°°°
Aku bergegas menuju mobil. Setelah mengangguk cukup cepat kepada Jun Myeon, atas pesan yang disampaikannya padaku, lalu menutup pintu dari Kediaman baruku, tempat para anggota dari TCoPolaroidInstax, atau bisakah aku hanya menyebutnya TCoPI lebih singkatnya.
Masih beberapa langkah kakiku berjalan. Entah aku yang tidak fokus pada jalanan karena sibuk mencari kunci mobil, atau karena alasan lain, aku tidak tau pasti.
Tapi yang jelas, aku cukup terkejut hingga akhirnya terjatuh ke belakang karena entah menabrak atau ditabrak seseorang.
"Aduhh..."
Seseorang di depanku terdengar mengaduh kesakitan dengan pelan, meski kenyataannya aku mampu mendengarnya. Dan hal inilah yang membuatku memiliki kepercayaan, bahwa aku lah yang salah karena tidak fokus pada trotoar pejalan kaki yang berlalu lintas hingga menabrak seseorang.
Aku menatapnya, wajahnya memang tidak terlihat karena tertutup oleh sebagian rambut panjang yang dibiarkannya terurai. Tapi di detik berikutnya, dia mendongak ke atas hingga menyebabkan sebagian rambut yang menutupi wajahnya terjatuh ke belakang bahunya.
Dengan gerakan cepat dia memunguti beberapa potongan kertas yang melayang diterbangkan angin pelan dan menunduk untuk memunguti pula beberapa yang tersebar di sekitarnya. Membuat rambutnya kembali pada posisi awal yang menutupi sebagian wajahnya, lagi. Tapi gerakannya cukup membuatku tersadar untuk membantunya, tidak hanya menatapnya.
Aku mengambil beberapa potongan kertas di sekitarku, dan tertegun sejenak menyadari bahwa kertas itu bukanlah kertas biasa, melainkan kertas film yang masih kosong. Namun, aku dengan segera mengumpulkannya. Mencoba memperbaiki kesalahanku. Lalu berdiri dengan cepat mengikuti gadis ini.
Tanganku menyerahkan apa yang dikumpulkannya pada gadis di depanku ini. Dan dia menerimanya dengan kepala yang tertunduk, seolah mempertahankan rambut panjangnya yang menutupi sebagian wajahnya agar tetap seperti itu. Dan aku tidak tau alasannya, dan tidak perlu mempertanyakannya.
"Maaf membuatmu terjatuh. Aku sedang tidak fokus pada jalanan."
Dia hanya mengangguk ringan. Dan berikutnya, dia mulai mendongak menatapku, membuat sebelah matanya yang tidak tertutup terlihat begitu menenangkan beradu dalam sepersekian detik dengan kedua mataku.
Matanya mengarah ke bawah, dan aku tetap menatapnya, badannya membungkuk seolah memberi salam, namun kenyataannya dia justru mengambil sesuatu kemudian menyerahkannya ke arahku. Membuat mataku mengikuti tangannya, dan terlihat sebuah kunci yang tergantung di telunjuknya. Cukup menyadarkanku bahwa itu adalah kunci mobilku yang memang terlempar saat aku terjatuh sebelumnya.
Aku segera mengambilnya, dan mengucapkan terimakasih padanya. Dia hanya menjawabnya dengan anggukan pelan dan sunggingan senyum yang tidak berlebihan. Lalu dia kembali melangkah berlalu begitu saja melewati aku. Mungkin dia sedang buru-buru dan dikejar waktu.
Aku tersadar dari lamunanku. Aku juga tengah dikejar waktu, menyadari ibu mungkin telah menungguku di rumah. Aku masih ingat, bahwa aku mengatakan padanya untuk tidak akan melewati batasanku, tapi bahkan, saat ini batasanku sudah berakhir.
*
Dua jam berlalu. Aku masih saja terfokus pada jalanan yang semakin merenggang dari kepadatan para penggunanya. Lampu-lampu jalanan dan toko mulai dinyalakan guna menghiasi keberadaan suasana malam.
Aku kembali berpikir, betapa menyenangkannya berada diantara anggota TCoPI. Keluarga yang sempurna dengan keadaan rumah yang nyaman dan saudara yang menyenangkan. Tentu saja, mereka hidup seperti saudara bukan? Itu cukup terlihat olehku yang merupakan anggota baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLAROID (Kim Min Seok)
Fanfic"Kau itu seorang pria sederhana. Menangis bukanlah pilihan terbaik dalam masalahmu, kecuali kau merasakan bagaimana itu sakit hati. Kau mungkin hebat dalam banyak hal, tapi kau tidak pernah hebat atau bahkan bisa dalam mengatur dan memercayai apa ya...