Pertemuan •Mingyu•

967 94 16
                                    

Menjadi anak dengan kemampuan otak dibawah rata-rata tentunya bukanlah kemauanku. Aku juga tidak mengerti, orang tua beserta kakakku kurasa cukup pintar. Sedangkan aku? Ah—aku tidak ingin merendahkan diriku sendiri, sebenarnya. Tapi faktanya, aku selalu malas menyentuh buku (menyentuhnya pun aku malas, apalagi harus membacanya?), malas sekolah, malas mengerjakan tugas. Aku malas harus melakukan sesuatu yang benar-benar bukan kesukaanku.

Aku Kim Mingyu, penyuka dunia yang bebas. Hmm..bukan bebas dalam artian buruk. Maksudku, aku menyukai alam bebas.

Aku menyukai alam karena itu dapat menyegarkan pikiranku. Dibandingkan dengan membaca buku, aku lebih suka membaca peta saat aku naik gunung, agar tidak tersesat.

Keren, bukan?

Tapi tetap saja, bagi orang tuaku, hal itu justru membuang-buang waktu dan membuatku semakin bodoh.

"Ibu, aku ingin berangkat ke Jepang minggu depan" ucapku sambil mengaduk-aduk pasta yang ada didepanku.

"Untuk apa? Sekolahmu bagaimana?"

"Aku ingin mendaki gunung Fuji"

Ibu menghela napasnya berat. Respon itu sudah biasa aku terima jika aku meminta izin untuk melakukan pendakian. 

"Ibu mohon untuk sekali ini saja, fokuslah pada sekolahmu, Mingyu" ucap beliau kemudian.

"Tapi ibu tau sendiri, Mingyu malas sekolah dan—"

"Ibu mohon, sekali ini menurutlah pada Ibu. Ibu hanya ingin kau sukses, kau satu satunya anak lelaki kebanggaan Ibu"

Aku termenung sejenak, mata Ibu terlihat berkaca-kaca. Baru kali ini beliau menangis karena hal seperti ini, biasanya beliau mengomel dan berujung dengan aku berangkat diam-diam bersama teman-temanku.

"Baiklah, Bu"

Sesaat kemudian, Ibu tersenyum dan mengusap lembut kepalaku.

--

Aku mendudukkan tubuhku di kursi yang telah kosong selama beberapa hari ini. Membolos berapa hari membuatku merasa asing dengan suasana kelas yang menurutku semakin membosankan saja. Sahabatku yang sekelas denganku  tidak datang, kurasa mereka masih membolos karena hari ini mereka ke Jepang untuk pendakian ke gunung Fuji. Ah—seharusnya aku ada bersama mereka. Tapi sudahlah, aku bisa kesana lain kali seorang diri.

Aku menelungkupkan kepalaku di atas meja, baru saja aku akan memejamkan mata, seisi kelas yang berisik seketika hening karena ada seorang guru yang masuk kelas.

Aku mengangkat kepalaku, mencoba melihat wajah sang guru yang terlihat masih asing bagiku.

"Hey, itu siapa?" tanyaku pada Chan, teman yang duduk didepanku.

"Sstt, diam. Namanya Jeon Wonwoo. Dia guru baru, mengajar Fisika. Kau terlalu lama membolos jadi tidak tau kan, ckck" jawabnya sambil berbisik.

"Lee Chan, bisa kau berhenti mengobrol dengan orang dibelakangmu?" ucap suara berat itu. Itu suara si guru baru.

"Mingyu bertanya padaku siapa—hmmp" jawab Chan polos, dengan cepat mulutnya kututup dengan tangan kananku.

"Oh, kau Kim Mingyu? Si raja bolos?" tanya guru baru itu dengan ekspresi dingin dan suara beratnya. Wajar jika teman-temanku terlihat ketakutan. Sepertinya, dia seorang guru killer.

"Iya, ssaem"

"Sepulang sekolah nanti temui wali kelasmu diruang guru"

"Baik, ssaem. Omong-omong, ssaem cantik" ucapku sambil menatap Wonwoo ssaem dengan genit. Tapi sumpah! Dia cantik sekali. Sekalipun aku tau kalau ia adalah seorang laki-laki.

"Setelah menemui wali kelasmu, temui saya" ucap Wonwoo ssaem sambil menahan amarahnya. Hal itu terlihat sekali dari wajahnya yang tampak seperti bom yang siap meledak.

Aku hanya tersenyum, lalu mengacungkan jempolku.

"Baik, ssaem!"

Chan lalu menolehkan kepalanya, mengarah padaku.

"Kau gila? Mau dimarahi malah senang begitu"

Aku hanya mengedikkan bahu sambil tersenyum.

Ah, sepertinya selain mencintai alam, aku juga akan belajar mencintai ciptaan Tuhan bernama Jeon Wonwoo ini.

--

Halo. Jadi rencananya aku mau bikin ff baru setelah poltergeist selesai. Tapi tadi tiba-tiba ide ngalir dan aku mikir aku mau nulis ff oneshoot aja wkwk tapi setelah dipikir2 lagi, ff ini gajadi aku bikin oneshoot dannnnnnnn ff baru nya gajadi dibuat setelah poltergeist selesai tapi aku buat sekarangg:"))) semoga kalian suka. Itu aja hihi >< vomment nya makasyi😘

Fate ; meanie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang