Part 4

40 3 1
                                    

Karin dan Zay melangkah keluar dari kelas Karin. Karin dan Zay mulai menelusuri koridor sekolah. Zay hanya memandangi wajah Karin. Wajah yang bisa membuat hatinya tenang dan damai. Karin merasa diperhatikan, bertanya kepada Zay.

"Lo kenapa mandangin gue segitunya Bang?"

"Gue masih kangen sama lo bolong"

"Ish, dari kemaren kangen mulu"

"Emang lo ngga kangen sama gue?"

"Yaa, kangen lah. Hm, btw lo kelas berapa bang?" Karin menghentikan langkahnya, beranjak duduk di sebuah kursi panjang. Karin membawa Zay ke taman belakang sekolah.

"Gue kelas XII Ipa b" Zay beranjak duduk di samping Karin

"Berarti kelas lo diujung koridor kelas gue dong"

"Entahlah, gue ngga tau"

Tak ada yang berbicara lagi, setelah pembicaraan tadi. Mereka berdua hanya menikmati suasana taman sekolah yang indah. Zay beralih memandang Karin.

"Dek, lo udah punya mangsa?" Zay memecahkan keheningan.

Mangsa?. Bathin Karin.
Karin bingung dengan kata itu. Mangsa?. Mangsa apa?. Dia aja ngga berburu. "Mangsa apa bang?" tanya Karin, benar benar polos.

"Sok polos lo dek. Masa, mangsa aja ngga tau" Zay membaringkan kepalanya di paha Karin. Ya, sikap mereka sudah seperti ini dari awal bertemu. Selalu romantis, walau status mereka hanya sahabat.

"Sumpah gue ngga tau bang"

"Gebetan dek" jelas Zay singkat

"Oh, gebetan. Belom"

"Kenapa belom?. Lo kan cantik dek"

"Ya, belom ada aja yang cocok di hati gue" Karin mengusap pelan rambut Zay.

"Kalo gitu gue boleh daftar dong dek?" ucap Zay bersemangat.

"Buat apa?"

"Yaaa, mana tau lo suka sama gue. Trus kita bisa jadian kan?" ujar Zay kepedean.

"Pede gila lo bang!. Mana mau gue sama lo" Karin menjitak keras kepala Zay, sampai Zay mengaduh.

"Aduh! Sakit dek. Jahat banget sih lo." Zay mengubah posisinya menjadi duduk kembali

"Ehh, maaf bang. Sakit ya?. Sorry gue sengaja" Karin mengusap lembut kepala Zay

"Kamvret lo dek!" Zay menatap sinis Karin

"Gitu amat pandangannya bonyol"

TING! TING! TING!

"Bang bel udah bunyi! Kita ke kelas yuk" ajak Karin

"Iya, tapi anterin gue dulu ke kelas. Gue ngga tau kelas gue dimana" Zay bangkit dari duduknya

"Ah elah, manja banget lo bang" Karin melangkah meninggalkan Zay yang masih mengusap kepalanya. Sumpah! Jitakan Karin tadi memang sangat keras. Sehingga, menimbulkan warna merah di kening Zay.

"Tunggu bolong!!" teriak Zay mengejar Karin yang sudah cukup jauh.

***
Karin berhenti mendadak, sehingga Zay tak sengaja menabrak Karin dengan kencang. Hingga Karin tersungkur ke lantai.

"Aw!!" pekik Karin.

Mati gue. Bathin Zay. Bagaimana Zay tidak takut kepada Karin. Kalau Karin sudah marah, macan pun tak sanggup melawannya.

"Bang Zay!!" Karin bangkit

"Apa?" tanya Zay berupaya menenangkan dirinya. Agar tidak terlihat penakut di depan Karin.

"Sakit tau! Lo sangaja ya?" Karin mencubit lengan Zay dengan.... Keras.

"Aduh! Njiirr! Sakit dek! Kenapa sih setiap ketemu lo gue di kasih cobaan mulu udah dijitak sekarang gue dicubit. Gue ngga sengaja! Lo sih berhentinya mendadak. Ya karena gue ngga tau, gue tabrak aja" ujar Zay panjang lebar.

"Ih! Alasan! Bilang aja lo mau buat muka gue yang cantik ini lecet! Iya kan!?" teriak Karin. Membuat semua siswa yang ada di koridor itu memandang mereka berdua.

"Engga. Udah ah, gue ke kelas aja males gue denger omelan lo! And makasih udah anterin gue ke kelas" Zay melangkahkan kakinya ke dalam kelas tanpa rasa bersalah. Ya, memang ngga salah sih.

"Vangke lo bang!" Karin emosi, lalu meninggalkan kelas Zay. Berjalan dan menatap sinis kepada orang yang menatapnya.

"Gue duduk disini" Zay meletakkan tasnya di sebelah cowok yang sedang menatapnya aneh. Zay mengerutkan keningnya. "Lo kenapa mandang gue segitunya?" Zay menyentuh pundak teman duduknya.

"Lo.. L-lo kenal sama Karin?" tanya Dito

"Emang kenapa? Ngga boleh?"

"Bukan gitu bro! Dia tuh most wanted!" sorak Dito

"Trus? Gue ini teman kecilnya bro!" jelas Zay, sembari mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Masa?. Eh iya, sorry gue lupa diri. Kenalin gue Dito Marcell, panggil aja Dito" Dito menjabat tangan Zay.

"Kenalin juga gue Zay Grenn Mazee, panggil aja Zay"

"Ok! Sekarang kita temenan!"

"Yakk! Lo nanti ikut gue ke kantin ya. Gue sendirian"

"Ok. Gue ikut! Tapi, lo harus cerita dulu gimana kedekatan lo sama Karin, most wanted sekolah ini" ucap Dito bersemangat. Zay mengangguk setuju.

***
Holla guyss !!
Ketemu lagi!!😘
Gimana part ini? Suka ngga?
Ok, segini dulu yaa.
Bye!
Salam hangat!💕

Voment jangan lupa!

Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang