Hari yang cerah menyelimuti kota ku tercinta. Di sinilah aku dibesarkan dan di didik oleh ajumma. Sebenarnya susah juga sih menjalani hidup tanpa kedua orang tua ku. Tapi mau bagaimana lagi itu sudah menjadi takdir yang mau tidak mau harus ku jalani.
Aku bercita cita ingin menjadi manajer di suatu perusahaan besar nantinya. Tapi pada saat usiaku berusia 18 tahun aku sempat berfikir mengapa orang tuaku meninggal ?? Apa penyebabnya ?? Pertanyaan itu terus muncul di pikiranku. Hingga pada suatu ketika aku bertekad ingin mencari tahu apa penyebabnya, tapi aku juga berfikir apa aku bisa mencahi tahunya seorang diri ???
Aku terus berfikir, berfikir, dan berfikir. Hingga aku menemukan suatu jalan keluar, yaitu menjadi seorang Detective. Ya aku yakin jika aku menjadi seorang Detective maka kemungkinan besar aku bisa memecahkan misteri kenapa orang tuaku meninggal.
Sebenarnya ada satu hal yang belum aku ceritakan. Ini juga mengenai orang tuaku. Sebelum orang tuaku meninggal, mereka sempat menghilang selama satu minggu entah kemana. Tapi keesokan harinya saat aku terbangun aku diberi kabar bahwa orang tuaku telah meninggal. Dan yang paling menyedihkan aku tidak diizinkan oleh ajumma untuk melihat orang tuaku untuk yang terakhir kalinya. Aku tidak tahu mengapa ?? Kenapa mereka sekejam ini.
Padahal saat itu aku baru berusia 5 tahun dan hari itu adalah hari yang paling menyedihkan bagiku. Aku tidak bisa melupakan hari dimana kedua orang tuaku meninggalkan ku tanpa ku tahu apa penyebabnya.
"Kim..." teriak ajumma memanggilku
"Ne ajumma, sebentar" aku bergegas turun ke bawah
"Ada apa ajumma?" tanyaku padanya
"Lihat itu !!" sambil menunjukkan jarinya ke televisi
"Apa?? , ajumma memanggilku hanya untuk menyuruhku menonton televisi, ya ampun aku lagi sibuk menyetrika baju. Sudahlah aku pergi dulu" ucapku sambil mendengus kesal
"Hei Kim! Apa kau tidak peduli sama sekali kalau teman satu sekolahmu telah di bunuh??"
"Apa ? ajumma serius ??" Tanyaku dengan serius
"Kau ini. coba kau pikir kenapa ajumma menyuruhmu melihat televisi itu ?" Ucap ajumma kembali bertanya pada ku.
Aku langsung melihat ke arah televisi dan betapa terkejutnya aku melihat salah seorang siswa di sekolah ku dikabarkan telah tewas di bunuh.
"Apa?? Bagaimana ini bisa terjadi? Jelas-jelas tadi di sekolah baik-baik saja tidak terjadi sesuatu" Tanyaku tidak percaya berita itu
"Sudahlah lebih baik kau segera pergi ke sekolah sana untuk mencari tahu kebenarannya"
"Baiklah ajumma aku pergi dulu" Teriakku sambil berlari ke arah pintu keluar
Ada apa ini? Kenapa tiba tiba? Bagaimana jika siswa itu adalah orang yang ku kenal atau dia adalah sahabatku. Plakk . Kenapa aku berpikiran seperti itu?? tapi jika itu benar maka sudah aku putuskan setelah tamat sekolah tahun ini, aku akan berusaha bagaimanapun juga untuk menjadi seorang detective yang bekerja sama dengan pihak FBI untuk mencari siapa yang berani membunuh orang yang tidak bersalah.
Akhirnya aku tiba di sekolah dan ternyata di sini ramai sekali, banyak sekali wartawan yang juga ingin mencari tahu apa yang terjadi. Aku langsung menerobos kerumunan orang orang itu dan ternyata.
"Araaa...." Teriakku memanggil nama sahabatku sendiri. Aku tidak percaya. "Araaa.... siapa yang berani membunuhmu??" Air mataku terus mengalir tanpa hentinya.
DON'T FORGET TO COMMENT AND VOTE
THANK YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective in Love(TAMAT)
Fiksi RemajaMenjadi Detective itu gak mudah. Penuh rintangan, jenius, dan harus kuat dalam menerima segala omelan dari Ketua. Harus ini dan itu, pergi ke TKP yang berbahaya. Taruhan nyawa lah pokoknya. Belum lagi ditambah satu rekan kerja yang menyebalkan. Huh...