Epilogue

7 2 0
                                    

Hari-hari esok Diana dan teman-temannya dilewatkan dengan baik, karena para Fantasma menyeramkan yang sering muncul malam-malam itu sudah mulai pudar. Kejadian yang saat itu terjadi, dirahasiakan oleh Renee, bahkan gempa yang disebabkan Diana saat itu juga dianggap tidak ada. Sudah lima hari berlalu, Diana dan teman-teman terus menjalani detensi dari Madame Levioska. Kenapa? Well, perintah Renee adalah tujuh hari.

Langkah Renee terhenti ketika melihat guru Mitologinya itu, menyeret tas ke dalam sebuah mobil. Tampaknya itu adalah mobil pengiriman, apa gurunya ini mengirim sesuatu ke seseorang?

"Madame!" panggilnya, membuat Renee berbalik. Wanita itu tersenyum tipis mendapati muridnya di sana. Memang akhir-akhir ini, guru Mitologinya ini menjadi lebih ramah dari sebelumnya, entah apa penyebabnya.

"Ada apa, Devon?" tanya Renee.

"Madame, sepertinya anda harus lebih terbiasa memanggil saya Diana, dalam beberapa tahun ke depan adik saya akan masuk EIBS, yang mana yang akan Anda panggil Devon?" ucap gadis itu, membuat Renee terkekeh pelan.

"Kalau begitu, ada apa, Diana?" Gadis itu tersenyum saat Renee menanyakan lagi, saat itulah ia menumpahkan rasa penasarannya.

"Apa anda mengirim sesuatu ke suatu tempat? Tiap Detensi anda meminta kami membantu anda mengepak, apa anda akan pergi ke suatu tempat?" Renee tersenyum mendengar ucapan siswinya itu. Ia mengeluarkan Underswordnya, yang bagaimana bisa, berada di pinggangnya.

"Ya, aku akan pergi ke suatu tempat, dan entah kapan kembali, tidak pasti. Dan aku ingin kamu, Diana, menjaga Undersword." Diana menatap pedang itu kagum, pedang yang katanya menjadi satu-satunya senjata yang bisa menyeret korbannya ke Underland.

"Wow... Madame... ini adalah sebuah kehormatan..." bisiknya, memegangi Undersword dan ukiran-ukirannya. Ia bisa melihat beberapa tulisan di atasnya.

"Undersword sangat lah langka, hanya ada sedikit di muka bumi, mereka ditempa oleh Grevori sendiri, sang penjaga Underland. Aku tidak akan membutuhkannya dalam waktu dekat, mungkin penjagamu akan memerlukannya suatu hari, kau akan melihatnya." Diana mengangguk dan mengeluarkan pedangnya dari sarung. Besinya berkilauan di bawah matahari. Saat puas memperhatikannya, Diana memandangi gurunya.

"Jika kau akan pergi, bagaimana aku akan melatih kristalnya?" tanyanya pelan, membuat Renee tersenyum, dan mengeluarkan suaranya.

"Akan ada yang melatihmu, aku akan berjanji padamu itu, hal yang harus kau lakukan hanya menunggu sebentar." Diana mengangguk, sebelum maju dan memeluk gurunya itu, mengagetkan Levioska.

"Terima kasih," bisik gadis itu pelan, membuat Renee menyunggingkan sebuah senyuman, dan membalas pelukan siswinya.

~=~

"Whenever you're ready, Kongo," bisik wanita itu pada langit biru, merasakan keberadaan dua Fantasma kesayangannya. Saat rasa sakit itu muncul di dadanya, ia tak berteriak, membiarkan rasa sakit itu menyeretnya ke dimensi lain. Tubuhnya pun hilang, berubah menjadi partikel-partikel kecil, yang membawanya menuju dunia lain, dunia Fantasma.

THE END

YUP. INI SELESAI

BERTERIMAKASIH KEPADA HANA YANG BERANI MENULIS CERITA SAAT UN MENDEKATI DAN BERANI MENJADI FANGIRL HARPOT DI SAAT YANG SAMA.

LOVE RAIHANA KS. AKA SNOW

APDET TERAKHIR. SUNDAY 2 DESEMBER 2018.

The Immortality CrystalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang