ia menoleh seraya memijat kepalanya sakit. Dengan mata kecilnya ia melihat sekeliling ruangan tempatnya berbaring dengan penuh kebingungan.

Apa aku telah tiada di dunia, di mana aku ?. Aw.. Astaga, kepalaku sakit sekali.. Sekarang aku di mana, ini nyata atau hanya mimpi. Tetapi kenapa tadi aku merasa jika aku sedang bermimpi. Oh tidak, karena ulah kakek itu sukses membuatku tidak mengerti sekarang. Ini nyata atau hanya sekedar mimpi... batin Bomi bergumam dan sedikit mengumpat geram menyalahkan kakek tua yang ia temui tadi.



KLEK..
Knop pintu berbunyi, Bomi segera menoleh. Ketika itu juga matanya ikut membesar dengan masuknya seseorang di dalam ruangannya. Seorang berwajah tampan datang menghampirinya dengan wajah datar dan heran menatapnya.

Seketika itu juga Bomi mengerjap-ngerjap matanya berkali-kali. Apakah ini nyata atau halusinasi dari dirinya. Di sebab kan oleh mimpi yang baru saja ia alami, itu membuatnya gugup, malu dan tentunya tidak mengerti.



"Aku pikir kau tidak akan bangun. Oh syukurlah jika kau masih hidup. Jika tidak maka aku harus bertangung jawab nantinya" ujarnya ketus. Sejenak Bomi memandangnya lekat karena malu, namun berubah menjadi kesal setelah mendengar ucapannya.

Sial, ia menyumpahiku.. kesal Bomi dan tidak mau tau atas ucapannya. Bomi masih terdiam, matanya ke sana kemari seperti mencari sebuah petunjuk yang bisa menjelaskannya. Paling tidak ia sedikit lebih mengerti, dimanakah dia sekarang dan kenapa orang itu ada di sini bersama dirinya.


Ternyata dia memang bodoh... keluhnya, memandang Bomi malas.

"Kau sekarang berada di rumahku" jawabnya, Bomi segera melihatnya heran. "Ini, buktinya jika kau memang tidak percaya" ucapnya lagi menunjukkan sebuah bingkai foto kepada Bomi. Bomi mengambil bingkai foto itu kasar dan matanya mengecil melihat foto itu heran.

"Aku tidak percaya jika ini adalah rumahmu, bahkan kau dan foto ini juga tidak sama. Lihatlah, di sini sangat tampan dan tampak bijaksana dan kenapa kau dan di sini berbeda. Kau jelek, idiot. Aku tidak percaya jika ini adalah dirimu" ucap Bomi.

Ini adalah foto yang Bomi lihat dan di dunia nyata, terletak pada foto sampul di atas.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apakah kau bodoh. Sungguh bisa dikatakan kau memang bodoh. Tentu saja di foto dan nyata itu berbeda. Di dalam foto kita bisa mengedit semau kita dan di dunia nyata, bahkan mengedit saja tidak bisa. Mengerti" jelasnya kesal, Bomi menatapnya intens.

"Apakah kau bermaksud bahwa kau mengedit foto ini dan kau berusaha ingin mengedit wajahmu dengan cara operasi plastik di dunia nyata sehingga secara langsung kau terlihat aneh. Ooh astaga, kenapa kau harus merusak wajah alami itu dengan cara operasi plastik. Apakah orang tuamu tidak memarahimu karena hal itu. Atau kau yang tidak mau mendengarkan perkataan orang tuamu. Astaga, aku tidak menyangka jika kau bisa melawan..."

On The Wings Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang