Perjodohan.

87 5 1
                                    

Seminggu sudah berlalu, aku masih bingung. Aku harus memilih siapa? Dua-duanya sama-sama kucintai,aku nyaman dengan mereka. Apa aku harus cerita ke Wendy? Siapa tau saja dia bisa memberi saran.

Tut tut tut...

"Halo ren,ada apa?" ucap Wendy melalui telepon.

"Aku ingin bercerita kepadamu. Aku butuh saranmu, bisakah kau kerumahku sekarang?"

"Yasudah, aku akan meminta ke supirku untuk mengantarku ke rumahmu."

Ting nong...

Suara bel rumahku berbunyi, itu pasti Wendy. Aku langsung membukakan pintu untuknya.

"Hai wen, makasih udah mau datang."

"Kau temanku, aku akan berusaha untuk selalu ada untukmu." "Jadi.. kau ingin bercerita tentang apa?"

Lalu aku menceritakan semua tentang Suho dan Mister Sehun.

"Haa? mereka mengungkapkan perasaannya kepadamu?"

"Iya...aku sangat bingung, mereka berdua sama-sama kucintai."

"Wahh, aku juga kalau jadimu pasti sangat bingung. Kau sangat beruntung Irene, mereka selain tampan mereka juga mapan dan pintar. Masa depan yang baik."

"Jadi aku harus memilih siapa?"

"Yang akan menjalani hubugan kamu bukan aku. Aku tidak bisa memberi suara kalau seperti ini, aku hanya sedikit saran kalau kau harus memilih siapa yang benar-benar membuatmu rindu jika tidak bertemu dengannya."

"Oh yasudah,terima kasih Wen aku akan memikirkannya."

*****

Ting nong..

"Ibu dan Ayah pulang!!"

"Ibu, Ayah!!!!" aku langsung berlari dan memeluk mereka. Oiyah, mereka seminggu ini keluar kota untuk menyelesaikan suatu pekerjaan penting.

"Kau apa kabar, sayang?"

"Aku baik-baik saja bu. Bagaimana dengan kalian?"

"Kami baik-baik saja. Bahkan kami membawa kabar bahagia untukmu." ujar Ayah.

"Kabar bahagia apa, yah?"

"Nanti malam kau akan mengetahuinya."

Wahh sepertinya Ayah dan Ibu akan memberiku hadiah. Tapi kenapa harus nanti malam? Ahh, mungkin agar menjadi suprise.

18.45 PM.

"Irenee... mandilah dan berpakaian dengan rapih." teriak Ibu dari bawah.

"Iyaa ibu."

Jangan-jangan Ibu dan Ayah akan mengajakku jalan-jalan. Aku sangat senang saat melakukan quality time dengan mereka.

"Ibu, aku sudah siap. Ayo berangkat." ucapku sambil menuruni tangga.

"Kemarilah ren" ucap Ibu dari ruang makan. Aku langsung menghampirinya ke Ruang Makan.

Saat diruang makan, kenapa ada satu laki-laki bersama kedua orang tua? Sepertinya aku tidak mengenal mereka.

"Wahh ini yang bernama Irene? Kau cantik sekali." ujar Ibu-Ibu yang sedang duduk di meja makan.

"Irene beri salam kepada calon mertuamu." ucap Ayah.

Haah? Calon mertua? Maksudnya apa ini. Jangan-jangan aku akan dijodohkan dengan pria itu.

"Ca-calon mertua? Siapa calon mertuaku?"

"Mereka berdua,dan ini calonmu." ujar Ibu sambil menunjuk mereka.

"Apa-apaan ini, Ibu? Aku tidak mau dijodohkan, aku sudah besar. Aku bisa memilih calon sendiri. Lagipula, aku masih kelas 12. Aku harus fokus ke sekolah!!" ucapku dengan nada kesal, lalu berlari keluar rumah.

20.00 PM.

Aku bingung harus kemana. Tapi, setidaknya aku tidak akan dipertemukan dengan mereka. Aku tidak suka dijodohkan. Seperti jaman Siti Nurbayah saja.

Tingg...

Ibu calling..

Aku me-reject telepon dari Ibuku. Saat aku sedang berjalan sendiri, tiba-tiba ada lampu kendaraan dari belakang. Aku langsung membalikkan badanku,  dan ternyata itu lampu dari motor milik Suho.

Aku langsung berlari kearah Suho dan memeluk erat Suho, lalu tiba-tiba saja air mataku mengalir sangat deras.

"Kau kenapa? Siapa yang menyakitimu?" tanya Suho.

"Aaaku kesal dengan orang tuaku." lalu Suho melepaskan pelukkanku dan memegang pundakku sambil menatapku.

"Kenapa dengan orang tuamu Irene?"

"Mereka menjodohkan ku dengan pria yang tidak ku kenal."

"Hah yang benar kau? Lalu bagaimana kau bisa berjalan sendiri disini?"

"Saat tau aku akan dijodohkan, aku langsung berlari keluar rumah, tapi aku tidak tau harus kemana." lalu Suho menghapus air mataku dan memelukku dengan erat.

"Ayoo kita pulang."

"Aku tidak mau Suho. Aku tidak mencintai pria itu."

"Aku akan mengatakan kepada orang tuamu kalau aku yang mencintaimu, bukan pria itu." lalu Suho menarik tanganku dan menaikkanku keatas motor besarnya.

Saat kami sudah sampai dirumahku, Suho langsung memasuki rumahku dan memberi salam kepada orang tuaku. Di ruang makan ternyata masih ada orang yang tadi ingin dijodohkan denganku.

"Malam bu,pak. Kenalkan saya Suho. Saya mau mengatakan bahwa saya mencintai anak kalian, yaitu Irene." jelas Suho yang sedari tadi memegang tanganku denga erat.

Wajah Ayah dan Ibu seketika kaget.

"Kalian sudah berpacaran?" tanya Ibu.

"Sudah bu." jawab Suho yang langsung merangkulku.

"Yasudah kalau gitu. Saya akan pulang. Terima Kasih bu, pak sudah memberi waktu kalian." ucap pria yang tadi ingin dijodohkan denganku.

"Maafkan kami. Kami tidak mengetahui kalau Irene sudah memiliki kekasih." ucap Ibu. Lalu keluarga kecil itu meninggalkan rumahku dengan wajah kecewa.

"Silahkan duduk Suho." ucap Ayah.

"Terima Kasih pak."

"Jadi kalian sudah berpacaran berapa lama?" tanya Ibu.

"Baru-baru ini bu, saya sangat mencintai Irene. Saya tidak mau kehilangannya. Jadi ibu jangan memperjodohkan dia dengan siapapun."

"Yasudah.. jaga Irene baik-baik ya nak. Saya mempercayaimu." ucap Ayah sambil menepuk pundak Suho, dan mereka meninggalkan kami.

"Terima Kasih Suho, kau sudah menyelamatkan ku dari perjodohan ini. Aktingmu sangat bagus tadi."

"Aku tidak ber-akting, aku sangat serius denganmu. Aku mencintaimu, dan aku ingin kau menjadi kekasihku." Suho memelukku. Aku hanya berdiam diri saat ia memelukku. Pelukannya sangat hangat, aku sangat nyaman.

"Aku mau." Suho lalu melepaskan pelukannya.

"Serius?? Kau mau menjadi kekasihku?"

"Iya aku mau."

Lalu aku memeluk Suho kembali.
Dan tiba-tiba saja suho memegang kepalaku dan mencium keningku.

*****

Sebulan sudah aku dan Suho menjalani hubungan. Aku sudah membicarakannya kepada mister Sehun, dan dia sempat marah dan kecewa kepadaku. Tapi keputusanku sudah bulat, aku memilih Suho.

DON'T FORGET TO FOLLOW MY ACCOUNT, AND VOTE THIS STORY. I LOVE Y'ALL. ❤❤

My Favorite TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang