Ch. 8 # pair of heart #

2.8K 53 38
                                    

so sorry untuk update terlalu lama,

Ditengah semua kekacauan otakku, tak kusangka aku bisa upload Chapter 8 ini..

Fiuuuhh, semoga perut kalian ga akan kenapa-napa saat baca Ch. 08 ini..

Ok, Happy reading all

Ps: mian untuk yang lagi Puasa.. :'D

Jagiya, I Give u my Love..

====Ch. 08====

"tidak! aku tidak mau!" jeritan ketakutan Putri terdengar, Jun memandang miris pada gulungan selimut itu.

Ternyata ide Putri tadi yang membuat Jun berlari memanggil dokter, berakhir naas bagi dirinya sendiri.

"tidak akan sakit Putri..

sama sekali tidak akan terasa sakit.." bujuk seorang dokter dengan sebuah benda ditangannya.

"tidak! pokoknya aku tidak mau! berikan saja aku pil atau tablet, atau kapsul atau apapun itu, sebesar apapun ukurannya akan kutelan! asal jangan kau tusukkan benda itu ke dalam kulitku Dokter.." Mohon Putri dari balik selimutnya..

Seluruh Tubuhnya telah tertutup selimut tebal dari ujung kepala sampai ujung kakinya.

"tidak apa Putri..

bahumu sakit kan?

ini untuk menghilangkan rasa sakit di bahumu itu.." rayu sang Dokter wanita itu dengan lembutnya.

"tidak!

aku tidak mau dokter..

kumohon.." akhirnya Putri memunculkan kepalanya dari dalam selimut. Tapi hanya kepalanya saja.

"ini tidak akan sakit Putri..

tidak perlu takut..

disuntik itu tidak menakutkan kok.." ya Dokter ini sedang membujuk Putri agar Putri mau disuntik obat peringan rasa sakit.

Bahu Putri sekarang memang sangat berdenyut, sakitnya sangat terasa.

Tapi ia tetap kekeh menolak untuk disuntik.

"Dokter..

pil saja, atau kapsul?

adakah dalam bentuk tablet?" Putri mencoba mencari jalan lain selain disuntik.

"tapi Putri..

kalau dalam bentuk tablet, efeknya akan kurang..

Kau masih tetap akan merasakan sakitnya.." nasihat sang dokter.

Lalu Putri beralih ke Jun yang sedari tadi diam saja.

"oppa..

aku tidak mau disuntik..

aku tidak bisa disuntik..

kumohon.." ujar Putri dengan puppy eyesnya, Lalu setelah menghela napas panjang, Jun akhirnya angkat bicara.

"tapi itu untukmu juga jagiya..

bahumu sakit kan?

itu supaya sakit dibahumu menghilang.." ujar Jun lembut sambil membelai pipi Putri.

"Tapi aku tidak bisa disuntik Oppa..

aku takut.."

"apa yang kau takutkan?" tanya Dokter.

Putri menggelengkan kepalanya pelan, bahunya semakin terasa berdenyut.

Ia mengernyitkan dahi, menahan sakitnya.

Jagiya, I Give u my Love..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang