Karin membuka matanya perlahan. Dia menggeliat tak senang. Badannya lengket karena belum mandi. Dia merasakan ada yang aneh di sampingnya. Dia menoleh, matanya melotot nyaris keluar. Melihat Zay yang tengah tertidur satu ranjang dengannya. Dia melompat agak jauh dari Zay.
Karena kasur yang ditiduri Zay bergoyang. Zay mulai tersadar dari mimpinya. Dia menoleh ke arah goyangan itu. Lalu duduk, memerhatikan Karin dengan aneh.
"Lo kenapa?" tanya Zay mengucek ngucek matanya
"Kenapa gimana?! Kita tidur satu ranjang ogeb!" sorak Karin ketakutan
"Lebay ah!. Biasanya dulu kita juga tidur bareng. Kayak ngga biasanya" ujar Zay sembari menguap lebar
"Iya yah. Gue lupa. Tapi, tetep aja rasanya beda! Kita kan udah 2 tahun ngga ketemu" Karin mulai duduk di dekat Zay.
"Pikun" ejek Zay. Karin hanya mencibir kepada Zay.
Karin duduk sambil tersenyum sendiri. Zay bergidik ngeri.
"Lo kenapa senyum senyum sendiri? Kesambet lo ya?" Zay agak menjaga jarak dari Karin. Karena takut Karin berbuat yang tidak tidak.
"Gue mikirin waktu kita tidur berdua dulu. Sering berantem" Karin terkekeh
"Iya lah berantem. Lo kan tidurnya kayak jam. Putarnya 180 derajat. Gue mana bisa tidur"
"Kan itu dulu"
"Trus, kalo ngga tidur bareng. Lo ngga mau tidur. Pake alasan takut segala" ejek Zay menjadi jadi
"Gue kan dulu masih kecil Bang! Lo juga sih dulu suka nakut nakutin gue!" teriak Karin emosi
"Iya iya. Sabar aja napah? Emosi segala"
"Udah ah! Gue mau mandi. Lengket" Karin mengambil handuk yang di gantung di belakang pintu kamarnya.
"Dek, gue numpang mandi ya"
"Ngga! Mandi aja di rumah lo sendiri" ujar Karin masih di hobinya. Yaitu teriak.
"Galak amat! Iya! Gue mandi di rumah gue!" Zay membuka pintu kamar Karin dan berlari menuju ruang tengah.
Terus berlari ke ruang tamu. Lalu, berlari ke teras rumah dan memakai sendalnya. Dan membuka pagar rumah Karin. Setelah itu berjalan dengan santai ke rumahnya sendiri. Tapi, semua rencana itu sedikit terhambat karena Zay berpapasan dengan orang tua Karin yang baru saja pulang.
"Om, tante aku pamit pulang dulu ya" pamit Zay sopan
"Loh mau pulang aja?" tanya Robert sembari menoleh ke arah Zay.
"Iya om. Udah sore"
"Iya udah sore. Tapi, nanti ajak mama sama papa kamu makan malam bareng ya. Nanti tante masak soalnya" ujar Shita terseyum
"Ok tante. Assalamualaikum"
"Waalaikum salam" Zay berlari langsung menjalankan rencananya tadi dengan mulus.
***
Pendek??
Maap maap lagi males ngetik soalnya
Lagi ngga fokus juga.Tapi, tetep kasih voment yaaa😊
Bye
Salam hangat💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love
Teen FictionKisah seorang gadis yang sangat plinplan dalam hidupnya. Sehingga dia hampir kehilangan apa yang berarti dalam hidupnya. Penasaran? Baca aja:)) Don't copy my story, please