Part 2

35 3 0
                                    

Karin turun dari motor Mia. Tak bersemangat. Karin menatap Mia, lalu tersenyum. Melambangkan terima kasih. Mia yang heran dengan Karin dia langsung bertanya.

"Lo kenapa sih? Dari tadi kelihatannya lemah, lesu" Mia meraba kening Karin. Tidak apa apa. Tidak panas.

Berarti Karin ngga sakit!. Mia mengangguk pelan.

"Gue gak papa kok. Cuma lagi Bad Mood aja" jawab Karin lemah seperti orang tidak makan 3 hari 3 malam.

"Kenapa?" tanya Mia singkat.

Karin memutar matanya malas. "Udahlah lo pulang aja. Capek gue ngeladenin lo" Karin mencoba menjawab dengan sabar padahal dia sudah tak sabar untuk merebahkan tubuhnya ditempat tidurnya.

"Kenapa?" tanya Mia lagi.

Ya ampunn! Nih anak! Kenapa? Kenapa? Mulu!. Ngga lihat muka gua udah kusut?!. Ngga peka banget sih!. Bathin Karin.

Karin membalikkan badannya dan mulai berjalan masuk meninggalkan Mia.

Mia mengerutkan keningnya. Mengerti. Kalau Karin sedang Bad Mood. Tapi, apa yang salah dia. Tak acuh dengan Karin, tangannya memutar kunci motor. Lalu beranjak meninggalkan rumah Karin.

***
"Assalamualaikum" langkah Karin gontai, matanya mendapati dua orang wanita yang saling berhadapan, keasyikan ngobrol. Hanya satu wanita yang ada dimemorinya. Siapa wanita yang satunya?. Dia mencoba mengulang kembali kejadian masa lalu. Dia ingat!. Itu Tante. MARYAM!!.

"Wa alaikum salam. Udah pulang ya, ayo salam dulu. Kamu masih ingat kan sama wanita ini?" Shita mengalihkan pandangannya ke putrinya yang sedang dilanda kebingungan, seraya menunjuk wanita yang ada disampingnya.

"Hai Karin sayang!!" sapa Maryam manis.

"Tante??.. Tante Maryam!! Apa kabar?" Karin berlari menuju Maryam dan memeluknya.

"Baik. Kamu gimana?. Makin cantik aja kamu ya!" Maryam bangkit dari duduknya. Membalas pelukan Karin.

"Baik tante!! Oh ya Bang Zay mana ya?" Karin tersenyum senang. Semua Bad Moodnya hilang seketika. Sekarang yang ada dikepalanya hanya Zay. Teman kecilnya dari umur 11 tahun. Walaupun jarak umur mereka 2 tahun. Mereka sangat akrab. Seperti kakak adik. Padahal, tingkah Karin saat pertama kali bertemu Zay sangat dingin. Entah kenapa, dia mereka tidak bisa dipisahkan. Mereka selalu terselubung dengan rasa sayang dan rindu. Mungkin juga karena mereka sama sama anak tunggal.

"Loh, bukannya dia pulang sama kamu?" Maryam heran.

"Pulang?" Karin lebih heran.

"Atau mungkin Zay lagi jalan jalan" ucap Shita mengedipkan sebelah matanya pada Maryam.

"Yahh.. Padahal aku kan kangen!!" Karin kembali Bad Mood.

"Kamu kekamarnya aja paling bentar lagi Zay pulang." bujuk Shita.

"Ya udah deh. Bye bunda, bye tante." Karin melangkah menaiki jenjang kamarnya. Shita dan Maryam menyeringai aneh.

Apa yang Karin lihat dipintu kamarnya, terpampang seutas kertas yang bertuliskan,
"Hai bolong sayang!!, pa kabar?. Bonyol kanggeenn banget sama bolong sayang!!!. Bolong pasti kangen kan sama bonyol??. Pastilah!!. Ayo masuk!, bonyol ada suprise nih buat bolong tersayang!!."

"Bang Zay!!!" teriak Karin senang. Karin membuka pintu kamarnya. Ia melihat lelaki tampan, tinggi, putih, rambut berwarna coklat kehitaman, bermata hitam, lelaki yang sangat ia rindukan, lelaki yang sangat ia dambakan. Karin lansung memeluk erat lelaki itu, sangat erat.

Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang