•10

71 11 4
                                    

Belongs to: koraians
Translate: Stripcloud


"Wonwoo-ah!" Aku berlari ke arahnya ketika aku melihatnya berjalan di lorong. Dia berbalik dan aku tersenyum.

"Kau lebih awal hari ini. Beritahu aku, apa yang mengganggumu untuk bangun hari ini?"

"percaya atau tidak..." Mulaiku.

"Aku bangun sendiri! Aku ingin tidur tapi aku mencoba yang terbaik untuk bangun dan aku melakukannya. Kau bangga padaku?" Aku bertepuk tangan, bersorak untuk diriku sendiri.

"Jinja? Itu hebat! Aku bangga padamu." Dia menepuk kepalaku.

"Kau kosong malam ini?" Tanyanya dan aku menganggukkan kepalaku.

"Hari ini adalah hari ulang tahun Seungcheol. Kita akan membuat kejutan kecil untuknya." Ucapku dan dia memberiku ekspresi itu-ide-yang-bagus.

"Mari kita jalan-jalan malam ini. Aku, kau dan Seungcheol."

"Okay, aku masuk!" Aku terkekeh dan dia tersenyum, meraih tanganku.

"Haruskah kita menunggu di taman dekat sini?"

"Hanya aku dan kau?"

"Wae? Apa kau pikir aku akan melakukan sesuatu padamu?" Dia menyeringai dan aku memutar mataku. Baik aku bisa lihat permainan di mulai.

"Aniyo." Aku menyeringai kembali, mencoba untuk tetap percaya diri. Rasa percaya diriku yang biasanya tinggi ketika sedang tidak bersama Wonwoo atau Seungcheol, tapi dengan hal ini, sulit bagiku untuk tetap percaya diri.

Itu semua mendadak. Wonwoo yang mendorongku ke loker dan menjebakku di antara lengannya. Wajahnya dekat denganku dan aku meneguk, gelisah. Dia menyeringai melihatku.

Tidak, tidak. Dia hanya bercanda aku tidak bisa kehilangan permainan ini.

"Kita adalah satu-satunya di sini. Haruskah aku melakukan itu?" dia menyeringai.

"Ayo." Aku menyeringai yang membuatnya melebarkan matanya. Dia membersihkan lehernya yang tanpa di duga bergerak maju.

Sial sial sial tidak.

Dia berhenti. Hidung kami bertemu dan bibir kami berjarak seinci satu sama lain.

Baiklah situasi apa ini.

"Fine! Kau menang!" Aku mengerang frustrasi dan pergi sedikit menjauh darinya.

"Aku tahu itu akan membuatku menang." Dia mengedipkan matanya dan aku mendorongnya menjauh.

"Kau harus menyesalinya. Aku adalah seorang pencium yang hebat, oke?" Dia menyeringai untuk dirinya sendiri.

"Seolah-olah kau telah mencium seseorang." Aku tertawa. dia tersenyum dan meraih tanganku ke arah nya.

"Mari kita pergi."

Ini tidak canggung setelah itu. Kita hanya terus menggoda satu sama lain. Ia selalu menang ketika bagian permainan seperti ini.

His girl ✿ BahasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang