2 - [Azka]

618 76 70
                                    

"Bunda, Azka berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Laki-laki yang mempunyai tubuh jangkung tersebut perlahan mencium dahi milik bundanya. Lalu, ia beranjak pergi meninggalkan wanita yang tengah tertidur pulas tersebut.

Seperti biasanya, Azka selalu berangkat ke sekolah menggunakan motor kesayangannya yang sudah selama tiga tahun terakhir menemaninya. Meskipun di rumahnya ada mobil, tetapi Azka lebih memilih menggunakan motor. Bukan karena ia tidak bisa mengendarai mobil, tetapi menurutnya jika naik motor ke sekolah akan mempersingkat waktu perjalanannya dan menghindari macet. Dan Azka tidak menyukai kemacetan.

Sesampainya di sekolah, Azka langsung memarkirkan motornya dan berjalan memasuki kelasnya.

"Eh, Pak Ustadz tumben dateng jam segini. Ceramah dulu ya Pak?" goda Ali saat mengetahui Azka baru saja datang.

"Halo teman-teman, cowok ganteng dateng!" sapa Bagas yang tiba-tiba saja muncul dari arah pintu kelas.

"Biasain Assalamualaikum Gas."

Azka yang memang sudah sering memperingatkan teman-temannya ini untuk membiasakan salam terlebih dahulu. Bukan karena Azka sok alim atau sok pintar, tapi memang kenyataannya seperti itu. Azka adalah tipe laki-laki idaman. Bagaimana tidak? Azka pintar, rajin, sholeh, tampan. Apalagi disaat Azka mengambil air wudhu, ketampanannya bertambah dua kali lipat. Semua perempuan di sekolah ini pasti setuju dengan pernyataan tersebut.

"Eh, iya maaf Pak Bos. Biasa, Bagas suka lupa." Laki-laki yang sudah menjadi sahabat Azka selama sekolah disini itu menyengir sambil mengangkat tangan kanannya membentuk huruf V.

"Kok hari ini lo beda banget sih, Ka?" kali ini giliran Ali yang bertanya pada Azka.

"Beda gimana? Tambah ganteng ya?" tanya Azka sambil merapikan rambutnya yang memang sedang berantakan tersebut sambil menatap kedua sahabatnya dan menunjukkan senyum manis miliknya. Azka memang tidak mempunyai lesung pipi, walaupun begitu ia akan tetap dan selalu manis.

"Masya Allah, Azkaaaa!"

"Mas Azka aku padamu...."

Sontak hal tersebut membuat para wanita di kelas Azka berteriak heboh karena perilakunya. Sudah banyak yang mencoba mendekati Azka dengan berbagai cara, namun Azka tidak menganggapinya terlalu serius. Karena...
Azka merasa belum yakin.

"Yaelah masih pagi juga udah pada keluar tuh fans lo, Ka."

"Jadi lo enak banget ya, Ka. Cuma rapihin rambut aja udah ada yang teriak-teriak 'Mas Azka aku padamu...,' gitu," ucap Bagas sembari menirukan gaya anak perempuan yang biasanya meneriaki Azka.

"Dilarang iri ya teman-teman."

***

Aku, Kamu, dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang