Part 1

87 4 1
                                    

KRIIING!!!

"Eh" Karin bangun. Ia mematikan alarm nya. Dia melirik jam dinding. Sudah jam 05.00, Karin langsung duduk menyadarkan pikirannya. "Mandi" ujarnya pelan. Karin masih ngantuk. Tapi dia harus sekolah.

"Udah jam 05.30 tunggu Mia aja deh" Karin keluar dari kamarnya. Menuju wanita yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuknya. Dia adalah Bunda Karin.

"Rin.. Udah selesai belum?" sapa Shita menoleh ke arah putrinya yang masih berjalan menuruni tangga

"Udah bunda.." Karin meletakkan pantatnya di kursi.

"Ayo makan dulu" Shita meletakkan sebuah piring kosong didepan meja Karin.

"Ya bunda" jawab Karin pendek. Karin membiarkan matanya menjelajahi semua yang ada di meja makan. Ada beberapa helai roti dan beberapa macam rasa selai roti. Tangannya mengambil sehelai roti, lalu mengolesinya dengan selai cokelat kesukaannya. Hari ini Karin sangat Bad Mood, karena teman kecilnya akan pindah. Entah kemana. Ia tak diberitahu bundanya. Karin memakan roti itu, hanya beberapa gigitan ia sudah kenyang.

"Bunda aku berangkat dulu ya" Karin meraih tasnya malas. Sekarang hatinya hanya ingin tidur diatas kasurnya yang empuk. Dan memikirkan teman kecilnya itu.

"Mia kan belum datang, kok udah pergi aja?" Shita membelai lembut wajah Karin.

"Aku tunggu diteras aja" Karin menyalami bundanya.

"Ok. Hati hati ya nak" Karin mengangguk pelan.

Sudah lama Karin menunggu Mia, tapi Mia belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Nih anak kemana sih? Lama amat!" kesal Karin bermonolog

Robert melangkah menuju teras rumahnya, ia sudah rapi dengan pakaiannya. Matanya melirik seorang gadis yang sedari tadi menunggu seseorang. Wajahnya terlihat masam, masam sekali.

"Loh kok belum berangkat nak?" tanya Robert kepada putrinya.

"Mia dari tadi belum datang juga" Karin membalikkan tubuhnya, mencari sumber suara.

"Kalo gitu berangkat sama Papa aja" tawar Robert

"Ok deh Pa" Karin mengancungkan jempolnya setuju.

"Bunda.. Aku pamitnya sama Papa aja, soalnya Mia ngga kelihatan bun.." pamit Karin kepada bundanya.

"Oh gitu ya. Kalo gitu hati hati ya Karin, Papa" Shita berjalan ke arah Karin dan Robert.

Karin dan Robert masuk kedalam mobilnya. Pergi meninggalkan rumah mewah yang sampai saat ini menjadi tempat berlindung mereka.

***

Seorang gadis remaja turun dari motornya, lalu memegangi pagar tinggi yang berdiri kokoh didepannya. "Karin... Karin..." teriak gadis itu dari luar rumah Karin.

"Siapa yang teriak ya?" Shita menoleh keluar rumahnya. "Eh Mia, cari Karin ya?. Karin udah pergi sama Papanya sekitar 15 menit yang lalu" Shita melangkah keluar, melihat siapa yang datang.

"Ooo.. Gitu. Oh ya tante aku boleh nanya ngga?" seru Mia dari depan pagar.

"Boleh. Emang kamu mau nanya apa?" Shita membukakan pagar rumahnya.

"Tante tau ngga kita ada tetangga baru?. Soalnya kata tante itu, dia kenal sama tante" Mia penasaran.

"Kamu tuh ya, udah mau sekolah juga, masih aja ada waktu buat ngegosip. Tau. Dia teman lama tante" jelas Shita singkat. Dan sedikit mengomeli Mia.

"Oh gitu ya tante, kalo gitu aku berangakat dulu ya tante. Makasih tan.." Mia menaiki motornya.

"Iya Mia" Shita menutup pagar rumahnya.

 ***
Mia mencari Karin. Ada hal penting yang ingin bicarakannya. Dia mencari sampai kesudut sekolah, tetap saja tidak bertemu dengan Karin. Setelah lama Mia baru sadar, ada satu tempat yang belum dikunjunginya. Kantin!.

Benar saja, Karin ada disana.

"Karin!" teriak Mia. Ia melihat wanita sedang sibuk dengan HP nya.

"Eh Mia, kok lo datang teriak teriak sih, lo kenapa?. Ayo duduk" Karin kaget. Teriakan Mia mengundang seluruh orang yang ada dikantin untuk memerhatikannya. Mia yang lelah berlari, lalu duduk di samping Karin.

"Lo pergi sekolah kok duluan sih?!" Mia ngambek.

"Lo baru datang kok marah marah sih?" Karin meletakkan HP yang ada ditangannya.

"Tadi gua nyariin lo, lo nya malah disini" Mia mengatur nafasnya yang masih kalang kabut.

"Ada apa sih?" Karin serius. Lelah melihat temannya yang sesak nafas karena berlari seperti tadi.

"Ada hal yang penting" ucap Mia seraya mengambil tissu yang ada didepannya untuk membasmi keringatnya.

"Apa?" Karin bingung.

"Kita ada tetangga baru!!" sorak Mia, hingga hampir seisi kantin yang sudah mengacuhkannya kembali memerhatikannya.

"Yaelah!! Cuma itu doang?. Lo jadi kalang kabut kayak gini?"
Ujar Karin mengacuhkan pandangan penghuni kantin yang dibuat shok, karena teriakan Mia.

"Ya. Sorry. Hehe.."

"And gua satu hal lagi" ucap Karin membuat Mia penasaran.

"Apa?" Mia penasaran.

"Pasti tetangga baru kita cowok ganteng!" ujar Karin, sambil meraih HP nya, lalu mengotak atiknya.

"Lo kok tau? Lo ada disana? Kok lo ngga manggil gua?"

"Nggak"

"Lalu?"

"Eh kita udah temenan 3 tahun ya!. Masa gua gak tau, kalo lo tuh gak bisa lari dari cogan. Kalo ada cogan mah langsung diembat. Gua? Ditinggalin!!" Karin melepaskan HP nya, lalu mencubit pipi Mia. Karin dan Mia sudah berteman semenjak kelas 1 SMP.

"Maklumi aja hehehe.. Oh ya bunda lo kenal lho sama tetangga baru kita. Katanya temen lama bunda lo!" Mia mengelus pipinya bekas cubitan Karin.

"Masa? Tadi pas gua berangkat bunda ngga bilang" Karin bingung.

"Lo berangkatnya kecepatan sih!"

Karin mengangguk pelan. Ia penasaran siapa yang pindah ke kompleks rumahnya. Apa itu dia?.

Seseorang yang sedang mengamati Karin dari jauh, tersenyum lebar melihat kelakuan Karin dan Mia.

***

Hy Guyss...
This is my first story.. :))
Semoga kalian suka:))
Masih amatiran juga😂
Bye💞
Salam hangat

Maaf kepanjangan..
Typo berserakan..

Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang