Seluruh lantai dansa bersinar dengan sinar laser merah dan hijau yang keluar dari lampu yang berputar di langit-langit. Hari ini Jumat malam dan klub penuh sesak dengan orang-orang yang menari dan melompat mengikuti musik yang DJ mainkan. Mereka mengingatkanku pada penguin yang meringkuk dalam kedinginan, hanya saja mereka sedang menggila.
"Apa yang salah denganmu?"
Christie berteriak di telingaku, memberi pukulan ramah ke lenganku.Aku meliriknya dengan malas lalu kembali meneguk alkoholku, ini alkohol keduaku malam ini. Aku tidak mengerti kenapa aku tiba-tiba kuat minum minuman ini, aku benci alkohol. Hanya saja malam ini aku benar-benar ingin meneguknya.
Aku menatap Christie yang sedang asik bergelayut manja kepada Josh yang sedang berkumpul dengan teman-temannya. Aku hanya menggelengkan kepalaku. Aku merasa stres. Lalu meneguk minumanku sekali lagi.
Michael salah satu teman Josh
berbisik di telingaku, "Mau berdansa?" Aku menatap Christie yang mengedipkan mata padaku sebelum kembali mengalihkan perhatiannya kepada Josh. Aku kembali melirik Michael dan mencoba yang terbaik untuk memberinya senyum menggoda lalu menjawab,"Tentu."
Michael meraih tanganku lalu berjalan menuju lantai dansa.
Salah satu tangannya melilit pinggangku dan dia menggunakan yang satunya
untuk menempatkan kedua tanganku di bahunya. Aku agak ragu saat tanganku menempel di lehernya.
Tapi mengingat aku sedang stres sekarang dan membutuhkan hiburan aku mengeratkan peganganku.'Lepaskan saja' kataku dalam hati.
Aku menarik napas panjang dan memejamkan mata . Membuka mataku, aku tersenyum padanya dan mulai menggoyangkan pinggulku mengikuti ritme musik yang berdentam-dentam.
Ekspresi terkejut melintas di wajah Michael sebelum dia mulai berdansa denganku, dia berusaha mengimbangi goyanganku. Aku Memindahkan pinggulku dengan gerakan melingkar dan berbalik saat musik semakin menggila. Michael memegangi pinggangku dan mengencangkan cengkeramannya saat aku perlahan mulai menggoyangkan pinggulku semakin kencang, aku memberinya tatapan seksi dan dibalas dengan kedipan mata olehnya.
Setelah beberapa menit, aku mulai merasakan tonjolan di celana jinsnya yang membuatnya mendesis di telingaku.
"Persetan." Dia bersumpah. "Aku .. Uh ... perlu ke kamar mandi."
Dia berkata di telingaku sedikit terengah-engah. Aku tertawa terbahak-bahak sebelum berbalik dan mengangguk. Dia menggaruk lehernya, wajahnya memerah.
"Aku akan segera kembali." Dia berkata dan meninggalkanku sendirian di lantai dansa.
Aku mulai masuk ke dalam kerumunan dan mulai menari menggerakkan pinggulku dengan gaya menggoda. Aku benar-benar mendapat beberapa tatapan dari para pria dan itu semakin membuaku semangat menggoda mereka dengan gerakanku.
Aku begitu tenggelam mengikuti musik, saat aku merasakan lengan yang kuat membungkus pinggangku dan menarikku kearahnya, punggungku langsung dihadapkan dengan dada yang keras membuatku menyeringai.
Tidak peduli dengan siapa yang memegang pinggangku, aku terus menari dengan sexy. Pria itu menggeser jari-jarinya ke lenganku membuat diriku merinding atas perlakuannya.
Dia mulai mencium leherku dengan bibir terbuka secara perlahan. Membuatku Menutup mataku merasakan sensasinya, aku melengkungkan leherku ke satu sisi saat dia terus menciumi tulang selangkaku dengan lembut dan sesekali mengisap kulitku dengan lembut.
Aku tersentak sebagai responku lalu Sambil mengerakan punggungku sedikit, aku menggigit keras bibirku untuk menahan erangan yang mengancam untuk keluar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me
RomansEmily Osment sudah pernah merasakan yang namanya sakit hati selama hidupnya. Itu terjadi ketika dia baru saja masuk perguruan tinggi. Dia memergoki kekasihnya sedang asik berhubungan bercinta di tempat tinggal kekasihnya. Tujuannya ialah ingin membe...