CH. 14 - The Memory

102 12 3
                                    

Jagiya, I Give u my Love..
=====Ch. 14=====

Cuit cuit...

Burung menyanyi dipagi hari yang cerah.

Secerah wajah kedua pasang anak manusia yang terlelap.

Tangan si pemuda memeluk erat si gadis.

Si gadis terlelap damai dalam dada sang pemuda.

Dok dok dok

"Jun... Putri....  Bangun...  Sarapan dulu, eh lho kok dikunci? Jun.. Jun! Putri!" Suara Tante Elvin menggema diluar pintu kamar Jun dan Putri. Suara itu Terasa kecil dari dalam kamar karena kamar Jun dan Putri memang di desain untuk ruangan kedap suara.

"Ngh.. " Putri melenguh dan mencoba menggerakan sekujur badannya yang terasa berat.

" Ssshh.. Biarkan saja. Kembali tidur sayang.. " Lirihan Jun terdengar begitu parau dan memanjakan telinga Putri yang merasa ini adalah mimpi terindahnya, seperti buaian, iapun kembali menyamankan posisi tidurnya, menelusupkan tangannya, berganti memeluk erat lelaki dihadapannya.

Dok dok dok

" Hei!! Kalau gak dibuka, Tante dobrak nih pintu! " Jeritan Tante Elvin kembali menggema diluar, gedoran di pintu tak bisa diredam oleh rancangan arsitek ternama yang di pakai jasanya oleh Jun untuk merancang kamarnya ini sedemikian rupa sehingga tidak dapat mengganggu kenyamanan orang yang tinggal di dalam, maupun tak dapat didengar oleh orang luar, apapun yang dilakukan oleh orang didalam kamar.

Jun mendengus kesal, dan perlahan ia melepaskan Putri yang masih terlelap dari dirinya, dan dengan mata yang masih setengah terbuka, ia berjalan kearah pintu dan membuka kuncinya.

"Juun! " Jeritan Tante Elvin memelan seiring pintu yang kembali ditutup oleh Jun.

" Tante apaan sih, orang lagi tidur kok malah diteriakin. " Jun menguap dan mengerjapkan mata kecilnya agar bisa terbuka lebih lebar.

" Jun! Kalian memang sudah bertunangan! Tapi Putri ini masih sekolah Jun.. Kamu ya kalo mau apa-apain Putri tunggu dia lulus dulu dong Jun.. " Omelan Tante Elvin memelan seiring dengan pandangan mengintimidasi dari Jun.

Menunduk.

Tante Elvin menghela nafas berat.

'Kenapa anak semuda ini, auranya terasa mencekam sekali?' Batin Tante Elvin menautkan alisnya terheran.

Ya.

Aura seorang Tsukasa.

Tak ada yang bisa menandingi.

" Tante, dia udah jadi tunangan aku. Kehidupannya, udah jadi milik aku. Tinggal tunggu beberapa minggu lagi sampai dia lulus. Papa uda kepingin cepet-cepet nimang cucu. Dan Tante yang teriak-teriak ini, mengganggu prosesnya. " ucapan ngaco Jun tertutupi dengan aura mengintimidasinya.

Benar-benar.

Tante Elvin hanya bisa membuka tutup mulutnya menghadapi Jun.

Menghela napas panjang. Tante Elvin menyerah.

" Setidaknya makan dulu.. Tante sudah pesan delivery.. " kembali menunduk,  memutar badan, dan berlalu, adalah satu-satunya hal yang bisa dilakukan Tante Elvin.

Ya memang Putri sudah menjadi milik Jun.

Segala keperluannya selama sekolah, semua sudah menjadi tanggungan Jun.

Biaya sekolah, biaya hidup, uang jajan segala akomodasi, selama hampir 3 tahun ini, semua menjadi urusan Jun.

Bukan tanpa perlawanan, keluarga Putri, terutama Ed, menolak uang Jun. Tapi apa daya, pengaruh seorang Tsukasa, tidak main-main. Dalam jentikan jaripun, usaha yang dibangun Papy Putri selama ini, bisa runtuh dalam sekejap, jika Jun mau.

Jagiya, I Give u my Love..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang