Fourth Chapter: I'm not having any ideas, i know who done this.

13 4 0
                                    

"Aku tahu itu kau," ucapan itu, membuat Veriosna berbalik. Ia menyeringai mendapati seseorang dengan tudung berdiri di sana, menggenggam Undersword yang sepertinya sama dengan yang dimiliki Bibinya.

"Ah... kau pasti The Gardian," ujar wanita itu berbalik, menatap orang yang berada di bawah tudung itu. Ia tidak dapat melihat wajahnya, tapi ia bisa tahu bahwa matanya berwarna merah darah, tanpa pupil.

Saat sang penjaga mengangkat wajahnya, menatap wanita itu dengan mata merah menyalanya, Chyntia mundur selangkah. Wanita yang menggunakan cadar untuk menyamarkan identitasnya itu, menatapnya penuh benci.

"Dan kau pasti Fleontosp menjijikan yang mengundang mereka untuk berpesta." Veriosna menggeram, sembari menegapkan badannya. Ia jelas-jelas tidak menduga bahwa sang penjaga akan menghinanya.

"Beraninya kau! Beraninya kau penjaga yang lemah, menghinaku!" serunya, membuat sang penjaga mengangkat alisnya. Tak percaya apa yang wanita ini katakan.

"Tentu saja aku berani, siapa kau memangnya?" tanyanya, membuat Veriosna meraih pisaunya dari dalam celananya.

"Aku adalah, Ratu Kavanaugh." Dengan itu, Verosna menyerang sang penjaga. Ia menahannya dengan Undersword, dan mendorong Verosna, membuat wanita itu terjatuh.

"Entah omong kosong apa yang kau bicarakan, tapi aku akan sangat senang untuk memberikanmu pada Dødsherre," kata Sang Penjaga, mengangkat pedangnya untuk menebas kepala Verosna. Belum senjata itu menyentuh kepala sang musuh, Verosna melempar pisaunya ke lengannya. Undersword jatuh, sementara sang Penjaga memegangi tangannya. Verosna bangkit, dan melangkah untuk menyentuh pedang suci itu. Saat ia menyentuh ujungnya, sebuah petir menyambar jarinya, melemparnya jauh ke dinding. Sang penjaga meraih senjatanya, dan memilih untuk melompat dari kamar Veriosna.

"Menurut anda, apa alasan Madame Levioska menyalakan alarm itu?" tanya Madame Ferrel, pada sang kepala sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menurut anda, apa alasan Madame Levioska menyalakan alarm itu?" tanya Madame Ferrel, pada sang kepala sekolah. Sir Reynald yang lengannya tengah diobati oleh salah satu guru, setelah ia tiba-tiba jatuh dari lantai dua, saat di balkon. Beruntung ia jatuh dari lantai dua, tangannya saja yang patah. Saat itu ia hanya berdiri tenang di Balkon, entah sepertinya ada yang mendorongnya.

"Apapun itu, dia tahu apa yang dilakukannya," jawab Sir Reynald, bertepatan dengan wanita yang dibicarakan, melangkah ke arah meja di pojokan. Ia meraih beberapa perban, dan pembersih luka.

"Madame?" panggil Ferrel, sementara Levioska tidak berbalik. Baru wanita itu akan memanggil lagi, Sir Reynald menahannya, dan menandakan agar guru tersebut keluar. Saat ruangan itu kosong, Reynald melangkah ke arah Renee, dan menahan tangannya yang meraih beberapa obat-obatan itu.

"Kau tidak apa-apa?" tanyanya, membuat Renee Levioska terhenti. Wanita itu membalikkan badannya, menunjukkan matanya yang sebelah merah. "Renee?"

"Aku baik-baik saja, Rey," ucapnya, dengan nada kosong. Wanita itu kembali fokus ke plester yang ada, dan mengambil kapas. Sang Kepala sekolah mengangkat alis, dan terhenti ketika melihat luka di pergelangan tangan Renee. Ia langsung mengambil alih plester, kapas dan gunting di tangan Renee, dan mulai untuk mengobatinya.

The Immortality CrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang