Part Five : Ma Femme & Mon Mari Reunion

7 3 0
                                    

"Tuhkan, gagal," gumam Diana kesal, menatap Albert yang cengar-cengir. Seharusnya ia tadi mendengarkan Brian saja, pemuda itu sempat mengatakan kemungkinan yang terjadi.

"Ya, maaf, DD, aku kan enggak bermaksud bikin kita dihukum," ucap Albert dengan nada bersalah, membuat Brian menggeleng kepada Diana.

"Sudah, lebih baik kita selesaikan ini, kalau enggak selesai, kita bisa di hukum lebih berat," ujar Brian, membuat Diana mengangguk setuju kepadanya.

"Tapi... menurut kalian, emang mungkin ya, Crystal itu sangat besar sampai memakan tempat seluruh tanah asrama?" Pertanyaan itu membuat keduanya membeku, menyadari kebenaran ucapan Diana.

"Bener juga sih ya, jadi kira-kira di mana sebenarnya Crystal itu?" tanya Albert, membuat Brian berpikir keras, berusaha menyelesaikan teka-teki yang dibuat oleh sang Raja Fantasma, ribuan tahun yang lalu.

Pemikiran Brian terhenti, ketika bunyi bel tanda jam pelajaran di mulai, dan mereka mendapatkan kelas yang berbeda. Brian mendapat Biologi bersama Madame Foxtrot sementara keduanya mendapat Seni bersama Madame Ferrel.

-~-

Madame Levioska keluar dari ruangannya tepat saat rapat guru di tengah hari baru akan dimulai, sejak wanita itulah yang akan menjadi pusat perhatian di rapat ini. Sir Reynald Magnus sudah membiarkannya mengajar, tetapi ia tidak becus, pasti begitu pikiran seluruh guru.

Saat ia masuk di ruang guru, ia disambut dengan kericuhan. Semua guru melayangkan protes kepada Sir Reynald, padahal mereka tdak tahu penyebab seluruh Fantasma membuat banyak kericuhan tahun ajaran in.

"Makhluk-makhluk itu, menyerang taman saya, Sir!"

"Mereka memberantakkan salah satu rak perpustakaan!"

"Mereka menghabiskan setengah dari supply asrama Angin!"

"Peliharaanku ketakutan!"

"DIAM!!" teriak Levioska, membuat seluruh guru diam dan menatapnya. Wanita berlipstik hitam itu menatap semuanya satu-persatu dengan tatapan mengintimindasi, sebelum menunduk sopan seakan kesatria pada sang raja di depan meja Sir Reynald Magnus, sang kepala sekolah..

Sir Reynald mengangguk dan tersenyum lemah pada Renee, berterima kasih. Wanita itupun menatapnya dengan tatapan memohon, membuat sang Kepala Sekolah yang dihormatinya itu mengizinkannya. Menangkap isyarat itu, Renee berbalik dan memulai pembicaraannya.

"Aku sudah menemukan apa alasan para Fantasma datang ke Akademi setelah sekian lama," ucapnya memulai, membuat seluruh guru yang sebenarnya ingin menyerang pertanyaan ke Sir Reynald, menatapnya. "Kalian semua pasti sudah pernah mendengar mitos tentang Immortality Crystal, kan? Mitologi yang tidak lepas dengan keberadaan Fantasma. Aku sudah bicara dengan salah satu sumber terpercaya, yang dikirim oleh sang Raja kepadaku."

"Dan apa katanya, Madame?" tanya Madame Isla Ferrel, kepala asrama Es sekaligus guru Seni. Levioska menyeringai sebelum membeberkan berita 'besar'nya kepada seluruh guru EIBS.

"Bahwa The Crystal Holder sudah datang, dan sepertinya akan mengambil apa yang ditakdirkan untuknya."

Dengan itu, seluruh guru ricuh. Ruangan besar yang biasanya sepi itu, kini penuh dengan pertanyaan-pertanyaan dari para guru.

~-~

Aula itu kini lebih tenang, karena Renee sudah menjelaskan semua yang terjadi di sekolah mereka. Para Fantasma merasakan keberadaan manusia yang akan menggenggam Crystal mereka, dan golongan pemberontak tidak menginginkan itu, jadi mereka memutuskan untuk mencarinya sendiri, agar usaha mereka menguasai dunia menjadi lebih mudah.

The Immortality CrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang