•2

103 29 3
                                    

Belong to : koraians
Translated : stripcloud.


"Selamat pagi, appa." Sapaku pada ayah dengan diiringi sebuah senyuman dan duduk di kursi dimana biasanya aku duduk.

"Selamat pagi, my little munchkin." Ucap ayah, membalik lembaran koran yang sedang di bacanya.

Ibu juga menyapaku dengan selamat pagi dan aku menyapanya balik dan menolongnya meletakkan pancake dan omelette yang di masaknya. Dia selalu memasak pancake dan omelette karena aku menyukai pancake dan ayah menyukai omelette. Sebenarnya ibu tau jika kami tidak masalah dengan sarapan apa saja tapi dia bilang lebih baik memiliki lebih dari satu hidangan di atas meja.

"Kami akan lebih sering mengunjungi bibi Kim sekarang." Ucap ayah meletakkan korannya ke bawah sementara ibu duduk untuk sarapan bersama kami. Aku dengan cepat berfikir akan Mingyu dan aku tidak bisa menahan senyumanku. Yes, aku bisa melihat Mingyu lebih sering daripada biasanya.

"Wae?" Tanyaku, mencoba untuk bereaksi normal ketika sisi lain di dalam diriku kegirangan.

"Karena Mingyu akan menikah!" Ucap ayah dengan riang. Saat mendengarnya, aku segera dan tidak sengaja tersedak makanan yang sedang ku makan.

"Ya, gwaenchana?" Ibu memberikanku segelas air dan aku segera mengambilnya, menelan air saat aku berusaha menenangkan diriku.

"Jinja?" Aku hampir berteriak dan ayahku terkekeh melihat reaksiku.

"Ya, apa kau masih tetap menyukainya? Aigo, anakku." Ayah menggelengkan kepalanya.

"Appa! Aku tidak menyukainya lagi! Itu h-hanya,"

"Kami akan membangu bibi Kim untuk mengatur harinya, dan mempersiapkan semua hal untuk pernikahannya." Ucap ibu, mengelus punggungku.

"Secepat itu? Maksudku, itu bagus!" Aku tersenyum, aku mencoba dengan keras menyembunyikan sakit hati yang aku rasakan.

Setelah sarapan, aku menutup dan mengunci pintu di belakangku. Aku segera jatuh ke bawah, memeluk lututku dan mulai menangis.

Aku tidak tau perasaan apa ini, aku merasa mati tapi aku juga merasa sakit. Rasanya seperti seseorang menusuk hatiku. Kenapa dia harus menikah sekarang? Aku belum siap dengan kenyataan yang tepat berada di depan wajahku. Lebih tepatnya, aku belum siap kehilangannya.

Aku sangat ingin dia menungguku tumbuh dewasa jadi kami bisa saling menyukai satu sama lain ketika kami dewasa suatu saat nanti. Itu hanya selalu akan menjadi daftar keinginanku. Aku tebak itu tidak akan pernah terjadi.

"Hana-ya, bersiaplah. Kita akan pergi bertemu Mingyu dan gadisnya." Ibu mengetuk pintuku.

Gadisnya?

Mingyu memanggilku gadisnya ketika kami masih kecil. Itu hanya karena aku yang selalu cemburu ketika melihat dia berbicara atau pergi dengan gadis lain di taman bermain dan dia akan meyakinkanku bahwa aku adalah satu-satunya gadisnya.

Aku menghela nafasku dan menyeka semua air mata yang terlihat tidak akan berhenti. Aku mengambil kaos dan memadukannya ke dalam rok skater dengan pinggiran hitam. 

Sekarang, aku pergi. Aku akan pergi bertemu dengan istri masa depan cinta pertamaku.

--

Ibu memasuki cafe dimana kami berbanji bertemu dengan bibi Kim dan keluarganya. Dia berjalan untuk memeluk bibi Kim. Ayahku pergi ke depan dan aku merasa sangat gugup. Aku tidak tau aku bisa untuk menghadapai ini atau tidak. Aku sedang tidak di diri normalku. Aku terus bergerak dan berdebat dengan diriku tentang apa yang harus aku lakukan, mencoba bertingkah normal atau berlari pergi.

His girl ✿ BahasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang