Part 8

17 2 0
                                    

Karin dan Mia turun dari mobil Dito. Zay dan Dito tidak langsung keluar dari mobil. Katanya ingin membicarakan sesuatu. Karin dan Mia menatap toko cokelat yang ada didepannya. Mereka tersenyum lebar melihat toko besar yang ada didepannya. Baru kali ini dia mendatangi toko cokelat yang sebesar ini.

"Woi! Turun napah! Ngomongin apaan sih?" teriak Karin menggedor gedor jendela mobil.

"Iyaa!!" balas Zay dari dalam mobil

"Pokoknya lo harus bawa Karin. Jadi Mia berdua sama gue. Ok" bisik Dito. Zay mengangguk. Lalu, mereka keluar dari mobil dan memasuki toko cokelat tersebut.

"Omaigat! Surga cokelat!!" teriak Mia. Matanya berbinar binar melihat semua cokelat yang ada.

"Woah!! Cokelat nya banyak!!" teriak Karin tak kalah keras. Sehingga beberapa pengunjung memerhatikan mereka. Zay dan Dito hanya menggeleng melihat tingkah Karin dan Mia.

"Sini. Gue tunjukin tempat khusus cokelat strowberry" Dito menarik tangan Mia. Menuntunnya ke rak cokelat strowberry.

"Wah!! Banyak banget! Ini enak ngga ya? Gue belum pernah nyoba" Mia sangat bahagia melihat taman cokelat itu. Dia mengambil salah satu cokelat strowberry yang bentuknya menarik.

"Coba aja" Dito mengambil cokelat yang ada ditangan Mia. Lalu membuka bungkusan cokelat.

"Emang boleh?" Dito mengangguk.

"Lagi ada promosi" Dito memberikan cokelat itu ke Mia.

"Pantesan boleh nyoba" Mia memakan cokelat itu. Lalu matanya melebar seketika saat makanan manis itu menyentuh lidahnya. "Enak banget!! Gue mau".

"Ambil aja sepuas lo. Nanti gue yang bayar"

"Loh? Bukannya Bang Zay yang taktir ya?"

"Gua aja" Mendengar itu, Mia menyerbu cokelat dan memasukan ke troli yang sudah dibawakan oleh pelayan toko.

"Bang, lo tau gue suka cokelat strowberry dari Karin ya?" tanya Mia, tangannya masih asik memilih dan memakan cokelat yang dia ambil.

Seketika mata Dito melebar. Mulutnya terkatup rapat. Keningnya bergaris. Dari mana Mia tau. Dito memusatkan pikirannya pada Karin.

"Ngga usah bingung. Gue tau dari Karin" ujar Mia membuat Dito membulatkan matanya.

"Lo dikasih tau sama Karin" Mia mengangguk. "Lah, tai emang tuh anak. Malah dikasih tau" bisik Dito.

"Emang kenapa lo mau tau apa yang gue suka?" Mia mencomot cokelat yang ada ditangannya.

"Yaaa... Gue nanya aja" Dito mengeles

"Ggwue phikirl kheynapha" ucap Mia yang masih asik memakan cokelatnya.

"Lo ngomong apa sih?" Dito menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Udahlah kita ke Karin yuk" Dito mengangguk dan mereka membayar cokelat yang dibeli Mia.

***
Karin berlari seperti anak kecil ke arah tumpukan cokelat. Seperti mendapat lotre besar, ia bahagia sekali. Zay yang melihat itu hanya tersenyum.

"Bang, gue mau" Karin menunjuk salah satu cokelat.

"Makan aja" tanpa babibu lagi, Karin langsung mencomot cokelat yang ada didepannya.

"Enak" Karin memasukan cokelat yang dia inginkan sebanyak banyaknya.

"Enak banget ya?. Coba dong" manja Zay

"Ambil aja sendiri" Karin masih asik memilih cokelat

"Ngga mau. Suapin" ujar Zay menyodorkan sebuah cokelat

"Manja banget. Ya udah. Aa.." Karin mengambil cokelat itu. Zay memakan cokelat itu.

"Enak ya" Karin mengangguk. Lalu berjalan kearah kasir.

"Bang, bayarin ya" Zay mengeluarkan dompetnya. Dan memberikan beberapa lembar uang merah.

"Makasi abangku sayang" Karin memeluk Zay. Zay hanya tersenyum bahagia. Bisa membuat Karin bahagia, itu adalah tujuan hidupnya.

"Woi! Malah pacaran. Ayok pulang" ajak Mia menghampiri Zay dan Karin.

"Ayok!!" sorak Karin berlari ke mobil.

***
Hay! Udah lama ngga update ya! Maap deh

Btw
Isi part ini cuma cokelat
Garing lagi
Maklumi ya
Hehe😂

Sekilas info,
Cerita ini mulai sekarang Slow Update.
Maaf ya, soalnya aku lagi sibuk.
Tapi, aku usahain update nya tepat waktu.
Kalau ngga tepat waktu, mungkin sekali seminggu. Tapi ngga janji yaa.

And
Thank You for all
Karena udah membaca ceritaku

Bye
Salam hangat💕

Vomentnya Baby:))

Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang