Astaga! Astaga! Astaga!
Untuk pertama kalinya, Melodi merasa bahwa tidak ada yang lebih buruk lagi selain melihat wajah tak bersahabat milik Pak Hadi yang sedang menatapnya ini. Jujur, bahkan jigsaw akan terlihat lebih menarik jika dibandingkan dengan Pak Hadi. Selain guru Fisika, pria berkepala empat itu juga menjabat sebagai wakasek kesiswaan.
Dan tentu saja, melihat beliau memukul dan memberi hukuman kepada anak-anak yang sering membuat masalah bukan hal yang baru lagi. Well, kesimpulan yang dapat diambil adalah jikalau berhadapan dengan Pak Hadi itu bagaikan sebuah bencana besar. Sialnya, Melodi harus menghadapi bencana tersebut.
"Saya tidak menerima alasan jenis apapun." Suara datar Pak Hadi membuat Melodi yang hendak membuka mulut dengan segera merapatkan kedua bibirnya. "Mengepel lantai toilet atau berdiri di bawah tiang bendera sampai istirahat?" tanya Pak Hadi langsung tanpa berbasa-basi seperti para guru umumnya.
"Berdiri di bawah tiang bendera sampai istirahat."
Percayalah, siapapun akan memilih berdiri di bawah tiang bendera dari pada harus membersihkan lantai toilet, kecuali mereka yang mencintai kulit mereka atau memang mempunyai penyakit. Toilet sekolah memang tidak terlalu kotor, namun banyaknya toilet tersebut membuatnya lebih memilih opsi kedua.
"Bagus, ayo ke sana dan laksanakan hukumanmu dengan seharusnya, jangan coba-coba istirahat atau saya tambahkan hukumannya."
Melodi melangkahkan kaki ke luar diiringi tatapan mengasihani dari teman-temannya. Gadis itu menghembuskan napas gusar, nyebelin banget coba.
Dengan lesu ia berjalan ke arah tiang bendera. Ia menggerutu kesal begitu mendapati beberapa kelas yang berada di seberang sana tidak belajar dan membuat sebagian penghuni kelasnya duduk di depan kelas masing-masing sambil mengobrol.
"Dihukum lo?" teriakan itu membuat Melodi menolehkan kepala ke kiri.
Di sana, Bintang teman sekaligus kakak kelas Melodi saat SMP, berdiri sambil berkacak pinggang. Walaupun terlihat biasa saja, tapi di dalam hati Melodi mengutuk cowok itu. Mau tahu bagian mana dari teriakan Bintang yang membuat dia kesal? karena suara cowok itu menarik perhatian beberapa murid yang awalnya tidak melihatnya sekarang jadi menatapnya dengan penasaran.
"Yes!"
Kemudian Melodi melaksanakan hukumannya. Berdiri tegak di samping tiang bendera, tanpa hormat, namun tak boleh ada gerakan sedikitpun. Lengkap sudah penderitaan Melodi hari ini begitu menyadari bahwa posisinya sekarang berhadapan langsung dengan kelasnya.
***
Melodi menjatuhkan badannya ke atas brankar dengan cukup keras. Gadis itu merenggangkan otot-otot badannya, lalu kembali membiarkan tubuhnya terlentang tak bertenaga di atas brankar.
Ini adalah hukuman terberat yang pernah ia jalani selama bersekolah di sini.
"Lo sih pake acara nggak bawa catatan segala, udah tahu Pak Hadi nggak ngasih toleransi apapun kalau perlengkapan belajar nggak lengkap saat jamnya." Arlita, atau sering di panggil Lita menjatuhkan badannya dengan pelan ke atas kursi yang berada di samping brankar.
Melodi memutar bola mata. "Gue lupa. Toh siapa tahu kalau gue bakal lupa dan gak nyadar akan hal itu."
"Makanya dari malam itu udah siapin perlengkapan untuk besok."
![](https://img.wattpad.com/cover/105842543-288-k381958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Somebody Else
Teen FictionSLOW UPDATE Awalnya, Melodi hanya sekedar menyukai Chandra. Tidak ada sedikit pun harapan pada gadis itu untuk Chandra. Ya itu awalnya, sebelum Chandra menyadari perasaan Melodi dan mendekati gadis itu. Semua berjalan normal, setelah dengan nekat co...